Atika Mayang sari, nama indah dan sangat tedengar mesra ditelinga para lelaki yang haus belaian dan kasih sayang. Berparas Indo-Arab yang dominan, dengan hidung mancung dan sorot mata penuh sensasi. Uuuuhhhh!! Pasti membuyarkan angan angan jahiliyyah para kaum adam dengan sekali kerlingan matanya. Ting!
Dengan langkah gemulainya dan pinggulnya yang meliuk liuk seakan menggebrak mata para pria mata belang, eeh ya mata belang, karena sekarang sudah tidak zamannya lagi yang namanya hidung belang, trend sekarang berganti menjadi mata belang.
"Punten Akang akang, sok atuh dipilih mau pake skincare yang mana?" Ucapnya pada sejumlah pria yang sebagian besar bertubuh gembul dan berperut roti kasur. Nadanya yang lemah gemulai dan bernada khas menghunus tajam mak jleb tembus ke sanubari.
"Saya mau yang ini, Ceu," Sahut seorang pria berkepala plontos tapi matanya terus memandang kearah dada Atika yang sedikit menyembul.
"Saya yang ini, ini dan itu," Tunjuk seorang lagi yang bertubuh gempal tapi pandangannya meliuk mengikuti bentuk pinggul Si janda kembang.
"Fiyuuuuuhhh... menggiurkan syekaleee..."
"Saya maunya sama ceu Atik, gimana donk!" Celetuk salah seorang pria yang berkumis lebat yang ternyata adalah pak Tejo sembari mengerlingkan mata seperti orang cacingan.
"Iiiih, si akang mah, teu kenging atuh kang, nanti istri-istri akang mau ditaro dimana?" Atika berseloroh sembari mencubit manja lengan pria berkumis lebat itu.
"Mereka bisa ditaro di kantong celana kanan dan kiri aku, kalo kamu akan aku taruh di saku baju," godanya lagi.
"Iiiih, naha atuh di saku baju, akang?" Atik bertanya dengan suara manjanya sembari menata skincare ke dalam sebuah box.
Suaranya yang mendayu dayu seperti Alunan musik keroncong... eeeh bukan, musik koplo... eeeh bukan othor gebleg! musik musik apa yang mendayu dayu hayooo.... lha kok jadi tebak tebakan sih. Aaah sudahlah! Cuuusss kembali ke lap-top!
Atika mengangkat alisnya sebelah menatap miring dengan senyum andalannya menanti jawaban si pak kumis.
"Supaya kamu selalu dekat dengan hatiku, acie cie cieee..." Aksi pak Tejo yang begitu genit disambut riuh suara gelak tawa dari pelanggan ceu Atik yang menggema mengisi seantero jagat GGS.
Tak lagi memperdulikan cemoohan dan hujatan dari tetangga kost nya yang menjulid i penampilannya yang erotis. Ia selalu santai dan tetap menebar senyuman pada siapa saja.
Banyaknya pria silih berganti mengantri dibibir pagar hanya untuk sekedar mendapatkan senyum menawannya atau sekedar memandang tubuh indah bak biola spanyol miliknya. Dan kesempatan ini pun ia pergunakan untuk mempromosikan produk jualannya. Itu sangat efektif sehingga grafis penjualannya meningkat secara signifikan.
Dengan Pakaiannya yang selalu serba ngepress dan memperlihatkan bentuk tubuh aduhay nya yang menggelora menggoda iman. Ia juga selalu menawarkan jasa senam zumba untuk menampilkan bentuk tubuh ideal sama seperti miliknya.
Apakah ibu ibu bersedia? tentu saja iya, termasuk bu Tejo dan bu Ratih yang notabenenya adalah wanita super uwooww yang tidak suka tersaingi oleh wanita manapun, termasuk Atika.
Suatu pagi, Atika yang sedang bersiap hendak pergi menemui kliennya yang ingin belajar senam zumba secara private, dikejutkan dengan ketukan pintu yang lumayan keras. Ia menghela nafasnya kesal, sudah terbiasa dengan ketukan semacam itu.
"Heuuuh! Aya naon deui geningan, enjing keneh mata panon oge can nincak ka taneuh tos ngagubrag panto uing te pararuguh, pikasebelen! "(Huuffh! Ada apa lagi siiih, masih pagi mataharipun belum menembua tanah sudah menggedor puntuku gak jelas, sebel!) Atika bersungut kesal memajukan bibir seksinya sehingga semakin seksi
"Woooiiii buka!!" teriak bu Udin yang tak lain tetangga kost nya.
"Sabar atuh iiih," ucapnya seraya membuka kunci pintu dan menarik panel pintu.
Ceklak Braaakkkk
Baru saja terbuka sedikit, bu Udin sudah mendorong paksa pintu kamar Atika. Sehingga Si janda montok ini terhuyung kebelakang dan terjungkal. Untung saja tangannya langsung menggaet tali daster bu udin yang sedikit kedodoran, jadi bu Udin ikut terjatuh menimpa Atika.
Brukkk braakkk sreeeekkk
Terdengar kegaduhan yang terjadi akibat ulah dua wanita berpostur sangat jauh berbeda ini. Bu Udin yang berperawakan imut imut dan terlampau kecil segala galanya, menimpa Atika yang empuk dimana mana.
"Ya Allah.... bajuku soeehhh.... sudah berusaha menarik perhatian suamiku, sekarang kamu berani beraninya menarik tali daster kesayangku!!" teriakannya menggema di ruangan Atika. Bukan menggema, sesuai postur tubuhnya yang unyu unyu, suaranya pun terkesan nyaring dan cempreng saat berteriak seperti kucing kejepit.
