"Semua masalah yang kita hadapi pasti ada jalan keluarnya, hanya dengan bersabar, berdoa dan berusaha lah yang dapat menyelesaikan semuanya"
🌺 Happy Reading 🌺
Sepanjang perjalanan pulang Adrian masih memikirkan siapa yang sudah memberitahu sang paman tentang lamarannya kepada Malika, ia merasa semua hal yang menimpa keluarga Malika dan dirinya berkaitan bisa jadi ini semua perbuatan orang yang sama. sayangnya CEO seperti Adrian juga manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam mencari informasi yang tidak mungkin dalam jentikan jari dan hitungan menit langsung bisa mengetahui semuanya.
Adrian sempat merasa menyesali tidak mengundang paman dan bibinya untuk ikut serta dalam lamarannya kemarin, tapi di satu sisi ia pun menghindari situasi tidak enak yang pasti akan ditimbulkan sang paman dan bibinya terhadap Nadine sang ibu tiri. sedangkan semua persiapan lamaran Nadine lah yang berjasa mengurus semuanya dengan sangat baik, meskipun ia masih belum menerima Nadine seratus persen sebagai ibu sambungnya.
Mobil pun sampai di garasi rumah dan Adrian segera keluar menuju kedalam rumah setelah terlebih dahulu berterima kasih kepada mang Yanto yang seharian ini sudah mengantarnya, Sebelum masuk Adrian mengucap salam lalu menyalami papahnya yang kebetulan berada diruang keluarga lalu ia pun pamit langsung kekamar untuk mandi dan mengganti baju. setelah selesai mandi dan berpakaian dengan lebih santai dengan kaos dan boxer yang ia kenakan Adrian pun turun kembali menyusuri tangga dan menuju ruang makan, dan disana sudah berada sang papah, Nadine dan Jihan sang adik yang ternyata siang ini baru pulang dari Paris karna liburan setelah menyelesaikan ujian semester kuliahnya disana.
"Hai kak Adriiiiii, surprise.." sapa Jihan sambil berlari memeluk Adrian
"Jihann, kapan sampai?" tanya Adrian yang kaget karena baru mengetahui adiknya pulang hari ini dan membalas pelukannya
"Aku baru sampai tadi siang kak" ucapnya
"Kok nggak ngabarin kakak? tumben, biasanya juga minta dijemput?" tanya Adrian aneh
"Namanya juga surprise kak, kalau bilang nggak seru donk" jawab Jihan
"Oh iya Ngomong-ngomong gimana nih calon pengantin? terus udah sampai mana persiapannya? cieee calonnya cuma lima langkah ya kak.." goda Jihan sambil menyanyikan lagu pacar lima langkah
"Et dah songong banget nih anak, pulang-pulang malah ngeledekin kakaknya" Ucap Adrian sambil mencubit pipi Jihan yang tengah bergoyang sambil bernyanyi itu
"Aduh duh duhhh, sakit tau kak" sambil menepuk-nepuk tangan Adrian yang tengah mencubit pipinya
"Maka nya jangan ngeledekin orang, dasar bocil" ucap Adrian yang berbalik meledek Jihan
"Heloooooo, siape yang bocil? udah mahasiswa begini masih dibilang bocil, lihat dong wajah udah kaya Raisa, terus body udah kaya gitar spanyol, dan kulit udah seputih salju" ucap Jihan dengan logat kebule-bulean yang dibuatnya membuat semua orang mendengarnya pun tertawa
"Raisoooo kale" ucap Adrian tak percaya
"Cape deh, susah ya ngomong sama old brother mah nggak nyambung" dengus Jihan sambil kembali menyanyikan lagu pacar lima langkah yang kemudian berlari karna dikejar oleh Adrian
"Ya Ampunnn Adrian Jihan, kalau udah ngumpul ramainya udah kaya dipasar. Papah mau makan aja jadi pusing lihat tingkah kalian" ucap sang papah
"Mohon maaf tuan raja, hihiii" ucap Jihan sambil mengatupkan tangan dan kemudian berbarengan duduk dengan Adrian disampingnya sambil cekikikan, dan sang papah pun hanya menggelengkan kepalanya. Adrian dan Jihan memang berbeda usia cukup jauh yaitu tujuh tahun tapi kelahiran Jihan membawa suasana baru dalam keluarga Permana, sebab hubungan Adrian juga Nadine sang bunda yang terkesan kaku dan jarang bisa berkomunikasi karna Adrian yang masih belum bisa menerima sang bunda sebagai ibu sambungnya itu.
Keceriaan, kekocakkan dan sifat manja Jihan lah yang membuat Adrian menyanyanginya, ada saja tingkah laku Jihan yang membuat Adrian selalu tertawa hingga ia pun merasa kehilangan ketika sang adik harus berkuliah diluar negri dua tahun yang lalu. Jihan tertarik dengan dunia fashion, karna ia sangat menyukai desain dan kreatifitas tanpa batas sehingga ia pun ingin mempelajari lebih dalam lalu melanjutkan studinya di paris. dan saat lamaran Adrian pun ia tidak bisa hadir karena ia sedang ujian semester kuliah.
Jihan adalah sosok yang periang, kocak dan sering bertingkah konyol selalu bisa mencairkan suasana dimana pun ia berada sehingga kepergiannya banyak yang menyayangkan dan membuat suasana dikediaman Permana terkesan kaku kembali. kebetulan Jihan dan Ashya adik Malika adalah sahabat dari kecil, mereka mempunyai sifat yang sama bahkan jika mereka berkumpul di ibaratkan oleh Adrian mereka berdua setara dengan sebuah pasar malam.
