Arisan

Kos-kosan yang katanya elit menurut penghuninya, namun masih ada beberapa mulut pedes level iblis yang mengatakan bukan kos elit.

Meski begitu nyatanya ke empatnya yakni penghuni GGS masih betah dan aman-aman saja. Ditambah lagi kini hadir sosok baru penghuni lantai atas yakni keponakan jengAt yang aduhai. Antie namanya gadis belia yang mudah mudahan bisa dibelai tersebut, kini menghuni kamar lantai atas disamping dek Sita.

"Wehhh Podo ngumpul, asek biangeet koyo tanjung kimpul !" seru Dhe nyelonong duduk disamping jengAt.

Melihat kedua penghuni kos elit yang sedang duduk rumpis yakni Jeng Atika serta ponakannya dan juga Dek Sita, Dhe pun memberanikan diri nimbrung bersama duo racun penghuni GGs karena pesona mereka yang mematikan mangsa sekali gigit.

"Mbuh yuuuukk, modyar aku lek ketemu Bu Tedjo. Sido di sawat kotang aku ! (Nggak tahu yuuuuk, mati aku kalau ketemu Bu Tejo bisa di lempar BH)" keluh Sita ketika Dhe baru saja mendaratkan bokong seksinya di kursi kantin.

"Wkwkwk, konyol lha Supono kok iso konangan to Dek Sita ? ( wkwkwk konyol Lah Supono kok iso ketahuan gimana sih dek Sita )" iseng Dhe bertanya meski dalam hati ia sudah sekali menahan rasa tawanya.

"Abdi mah, amit amit wae pernah di ***** si borokokok kaya si Supono !" sambung jengAt sambil menyeruput segelas es susu asli kental manis bukan kental kentul.

"Emang Ateu pernah di ***** juga ?" selidik Antie abege manis di samping jengAt.

"Pernah, Areu hampir sawan karena kaget ada makhluk jejadian merangsek masuk kamar Ateu neng !" jelas JengAt malas mengingat ingat kejadian dimana ia gagal berhohohihe dengan cemcemannya malah yang datang Pono.

"Amit amit jabang gerang, aku liat komuk pono dan temannya waktu nitipin kunci bikin aku pengen bolak balik ke WC jengAt !" sambung Dhe dengan gaya geganjenannya.

"Husssh Ojo ngono iku Yo menungso yuk, gaweane Gusti Allah ( Husssh jangan kaya gitu mbak, itu ya manusia ciptaan Allah SWT )" nasehat Sita tak terima kedua tetangganya menghina sodaranya.

"Lha dalah Nang kene tibak e, bocah cilik sing kemlinti mari mlekoto Inyong !( Lha ternyata disini anak kecil yang udah ngerjain aku)" seru wanita hampir separo abad yang masih singset sambil memakai blouse ketat dari brand "Jahara" yang keliatan ketek serta rok mini semini wibawanya yang sudah hancur kini. Tak lupa topi milik "Vas bunga" yang ia macingkan dengan masker merk miesoto.

"Ampuni Inyong Bu Ne, Bek'en ngerti salah Iki tak lakoni Yo mung gawe nulung Wage Supono gawe bayar kontrakan, (Ampuni saya Bu Ne, saya mengaku salah, saya melakukan ini demi membantu Wage Supono untuk membayar Kontrakan )" sahut Sita dengan gemetaran. Ia sadar sudah membodohi kadal darat.

"Makane lek butuh duet iku kerjo Ojo ngapusi wong gerang, ngomong mirip Lee Min Hoo tibak e Lillahi Robbi ( Makanya kalau butuh uang itu kerja jangan bodohin orang tua, ngakunya mirip Lee Min Hoo nyatanya Lillahi Robbi) seloroh Bu Tedjo menarik telinga Sita untuk memberinya pelajaran. Karena sitalah diirnya harus mandi 7 hari 7 malem untuk melepas bekas Pono yang kadung melekat di tubuhnya. Apalagi mengingat tubuhnya sudah sedikit dijamah Lelembut tersebut.

"Sudah sudah, wes yang penting sudah clear ya. Jangan gontok gontokan kita harus kompak loh !" bujuk Jeng Atika menengahi. Bagaimanapun karena umur sudah matang, jiwa dewasa Atika lebih bijaksana.

"Piye lek awak Dewe gawe geng ngono ? ( Bagaimana kalau kita berlima membuat geng gitu ?)" usul Dhe memecah keheningan sementara.

