"Ketika kita bertemu dengan orang yang kita sukai rasanya sangat berbunga-bunga, tapi ketika pertemuan itu hanya membuat luka rasanya sangat lah menderita"
🌺 Happy Reading 🌺
Adrian sampai dirumah sakit dengan perasaan tak tenang, sebagian hatinya merasa ragu jika bertemu Malika saat ini tapi disisi lain ia khawatir dengan keadaan om Tama sahabat karib ayahnya sejak sekolah dulu. ia pun memberanikan diri mengetuk pintu dan mengucap salam.
"Tok tok tok, Assalamualaikum" salamnya
"waalaikum salam, serentak semua penghuni didalam menjawab
"Mas Adrian? ngapain dia kesini?" gumam Malika dengan wajah terkejut dan penuh tanda tanya, saat mata mereka saling bertemu tatap ia pun membuang muka
"Oh ada Adrian,,sini masuk jangan bengong aja di situ" ajak ayah
"bagaimana keadaan om Tama? mohon maaf hari ini saya baru tahu kalau om kecelakaan, jadi baru sempet jenguk om" tanyanya penuh perhatian sambil sesekali melirik kearah Malika yang masih enggan untuk menatapnya,karna ia pun tahu saat ini Malika pasti sangat membencinya
"Alhamdulillah om sudah baikan sekarang dri, dan mungkin lusa juga sudah boleh pulang" jawab om Tama
"kamu sendiri kemana saja dri, sudah lama om tidak melihatmu?" berbalik tanya pada Adrian
"kebetulan di kantor lagi banyak kerjaan om, jadi sangat sibuk dan saya pun selalu pulang malam jadi tidak sempat untuk mampir kerumah om" jawabnya kembali
"Cieee yang udah jadi bos, tapi kalau sibuk terus begitu kapan pacarannya mas? tanya Ashya asal
setelah mendengar pertanyaan dari Ashya berbarengan Malika dan Adrian pun tersedak, padahal mereka sedang tidak makan atau minum apa pun. sungguh cinta itu memang aneh ya readers
"lah kenapa bisa barengan gitu sih tersedaknya? lucu banget deh kalian, kayaknya cocok nih jadi pasangan sudah ada camestrynya,hahaaa" ledek Ashya membalas sang kakak dan merasa penuh kemenangan
"ngomong apa sih loe?" kesal Malika sambil melempar bantal kursi kearah Ashya, tapi malah mengenai Adrian dibelakangnya karena saat dilempar ashya mengelak
"Bruukk" tepat mengenai kepala Adrian
"Upss, sorry" ucap Malika ketus seolah merasa tak bersalah
"ya Ampun,kalian itu benar-benar bikin malu ayah ya. kalau bertemu nggak lihat dulu sikonnya pasti selalu bertengkar" melihat anak-anaknya kembali bertengkar dan membuat ulah bahkan didepan Adrian, akhirnya sang ayah pun bertindak.
"maaf ya nak Adrian, kalau kelakuan mereka keterlaluan" mohon om Tama
"nggak apa-apa kok om, maklum namanya juga kakak adik" bela Adrian
"Oh iya om apa saya boleh bicara sebentar dengan Malika diluar? kebetulan saat ini saya juga ada keperluan dengan malika" pinta Adrian
mendengar permintaan Adrian kepada ayahnya membuat mata Malika melotot dan terkejut "emang ada perlu apa sih? ngomong aja langsung disini" ucapan Malika masih ketus
"Malika tidak baik berkata seperti itu, silahkan nak Adrian boleh ajak Malika bicara di luar kebetulan om juga mau istirahat" jawab om Tama tanda setuju
"tapi yah, aku kan.."
"udah cepat sana ngobrol diluar, ayah kan masih ada Ashya yang menemani" potong sang ayah
"ya udah sonoh kak, tenang ada Ashya disini. keburu lumutan noh kak Adrian nungguin ya" ledek Ashya lagi
"sialan, awas loe ya" ancam Malika sambil mengepalkan tangan pada ashya
"duh atutt, haahaaa" ledek Ashya lagi sambil tertawa girang penuh kemenangan
akhirnya dengan berat hati Malika keluar kamar rawat sang ayah dan menjatuhkan diri duduk di bangku yang berada didepan kamar dengan malasnya. Adrian pun duduk disampingnya sambil memandangi wajah cantik yang selalu ia rindukan
selama beberapa menit mereka pun saling diam, Adrian mencoba merangkai kata agar tidak menyulut kembali emosi Malika karena saat ini Malika sangat membencinya.