Tak jarang Adrian dibuat pusing dengan tingkah laku mereka karna sebagai kakak laki-laki satu-satunya dan kebetulan Ashya pun tidak mempunyai kakak laki-laki yang bisa menjaganya, maka Adrian lah yang memikul semua tanggung jawab menjaga dan mengawasi mereka saat bepergian ke mall atau ketempat-tempat yang dituju demi mencari keperluan sekolah mereka berdua.
Mereka berempat pun akhirnya menikmati makan malam dengan tenang, karna Jihan sedang sangat khusyuk menikmati makanan favoritnya ayam goreng pedas manis dan sayur asem buatan sang bunda. Sudah lama Jihan membayangkan memakan masakan favorit mamahnya, karna jarak mereka yang jauh sehingga membuat Jihan menahannya berbulan-bulan lamanya dan hari ini ia ingin makan sepuasnya karna sang mamah sudah membuatkan lebih banyak khusus buat dirinya.
"Pah setelah makan ada yang mau Adri omongin" ucap Adrian memulai percakapan
"Boleh, tapi ngobrolin apaan?" tanya sang papah
"Masalah persiapan pernikahan aja pah" ucap Adrian sambil melirik ke Nadine memberi kode pada sang papah
"Oh, ya udah" ucap sang papah yang mengerti maksud Adrian
"Ehm Dri, kalau ada yang bisa tante bantu bilang aja ya, pasti Tante bantuin kok" bu Nadine menawarkan bantuannya
"Kebetulan temen Tante punya wedding organizer yang bagus dan jasanya sering di pakai para artis, kalau kamu mau nanti Tante kasih nomer yang bisa kamu hubungin" ucap Bu Nadine lagi
"Iya tan, terimakasih sudah mau bantuin aku" jawab Adrian
"Sama-sama Dri" ucap bu Nadine
"Oh ya kak, kapan kakak akan menikah dengan kak Malika?" tanya Jihan yang mulai kenyang
"Inshaallah bulan februari Jie" ucap Adrian menyebut panggilan kesayangan kepada adiknya itu
"Wah gercep banget ya? takut kak Malika di ambil orang ya kak?" ledek Jihan lagi
"Yahh ni bocah mulai lagi" jawab Adrian sambil menyentil dahi Jihan
"Oya Ngomong-ngomong gimana ujian kamu kemarin Jie? lancar?" Adrian balik bertanya
"Alhamdulillah, lancar kak cuma niatnya pas selesai semua mau langsung pulang eh malah kebagian jadwal penerbangannya malam. sorry ya Jihan jadi nggak bisa hadir pas lamaran kakak dan kak malika?" ucap Jihan sedih
"Udah nggak apa-apa kali, lagian kan emang kamunya lagi sibuk juga. kakak ngerti kok" ucap Adrian seraya mengusap pelan pundak sang adik
"Dri papah sudah selesai nih, papah tunggu kamu di ruang kerja ya" ucap sang papah lalu menuju ruang kerja setelah ia mencuci tangannya di wastafel
"Iya pah" jawabnya yang kebetulan sudah selesai makan lalu ia pun meminum air dan mencuci tangan kemudian menyusul sang papah kedalam ruang kerja, Adrian pun menutup pintu ruang kerja sang papah agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka.
"Sebenarnya apa yang kamu mau omongin Dri? apa berkaitan dengan bunda mu?" tanya sang papah
"Iya pah, jadi tadi sore paman Bram datang ke kantor bersama bibi dan marah-marah karena tidak Adrian undang saat acara lamaran kemarin. bahkan mereka menyangka Adrian sudah termakan hasutan Tante Nadine, dan sengaja melarang Adrian tidak mengundang mereka" Adrian menceritakan
"Bagaimana bisa? sedangkan seluruh tamu undangan sudah papah minta untuk merahasiakannya kepada orang lain, bahkan media sekalipun papah tutup rapat agar beritanya tidak bocor sampai dua Minggu kedepan sekalian mengumumkan tanggal pernikahan kalian. Paman dan bibimu itu belum berubah dan masih saja menaruh dendam kepada bunda mu" ucap pak Permana bingung
"Itulah yang Adri bingung pah, darimana paman Bram bisa mengetahuinya? tapi Adrian sempat curiga dengan penjahat yang mengintai saat lamaran kemarin, apa mungkin mereka lah yang membocorkannya ya pah?" tanya Adrian
"Adrian pun merasa orang yang mengusik keluarga om Tama dan keluarga kita adalah orang yang sama pah? gimana menurut papah?" terka Adrian
"Papah juga belum tahu Dri, tapi kemungkinan itu bisa saja terjadi dan kita harus berhati-hati. sebaiknya kita ceritakan semuanya kepada Tama agar ia pun bisa waspada dengan hal buruk yang kemungkinan akan terjadi" saran sang papah
"Baik pah kalau itu memang yang terbaik, dan semoga dengan om Tama mengetahuinya bisa membantu kita membongkar siapa dalang dari semua masalah yang terjadi" ucap Adrian menerima saran sang papah
Sesuai kesepakatan yang Adrian dan pak Permana buat, esok malam mereka akan menemui om Tama untuk menceritakan semua kejadian yang menimpa Malika dan Adrian hingga kesalah pahaman itu muncul. dan mereka akan menyusun rencana lebih gencar untuk mencari tahu siapa dalang dan apa motif nya mengusik keluarga mereka..
- BERSAMBUNG -
🌹Hai para readers jangan lupa untuk selalu vote/like dan komen bijaknya ya, agar author menjadi semangat dalam melanjutkan novel the CEO wedding secret ini. thank you all atas semua dukungan kalian💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments