Malam yang begitu syahdu ditambah percikan sinar para bintang yang tengah mengiasi gelapnya malam menjadi hiburan tersendiri bagi setiap insan yang tengah menengadahkan wajahnya menatap langit. Layaknya asmara, keindahan itu seperti candu yang membuat mata enggan beralih.
Atika masih setia berlama lama terduduk menatap indahnya langit, sembari sesekali memeriksa gawainya menanti seseorang membalas pesannya.
Ia masih enggan untuk masuk kedalam kamarnya, takut jika sosok kutilang darat akan menampakkan kembali wujudnya. Masih teringat jelas rasa dan raga yang sudah menyentuh bagian yang disukainya untuk disentuh. Berharap semua itu bukan kesalahan, tapi nyatanya adalah kemalangan.
🍀🍀
Flashback on
Henteu butuh lalaki curaling....
Boga rasa asa iye aing...
Henteu robah teu eling eling...
Aduh alah iyeuuuh...
Tega teh teuing...💃
Atika yang sedang bersenandung menghilangkan penat sembari memakai wewangian khas nyengnyong turun temurun dari oyot jebrot nenek moyangnya. Sesekali matanya melirik kearah jam, senyumnya terbit ketika waktu yang di harap segera sampai.
Ia rebahkan tubuh nya yang hanya berbalut kain kekurangan bahan dan sangat tipis, tanpa renda yang menghalangi aset berharganya untuk segera diraih khilafnya.
Sengaja tak dikuncinya pintu agar sang pangeran satu malamnya tidak merasa susah untuk masuk dan main karambol bersamanya. Ia ganti lampu utama dengan yang lebih temaram. Supaya suasanya semakin menggeram.
"Iiihhh.. si akang kasep, meuni lila..."
Gubrakkk...
"Eehh.. akang sudah datang?" tanya Atika berbinar senang.
"Eeekhhhm," jawab si pria.
"Iiih akang ngapain disitu, sini atuh deketan!" ucapnya seraya melambaikan tangannya menyuruhnya datang.
Tanpa babibu, si pria yang menurut pandangan di pencahayaan yang mremang sedikit lebih kecil dan kurus ini segera mendekat dan menggapai tangan Atika.
Si pria terhempas tepat diatas dua bantalan alami yang sungguh mengasyikkan. Atika yang sudah terbiasa mulai memainkan perannya. Tapi tidak dengan si pria, ia seperti kelimpungan menghadapi gumulan Atika.
Sampai saat si pria hendak meloloskan renda berbentuk segitiga biru milik Atika, ia mengangkat kepalanya dan sinar lampu temaram menyorot langsung pada wajah si pria. Atika terperanjat, sosok yang disangkanya pangeran satu malam yang sudah membookingnya, menjadi berubah.
Dengan sekuat tenaga Atika menendang kasar dada pria yang tengah mengukungnya, sampai renda segitiga biru miliknya pun ikut tertarik oleh tangan kasar pria itu, kemudian terjungkal jumpalitan di bawah ranjangnya.
"Maliiing.... maliiiing.... maliiing!!" teriak Atika.
Karena diteriaki maling, si pria itu yang ternyata adalah supono sepupu Sita mendadak lari tunggang lenggang. Sampai sampai renda segitiga biru milik Atika pun ia bawa serta.
Flashback of
Dalam kesendiriannya, ia dikagetkan dengan kehadiran Dheswita yang datang suaranya terlebih dahulu mengagetkan Atika.
"JeeeengAaatt!!!" teriak Dheswita yang masih berdiri diambang pintu, tanpa memakai toa pun suaranya sudah meleburkan gendang telinga.
"Alaaah... budak iyeu ngareureuwas wae!" (Alaaah... anak ini mengagetkan saja!) gumam Atika menggerutu kesal.
"Santai wae atuuuh, nggak perlu bobongoakan!" ( santai sajalah, tidak peelu berteriak!) ucapnya bersungut kesal.