"mau ngomong apa sih?" tanya Malika kesal
sejenak Adrian masih terdiam, "aku mau minta maaf untuk kejadian tadi dirumahku, kamu salah paham Malika. aku bisa jelasin semuanya" Adrian mencoba menggenggam tangan Malika, tapi malah ditepis Malika
"kamu mau ngomong kalau kamu nggak berbuat apa-apa gitu sama aku dan bukan kamu juga yang memperkosaku?" tanyanya pelan penuh emosi dan sambil melihat sekitarnya
Adrian terkejut mendengar kata-kata Malika yang seperti mengetahui apa yang hendak diucapkan nya, ia pun menundukkan wajah mencoba tenang dan merangkai kata kembali.
"tapi Malika, semuanya nggak seperti yang kamu pikirkan. maka ny aku kesini untuk menjelaskan semuanya, jadi tolong dengarkan aku dulu" pinta nya
"sudah lah mas aku males mendengarkan penjelasan mu,aku bahkan nggak percaya bahwa kamu selicik itu mas, terlebih sepertinya kamu berniat lari dari tanggung jawab kan? lebih baik sekarang kamu pergi dari sini, dan aku nggak mau lihat kamu lagi" usir malika penuh geram kemudian bangun dari kursinya meninggalkan Adrian dan kembali masuk kedalam kamar rawat sang ayah.
Adrian pun melangkah pulang dengan langkah gontai, ia bingung dengan masalah yang menimpanya saat ini. disisi lain ia tidak melakukan apa pun pada Malika, tapi disisi lainnya juga ia tidak mempunyai bukti yang kuat tentang sanggahannya ini. ia pun mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menghubungi Alan sahabat karibnya, Adrian ingin menceritakan semua keluh kesah dan permasalahan yang dialaminya saat ini kepada sahabatnya itu. dan ia pun berharap semoga Alan punya solusi yang baik atau hanya menjadi pendengar saja sudah cukup baginya. mereka pun sepakat bertemu dicafe biasanya setengah jam lagi,dan Adrian pun bergegas pergi meninggalkan rumah sakit menuju cafe tempat janjiannya dengan Alan.
🍁🍁🍁
"Hai sob, gimana kabar loe?" sapa Alan sambil mengadukan tangannya ke tangan adrian
"kabar gue buruk, bahkan sangat buruk" jawab Adrian lesu
"kenapa? coba ceritain sama gue masalah yang lagi loe hadapi sekarang, siapa tau gue bisa bantul" ucap Alan sambil duduk di kursi berhadapan dengan Adrian yang ia lihat tengah murung
" gue disangka memperkosa Malika dan diancam bokap buat nikahin dia lan" seketika ucapan Adrian membuat mata Alan membulat sempurna karena kaget, dan merasa tidak percaya dengan yang didengarnya barusan
"Bhahahaaa,Jangan bercanda deh loe Dri" tanyanya sambil tertawa tak percaya, kemudian berhenti tertawa karena melihat wajah datar sahabatnya itu
"gue lagi nggak bercanda lan, gue bener-bener serius" jawab Adrian memastikan dengan sorotan tajam padanya
"iya deh iya, gue tau loe lagi serius, terus bagaimana bisa loe dituduh memperkosa Malika?" tanya Alan kembali
"Jadi waktu itu tumben gue pengen bangat shalat subuh dimasjid, gue udah mandi dan bersiap-siap semuanya kira-kira setengah jam sebelum adzan subuh. pas gue keluar dari pintu rumah, gue samar-samar lihat Malika turun dari sebuah mobil terus berjalan menuju kerumahnya. tapi yang gue aneh ada mobil lain berhenti, kemudian turun dua orang laki-laki mengikuti langkah Malika dari belakang. Gue yang masih penasaran pun masih tetap mengawasi dari gerbang rumah, sampai akhirnya gue lihat salah satu dari mereka memukul tengkuk kepala Malika saat ia berbalik dan akan teriak. seketika Malika pingsan dan mereka membawa tubuh Malika ke kebun depan rumah gue sob, gue pun mengikuti dengan langkah pelan dan sempat tertinggal karena mereka membawanya setengah berlari, sampai akhirnya gue melihat salah satu dari mereka melepaskan baju dan celana Malika menyisakan hanya pakaian dalamnya saja.