Atika melepaskan tangannya yang menarik daster bu Udin, kemudian berdiri dan memicing sebal ke arah bu Udin.
"Masih pagi ini teh, kenapa masuk ke kamar saya terus marah marah gak jelas sih bu?" tanya Atika sinis.
Bu Udin segera bangkit dari kuburnya, eeeh dari tepat ia terjatuh dan mengepalkan tangannya bulat dan dihantamkan pada tangan satunya yang meregang.
Tup Tup Tup (seperti itulah bunyinya kira kira)
"Kowe wani karo nyong e toh ya.... tak sampluk ndasmu karo tanganku ambruk kowe! ra tau ya nyong e ahli karate!" (kamu berani sama aku ya.... aku pukul kepalamu dengan tanganku saja jatuh kamu!) gertak bu Udin sembari mengelilingi tubuh Atika.
Atika pun tak kalah sengit, ia melipat kedua tangannya sehingga semaki mendesak dadanya keatas dan parit kecil nan sempit sudah terpampang jelas disana.
"Ek gaya naon hayoooh, ku uing dijabanan," balas Atika dengan menyunggingkan bokongnya kebelakang mengambil kuda kuda.
Saaaayaa siii putriii... si putri sinden pangguuuung... daataang kemari karena panggilan anda...
dudung plak dungdung dungdung.
Terdengar alunan musik ringtone dari ponsel Atika memotong pertikaian singkat dua wanita berbeda poros ini. Atika segera menyambar dengan gerakan cepat ponselnya yang berada tepat disisi bu Udin.
Tuuut
"Halooh..." jawabnya dengan suara khas yang selalu mendayu dan bernada.
"Iyaah... sayah nanti secepatnya ngibring kesanah!" ujar Atika kemudian menutup sambungan teleponnya.
Tidak dihiraukannya lagi bu Udin yang sedari tadi masih ditempatnya dengan tangan bertolak pinggang. Sorot matanya yang tajam layaknya Blackwidow yang sedang menatap sinis ke arah Thanos.
Atika menyambar tas selempangnya yang kemudian dipasang menyilang sehingga membelah sesuatu yang memang sudah terbelah disana. Mengangkat satu box kecil berisi skincare jualannya dan satu paperbag berisi buku dan kaset berisi panduan senam poco-poco dan zumba. Melewati Bu Udin begitu saja kemudian keluar kamar.
"Geningan, si ibu K2S masih keneh dijero. Geura nyingkah kaluar. Mau sayah kunci didalem, mau??" ucapnya sedikit menggertak tapi tentu saja dengan gertakan yang elegan.
"Dasar janda gatel! Awas aja yaa kowe ganggu suami inyong!" sarkasnya sembari keluar kamar dwngan telunjuk menuding kearah Atika.
"Dasar gelok sia mah!" balas Atika tak kalah galak.
"Huuuu janda gatel!" sungutnya sembari pergi melangkah ke arah kamarnya.
Dheswita dan Sita yang sedari tadi mengintip pertikaian dari atas hanya cekikikan tidak jelas. Dan suara cekikikan mereka ternyata sampai juga di telinga Atika.
"Heh, barudak barau cikur, cicing!" (Heh, Anak masih bau kencur, diam!) tegur Atika dengan mengangkat dagunya.
Seketika kedua gadis bukan perawan itu langsung masuk dan melanjutkan cekikikannya di dalam kamar.
Atika segera melangkahkan kaki ke luar komplek, tapi suara cempreng seorang wanita mengagetkannya sampai ia menghentikan langkahnya.
"Jeng Atiiik, tunggu..!!" seruan siapa lagi jika bukan suara bu Tejo yang sangat ia hapal.
"Aya naon, bu Tejo manggil sayah?" tanyanya tanpa berlama lama.
"Besok sore kita jadi zumbaan kan di lapangan? aku udah ajak Bu Ratih dan ibu ibu komplek buat ikut juga lho" ucapnya seraya menyingsingkan tangannya yang penuh dengan emas berton ton dan masih berlabel itu.
"Iya bu, jam empat yaa," ucap Atika malas.
"Saya pergi dulu ya bu Tejo, nanti keburu hujan guludug," pamitnya segera menjauh dari bu Tejo.
Atika tidak menunggu Bu Tejo menjawab lagi, badannya langsung berbalik meninggalkan bu Tejo yang langsung bersungut.
"Oooohh.. bocah ora eneng sopan santune, belum juga dijawab sudah pergi," gerutu Bu Tejo sambil tetap menyingsingkan lengannya dan menggerakkan supaya tersengar alunan loncenh dari gelang-gelangnya.
🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
🦋 Jack and Jill 🦋
aku orang Sunda thor ,,,,aku suka ceritamu tapi sedikit ralat ya maaf matahari =panon poe bukan mata panon ,,menggedor =ngageubrak...bukan ngagubrag soalnya artinya beda jauh
but overall aku suka...
2021-03-11
0
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
terjungkal pa terjengkang thor???klo jatuhnya Atika yg ditindih bu Udin sih ngejengkang y thor???menurutku siiiihhhh.....😊😊😊✌✌✌✌✌✌✌✌✌
2020-12-04
1
𝕸y💞MiraDeN@y😻EF🍆
ngakak lage.. 😂🤣🤣
2020-11-19
1