"Jeng atik lagi nunggu pono yaaa!" goda Dhe dengan suaranya yang masih memekakkan telinga.
"Iiiidiiiiww, paduli teuing ah!" sahutnya sebal.
"Gimana rasanya jeng, apa sama seperti Handoko Kangen But?" tanyanya penasaran dengan kejadian kemarin malam.
"Rasa naon? Hasyeeem nu aya, iiih meuni geuleuuuuh urang teh ih!" (Rasa apa? Aseemm yang ada, iiih jijik aku mah!) sergah Atika membergidikkan tubuhnya.
"Kamuh mau ngapain tiba tiba ngagorolong datang ke sayah?" tanya Atika.
"Alaaah, jeng Atik, masih jualan skin care kan?" tanya Dhe mengalihkan dan yang langsung duduk disisi bangku panjang dimana sisi lainnya sudah dipenuhi oleh bokong shemox Atika.
Mendengar Dhe yang menanyakan produk jualannya, wajah yang tadinya seperti baju kisut yang tidak pernah disetrika, mendadak menjadi licin dan halus mewangi sepanjang hari. Lha kok malah iklan! Oke lanjut.
"Masih, mau yang mana? krim malam, krim siang, serum atau facial foam nya? atau neng Dhe mau sekalian sepaket, sayah ada 5 paket lagi, beli dua gratis satu deh buat Dhe," ucapnya panjang kali lebar memenuhi jembatan suramadu.
Dheswita hanya terdiam sesekali mendelikkan matanya keatas. "Pelangganmu banyak 'kan jeng?" tanya Dheswita memangku wajah dengan telapak tangannya.
"Lumayan banyak, cuma sekarang banyak Perebut lapak orang alias pelakor, jadi weeh ngaburungsut penghasilan sayah," ucapnya kemudian tangannya sedikit membenarkan tali tanktop nya yang melorot.
"Eh, emang jengAt siapa yang jadi pelakor?" Dheswita menjadi penasaran dengan pernyataan Atika baru saja tentang pelakor.
"Iiih, sa teh nyah, kunaon sih pada nyauran jengAt ka uink? Nama saya teh Atika ih... nami sae kitu di jengAt jengAt!" (iiihhh, kamu tuh ya, kenapa sih kalian pada manggil jengAt ke aku? Namaku Atika ih... nama bagus gitu, di jengAt jengAt,) selorohnya kesal dengan panggilan aneh yang disematkan para penghuni GGS untuknya.
"Kan jeng Atik mah paling bisa buat terong kisyuters jengAt," kilah Dhe santai dengan salah satu kelingking masuk ke lubang hidung mengail sesuatu yang menggajal didalam sana. Bibir nya pun sedikit tertarik mengikuti irama kegelian yang didapat.
🍀
🍀
"Eeehhh.. jengAt, ngacung kaluhur kitu maksud na, terong saha? iih meuni penasaran!" Atika berantusias membayangkan.
"Emang jeng Atik ndak pernah icip icip terong jengAt? sampe pinisirin begeto?!"
"Yang ngejengat kaluhur aku belum pernah, liat aja belum," ucapnya kemudian membuat imaginasi Dhe merambat pada kemarin malam. Saat ia mencoba bule yang sempat digoda olehnya.
"Nanti aku kenalin sama yang jengAt jengAt, sekarang bantuin aku donk!" Dhe mengalihkan pembicaraan.
"Bantosan naon?" (bantuin apa?) ucapnya mulai tau arah pembicaraan. Apalagi jika bukan meminjam uang, hutangnya yang tempo lalu saja masih menumpuk, ini mau minjam lagi.
Bisa dibilang, Dhe kapok meminjam uang pada bu Tejo, alih alih ingin dibayar lebih, malah minta dicarikan brondong muda yang mesti harus cakep maksimal. Jika tidak dapat, maka bunganya akan semakin mencekik.
