Pertama-tama kalian harus buang jauh jauh angan kalian untuk mendapatkan cerita romantis ala ala film Korea ataupun India.
Dan ucapkan selamat tinggal untuk cerita CEO dan sejenisnya karena kalian pasti tak akan menemukannya di novel ini.
Novel ini khusus menceritakan sebuah realita kehidupan di jaman modern dan sulit seperti sekarang ini.
Tak ada cerita one night stand dan sebagainya, karena kami penulis bukan penulis kisah romantis ala ala.
Kali ini tokoh pertama yang akan dibahas adalah seorang wanita bernama lengkap Elsa Dheswita Saputri. Anak pasangan dari keluarga sederhana di kampungnya.
Pak Edi dan Bu Yatmi nama orang tuanya.
Dhe Panggilan akrabnya, ia tinggal di rumah kost kostan elit di kota Pahlawan yang panas ini. Menjadi penyanyi ala kadarnya adalah pekerjaan sampingannya. Selain pekerjaan utamanya yaitu pemandu lagu di club' club' malam.
Gaya hidup yang hedon membuatnya harus keluar masuk berbagai Club' malam di kotanya.
Salah satunya adalah club' bernama Penthouse’s International Business Club. Club' dengan nuansa masa kini tersebut berada di kawasan Ngagel Surabaya.
Pagi ini seperti ia beraktivitas seperti biasa, setelah pulang dari club' malam ia tidur sejenak lalu mulai melakuan aktivitas seperti mencuci pakaian layaknya Wanita pada umumnya. Ia tinggal di Rumah gedong yang ia sewa perbulan seharga 3 jeti rupiah hasil keringatnya.
Ketika ia sedang menjemur pakaian, tiba tiba Bu Tedjo menyapanya dari lantai bawah.
Metha Wanita estewe itu biasa dipanggil dengan sapaan Bu Tedjo karena beliau istri kedua Pak Tedjo pengusaha peti kemas terkenal di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Bu Tedjo terkenal dengan emas segambrengnya. Bukan perkara mudah, ia mendapatkan emas emas tersebut dari hasil jerih payahnya menjadi lintah darat dengan bunga pinjaman mencekik leher nasabahnya.
Kemudian ia naik mendekati Dheswita, Ia mendekati Dheswita seraya memamerkan beberapa koleksi emasnya. Bak seorang model kelas atas, ia memamerkan beberapa koleksi perhiasan yang tampak seperti toko emas seluruh Kota.
"Piye Dhe, kerjoanmu ? wes penak tha ?" ( Bagaimana Dhe kerajaanmu ? udah enak kah ?) Tanya Bu Tedjo seraya menyibakkan rambutnya.
"Mbok aku Iki diajari to Bu ne carane dadi wong sogeh iku kepiye ? mosok Urip Kate ngene terus !" ( Ajarin aku dong Bu Tedjo caranya jadi orang kaya itu gimana ? masa hidup kok gini aja ).
"Urip iku pilihan Dhe, milih Endi dadi wong bahagia opo menderita, koyo aku meski dadi istri kedua aku Ra nyapo nyapo asal dompet Ono isine Ben Dino !" ( Hidup itu pilihan Dhe, pilih mana bahagia atau menderita, kaya aku meski jadi istri kedua gak masalah asal dompet tiap hari ada isinya).
"Iyo bener sih Bu, mosok aku Kate nyanyi terus saben Dino lungo teko kape kape ?" ( Bener juga Bu, masa saya tiap hari nyanyi keluar masuk kafe ?).
"Ojo kalah Karo Atika, lagi sewulan Nang kene wes oleh gebrakan ngalor ngidul, Kon iku gak kalah ayu loh Soko dek ne !" ( Ojo kalah Karo Atika, baru sebulan disini sudah bisa dapet pepetan sana sini, kamu itu gak kalah cantik loh dari dia).
"Tak rewangi kerjo Ben bengi Yo ngene wae, kudu golek sampingan Bu," ( Susah susah kerja tiap malam ya gini aja, harus cari sampingan).
"Eh, arek sing manggon lantai atas itu sopo jeneng e ? Sita kan Yo ? aku Lo eruh Ben Dino gendakkane Gonta ganti koyo ganti cawet !" (Eh, anak yang tinggal di lantai atas itu siapa ? Sita kan ya ? aku liat dia tiap hari Gonta ganti pacar tiap hari kaya ganti celana dalam ).
"Kudu belajar Nang dek ne berarti ?" ( harus belajar ke dia berarti ).
☘️☘️
Setelah pembicaraan serius dengan Bu Mheta istri kedua dari pengusaha peti kemas Pak Tedjo, Dheswita jadi memutar otak untuk mencari tambahan kucuran dana. Alih alih ingin menikah dengan pria yang ia cintai, kebutuhan hidupnya membuatnya harus mengubur dalam dalam angan angannya.