akhirnya gue mencoba menghentikan aksi mereka, "Woy kurang ajar loe ya, cepet lepasin dia" bentak Adrian penuh emosi melihat sang pujaan hati dilecehkan
"siapa loe? berani-beraninya ganggu kesenangan gue" jawab kasar laki-laki berkepala plontos
"loe yang siapa, berani-beraninya ganggu pacar gue" membuat emosi Adrian semakin menjadi
seketika adu jotos pun tak dapat terelakkan, berhubung Adrian memang menguasai silat dan termasuk atlet nasional saat SMA dulu sehingga ia pun mampu melawan dua orang itu sekaligus. penjahat itu pun lumayan babak belur sedangkan Adrian hanya sedikit memar dan lecet dilengannya karna menangkis serangan mereka, merasa Adrian bukan lah lawannya akhirnya mereka lari meninggalkan Adrian dan juga Malika, lalu secepat kilat Adrian mengangkat tubuh Malika dan membawa tas juga barang-barang yang berserakan. karna panik Adrian pun membawa langsung Malika kedalam rumah setelah itu meletakkannya dan menyelimutinya di atas ranjang tanpa memberitahu siapa pun terlebih dahulu, lalu ia mengambil obat luka di dalam rak dan berniat mengobati luka dilengannya tapi terhenti saat mendengar igauan Malika yang seperti ketakutan, sambil memegang obat luka ia mencoba menenangkan Malika tapi tangan Malika seolah melayang hendak memukul kearah Adrian dan sontak saja membuat obat luka tersebut jatuh mengenai seprei yang Malika tiduri. Adrian pun kemudian mengambilnya dan menaruh obat tersebut diatas nakas yang berada disamping tempat tidur.
Suara Adzan pun berkumandang, Adrian kemudian bergegas ke kamar mandi mengambil wudhu kemudian menjalankan kewajibannya, setelah selesai menunaikan shalat Adrian merasa sangat kelelahan karena efek baku hantam dengan kedua penjahat tadi lalu ia pun tertidur diatas sofa karna merasa pusing dikepalanya.
"Cuma saat itu gue lupa lan kalau Malika hanya mengenakan pakaian dalam, kalau pun gue ingat pasti gue juga bingung gimana mau makein bajunya? loe kalau diposisi gue pasti bingung juga kan? alhasil paginya kesalah pahaman itu berlanjut deh ditambah noda merah akibat obat luka gue yang jatuh makin runyam jadinya" sesalnya
"bener kata loe, gue juga pasti bingung dan takutnya tar pas lihat malah jadi nafsu ya" Alan menyetujui ucapan Adrian sambil cengengesan
"sialan loe" jitak Adrian kesal mendengar kata-kata Alan barusan
"aduhh, maen jitak kepala orang aja loe" Alan mengaduh
"oh ya kira-kira menurut loe penjahat itu emang murni niat memperkosa sendiri, apa emang disuruh orang ya? Alan menerka-nerka
"kalau yang gue rasa sih seperti disuruh orang, sebelumnya gue pas mau nemuin om Tama melihat ada orang yang bolak balik sekitar kamar itu. tadinya gue niat memberitahu mereka tapi gue urungkan takutnya nanti malah gue disangka mengada-ngada sama Malika". imbuhnya
"terus selanjutnya apa yang bakal loe lakuin?" Alan memastikan
"sepertinya gue bakal nikahin Malika dan menjaganya seumur hidup gue lan, karna loe kan tau gue sangat mencintainya dan memendam perasaan ini selama bertahun-tahun lamanya". Adrian mantap dengan pilihannya
Memang benar seorang Adrian putra Permana sudah jatuh cinta dengan Malika Adhitama Putri sejak ia duduk di bangku SMA dan Malika saat itu masih SMP karna umur mereka selisih 3 tahun, Adrian mencintai Malika dalam diam karena tidak mau perasaannya dengan Malika nanti mempengaruhi persahabatan sang papah dan ayahnya Malika yang sudah mereka jaga selama berpuluh-puluh tahun saat mereka menginjak masa-masa kuliah dulu karena saling menganggap anak-anak sahabatnya adalah anak mereka sendiri. kini diusia 26 tahun ia bertekad untuk bertanggung jawab atas apa yang sebenarnya tidak pernah ia lakukan, semuanya demi menjaga orang yang paling ia sayangi beserta keluarganya.
- BERSAMBUNG -
🌹 Terimakasih masih setia mengikuti cerita novel ini, mohon maaf jika ada keterlambatan updatenya. semoga kalian semua suka dengan jalan cerita yang author buat, jangan lupa untuk selalu memberikan like dan komen bijaknya sebagai penyemangat author.. love u all💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Mila Pamiliasari
untuk pemula boleh juga alur ceritanya,, lanjut author......
2021-06-15
3