Dapat dari mana coba, wajah yang seperti liminho dan gong yoo. Sedangkan Dhe saja mau yang seperti itu, tapi apalah daya ia juga butuh uang, maka siapapun itu asal dompetnya kuandelll, tak apa.
"Mau nambah tabungan, hehehe" ucap Dhe dengan cengiran seperti kuda.
"Tuh kan kamu mah kitu da, sayah aja lagi sered, ke bu Tejo aja sana!" Atika mengalihkan pada bu Tejo.
"Gah aku, syaratnya banyak kalo lagi ditinggal dinas pak Tejo, sajennya harus yang kinyis kinyis!" terang Dhe.
"Aah kamu mah, ya udah berapa? tapi bulan depan bayarin kost sayah," Atika akhirnya luruh juga.
Sedangkan di gerbang tempat dimana kost kost an elit berada, terdapat dua muda mudi yang tengah menunggu seorang Atika.
Karena kehadiran Dhe dia jadi melupakan keponakannya yang juga akan pindah ke kost an GGS, ponselnya pun yang di mode silent tidak dihiraukan saat ada Dhe. Sampai pada akhirnya Dhe pergi ia melihat beberapa panggilan dari Ranti, keponakannya yang sejak tadi menunggunya di gerbang.
"Haruuuhhh, eta si budak gelok datang ngaganggu wae ah, tah kaponakan uink dugi oge poho te katampi," (Haduuuuhh, dasar anak gila datang mengganggu saja, keponakanku datang saja lupa tidak disambut,) ucapnya seraya sedikit berlari kedepan.
Atika yang hanya memakai hot pant dan tangtop tipis bertali satu dan melember kesamping melewati lorong yang terdapat beberapa kamar milik penghuni lain. Rambutnya yang diikat tinggi menambah kesan seksi dan aduhai yang tersemat untuknya.
"Uhuuyy, jeng mampir kene disit lho...!" goda pak Jojo suami bu Ratih saat dilewatin oleh Atika, yang digoda hanya tersenyum sekilas.
Dasar lalaki panon hejo! ( Dasar lelaki mata hijau)
"Ateu.. ih meuni lami pisan, Anti pararegeul ih nangtung salila ning didieu!" (Tante, ih lama banget, Anti sudah pegel berdiri lama disini!) omel Anti, keponakan Atika sesaat ia sampai ke gerbang.
"Sabar atuh neng, ateu sibuk tadi, hayuk atuh masuk!" ajaknya kemudian.
"Eh kela atuh, Anti pamit heula ka si aa Rawing," seru Anti kemudian berpamitan pada sang pacar.
Atika yang menengok sekilas, merasa geli melihat keduanya melepas kebersamaan dengan saling cubit dan tertawa. Atika jadi ingat masa mudanya dulu. Aaah.. sudahlah!
"Hayuk teu, dimana kamar ateu?"
🍀🍀🍀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
smp sini msih ttep mesam mesem ckakakckikik...😊😊😊😁😁😁
2020-12-05
1
👣Addginu👣
kunaon jadi nyanyi talak tiga, ceu
kamana lagu indiana ceu
kunape ceo supono jadi maling cendol dawet
waalaa dalaaa wis lah otakna wareureu terong kisssyuuut kabeuh....🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🍆🍆🍆🍆🍆🍆🍆🍆🍆🍆❤❤❤❤❤❤
2020-11-22
3
👓❀☆𝔻𝕪𝕒𝕟ᵃʳ𝔸𝕣𝕚𝕤𝕜𝕒ꙭ❣🕶
Tuh bener wae dwa si pono maling na haha.. karunya teh Atika.😁 bu te lope pono apa .. jengAt lope pono nya ?🤔 ... aku dukung keduanya wae atuh ah jadi kaum netral .
semungutt💪
2020-11-20
2