Sebelum berangkat bekerja ia menempatkan diri untuk berbaring sejenak di atas kasur kos-kosan nya.
Kamar berukuran 3x4 m tersebut hanya diisi oleh beberapa barang barang keperluan dirinya.
Sambil berbaring, Dheswita mengingat kejadian lucu beberapa malam yang lalu. Ketika tengah malam, selesai ia perform Hani sang sahabat karip yang merangkap menjadi Seorang PL, Pemandu Lagu menghampiri dirinya yang sedang menikmati segelas Vodca buatan Rusia.
"Dhe, Kon Ono kond*m gak ?" Tanya Hani dengan nada terengah-engah.
"Ora lah, Kon iku edan tha ?" Bentak Dheswita pada Hani sahabatnya.
"Ya udah kalau begitu aku mau minta Maya," Jawab Hani berlalu meninggalkan Dheswita yang sedang duduk di depan bartender sendirinya.
🌼🌼
Tiba tiba muncul ide di otak Dheswita, ia akan memanfaatkan kesempatan menyanyinya untuk berjualan Kond*m dadakan.
Emang dasar jiwa Sales-nya menggebu-gebu dari Orok, mau jual apa aja akan Dheswita kerjakan.
Setelah mendapatkan ide cemerlang untuk menjadi penjual alat pengaman dadakan, Kini wanita yang berusia hampir 30tahun tersebut mulai bersiap siap untuk berangkat bekerja.
Malam itu sehabis menyantap makannya, di warung tenda penyetan. Hanya itu makanan kaki lima yang sanggup ia beli di waktu krisis seperti pandemi saat ini.
Setelah ia mengeluarkan 2 lembar uang no ban-an , Dheswita berjalan menuju sebuah supermarket di lantai dasar tempat ia bekerja.
Dheswita masuk ke Supermarket yang terletak di lantai dasar tempat ia bekerja tersebut memang lengkap, selain kita bisa belanja kita juga bisa menonton film terbaru serta biasa bermain di area taman bermain indoor.
Dheswita menyomot beberapa Snack serta minuman bersoda untuk menemani dirinya melepas kantuk.
Setelah itu ia berjalan kearah meja kasir untuk membayar barang belanjaannya.
"Mbak, tambah Durex sama fiesta nya dong all varian ?" Pintanya pada sang kasir.
"Masing masing berapa mbak ?" Tanya sang kasir yang bertuliskan nama Adinda di sakunya.
"Masing masing selusin mbak !" Sahut Dheswita.
Kasir tersebut terbengong dengan jawaban Dheswita, Pasalnya baru kali ini dia menemui pembeli Seperi Dheswita yang membeli banyak alat kontrasepsi berbahan karet tersebut. Karena Supermarket tempat ia bekerja bukan menyediakan retail.
Tak ada rasa isin atau malu dari semburat wajah Dheswita, karena naluri berdagangnya yang besar apapun akan dilakukannya demi mendapatkan Jien lebih.
Selesai kasir menginput barang belanjaannya, Dheswita kemudian menyodorkan beberapa lembar uang cepek an.
"Mbak yang paling enak yang mana ?" Tanya Dheswita dengan muka polos minta ditampol sang kasir.
"Waduh saya kurang tahu mbak e !!" Sahut sang kasir masih dengan wajah geramnya.
"Besok kalau habis, saya akan kasih tertimoni dan rating bintang 5 ya ??" Ujar Dheswita kemudian pergi membawa barang belanjaanya.
🌼🌼🌼
Hola pembaca 😘😘
Selamat datang di karya *gak sengaja kolabs kami.
Saya dan mbak Sitta Azzaky yakni author dari novel Alvina sedang mengerjakan projek tak terduga karena suatu hal yang berhubungan dengan NT atau MT.
*Mbak sit, maafkan Saya dan MT ya karyamu kenapa bisa lolos di akun saya dan gagal lolos diakun sampean 😭😭
Mangatoon dan Noveltoon aku tak pernah menduakan kalian oke ? Sungguh mati aku cinta kalian 😘😘
🌹🌹
Terimakasih sebesar-besarnya atas dukungan kalian untuk karya kami ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
🦋 Jack and Jill 🦋
hahahaha urat malu mu sudah pecah dhes,,apa gua juga harus kaya dhes biar dapet cuan lebih...hahahaha maluuu....
2021-03-11
0
Bintun Arief
hahaha, keras bgt kehidupan kalian mbae🤭
2020-12-30
1
Tataxx
Aih..... Ka sitaaaaaaaa, 😍😍😍😍 Ahahaha ka dhes juga, malah jualan durex haha
2020-12-22
1