"Geng opo mbut ? geng ayam ayaman koyo koen koen ngono ? gak level lah yau duit ku wes okeh tumpukan Nang lemari campur cawet BH ( Geng apa mbut ? geng tantang merantang kaya kalian gitu ? enggak level lah yau duitku banyak bertumpuk di dalam lemari bersama CD dan BH )" seloroh Bu Tedjo dengan nada congaknya.

"Bikin Arisan dong Bu The, buat kita para penghuni kost !" usul Jeng Atika.

"Setuju jengAt ..." jawab Sita, Dhe dan Antie bersamaan.

"Arisan opo ? terus piroan ? Moh aku lek recehan ! ( Arisan apa ? Lalu berapaan ? Gak mau aku kalau murahan) memang dasar jiwa sok kayanya dari orok. Manusia ganjen itu mencibir teman temannya.

"Arisan Brondong piye ?" sahut Dhe berapi api.

"Moh, mbok apusi maneh aku jancuuuk ( Gak mau , kamu bohongin lagi aku sialan) maki Bu Tedjo sambil menyilangakan kakinya lebih keatas. Hal tersebut membuat sang penjaga kantin yang notabenenya orang madura bersenam jantung.

"Terserah sih, mau arisan apa duit ya ayo aja !" sahut Sita tak kalah angkuh karena ia masih memiliki bekingan sugar Daddy karena statusnya wanita Bisyar.

"Wooookeeeh tareeek mang !" Dhe pun tak kalah bersemangat.

"Piye JengAt? setuju ?" tanya Bu Tedjo sesekali matanya menatap Atikah dengan tatapan mencibir.

"Cap Tiau piye sewulan ? ( Sepuluh juta gimana kalau sebulan ?)" tantang Dhe pada yang lain.

"Eh Awewe, blegug sia. Jangan banyak banyak untung jual skinker dan Zumba nggak sampe segitu !" potong jengAt merasa keberatan dengan usul Dheswita.

"Wes wes, Limang yuto wae piye ? ( udah udah, lima juta aja gimana ?" usul Sita.

"Oke Limang yuto, tiap tanggal siji aku buka arisan terus jabut e tanggal sepuluh gawe ngasih waktu ngumpulin duit, iso dicicil ( Oke lima juta, tiap tanggal satu aku buka Arisannya, nanti kocoknya tanggal 10 buat ngasih waktu ngumpulin duit, bisa dicicil ) Pungkas sang Maestro arisan tersebut.

Arisan dan piutang adalah keahliannya, Bu Tedjo tak tanggung tanggung, dia bisa memberikan bunga berkali kali lipat pada nasabahnya bila Bu Tedjo tak menyukai orang tersebut.

Kini ke empatnya sudah sepakat untuk membuat Arisan bersama. Antie yang masih bawang tak diijinkan oleh Bu Tedjo, lantaran takut nggak sanggup bayar. Gaya hidup di kota ini sungguh besar dan persaingan sungguh kejam. Mau tak mau banyak yang terjerumus ke lembah hitam seperti mereka contohnya.

Tiba tiba handphone mahal Dhe berdering, lagu tragedi tali kotang menjadi ringtone nya. Lagu yang kembali tranding setelah banyak yang menyanyikan ulang tersebut memanggil Dhe dengan sebuah foto lelaki berberewok.

Konco Turu tulisan di layar Dhe, membuat jiwa binal ke tiganya menyeruak ke permukaan.

Wanita yang jarang mendapatkan belaian lelaki seperti Bu Tedjo hampir meneteskan air liurnya. Sudah lama ia mendambakan terong Manly yang tak ia dapatkan dari Pak Tedjo.

Apalagi JengAtika yang selalu mendambakan sebuah terong import mendadak adem panas.

Namun salah satu Member GGs yang tampak Alim bin kalem Sita, siapa sangka di dalam hatinya ia sedang menyusun strategi untuk menikung tetangganya.

🍆🍆🍆

Terpopuler

Comments

nEVe®_ENd

nEVe®_ENd

lanjut

2021-02-10

1

Unyu Unyu 😍

Unyu Unyu 😍

lima juta sebulan 😱
apalah aku yang hanya bubuk opak 😂

2020-12-11

2

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻

durung sido arisan kuy...gi weruh gbr bule neng hp wis podho kemecer...gk bljr seko penglmn bola-bali kapusan... gr2 gbr Lee Minho...😅😅😅

2020-12-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!