"Kejadian buruk yang dialami tidak semua orang mampu menceritakannya, semuanya pun butuh waktu dan proses yang panjang. Apalagi kejadian buruk tersebut menyangkut sebuah kehormatan seorang wanita".
🌺 Happy Reading 🌺
Setelah memarkirkan motor maticnya Malika tidak langsung menuju kamar rawat sang ayah, tapi ia menuju cafe dekat rumah sakit untuk membeli makanan karena perutnya pun sudah sangat keroncongan minta untuk diisi.
setelah selesai ia pun bergegas menuju kamar VIP 105 tempat ayahnya dirawat yang berada di lantai 3 rumah sakit dan naik menggunakan lift, tepat didepan kamar ia pun berhenti sejenak untuk memantapkan diri agar tidak menceritakan kepada ayah hal buruk yang baru saja ia alami. biarlah saat ini ia simpan sendiri sampai sang ayah sembuh dan menemukan waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya.
"Bismillah" berucap menguatkan tekadnya,dan kemudian mengetuk pintu.
"Assalamualaikum Ayah dan Ashya kakak datang nih,lihat kakak bawa makanan untuk kalian" ucap nya dengan dibuat seceria biasany
"Horee,akhirnya kakak datang juga. pas bgt nh perut ku sudah lapar" Ashya pun beranjak kegirangan mengambil makanan yang kakaknya bawa,tanpa aba-aba ia pun makan dengan lahapnya.
"Ashya jangan lupa donk berdoa dlu,,kebiasaan deh maen nyomot dan masukin kemulutmu aja" omel Malika pada adikny
"Tadi aku udah berdoa koq kak,kakak aja yang nggak denger soalnya kan aku berdoanya dalam hati..hehehehe" jawabnya sambil cekikikan
"yeee klo dibilangin ngeyel banget nih anak,urusan makan aja nomer satu" dengus Malika
sang ayah yang melihat kejadian antara kakak beradik itu hanya bisa geleng-geleng kepala saja,karna memang sudah terbiasa mendengar mereka ribut atau adu mulut karena masalah sepele.
"Kalian ini kalau bertemu seperti tom dan jerry saja,tidak pernah akur. nanti saat salah satu dari kalian menikah pasti akan merasa kesepian,dan ayah pun akan merasa rindu dengan pertengkaran kecil ini yang hampir setiap hari membuat telinga ayah pengang" keluh sang ayah sendu
Malika dan Ashya pun terdiam, tiba-tiba mereka merasa sedih mendengar perkataan sang ayah. tanpa terasa butiran bening jatuh di pelupuk mata Malika,ia teringat kejadian yang tadi pagi ia alami. tak terbayang rasanya jika sang ayah mengetahuinya, hatinya pasti akan hancur dan sangat kecewa pada malika. Malika sangat menyesal ia tidak dapat menjaga dirinya sendiri, apalagi untuk menjaga keluarga nya.
"Ayah jangan ngomong kaya gitu, kita pasti akan selalu bersama ayah. jadi ayah jangan khawatir ya" Malika tersenyum sambil memeluk ayahnya
Ashya yang menyudahi makannya karena mendengar kata-kata sang ayah pun ikut memeluk, "iya nih Ayah jangan ngomong kaya gitu lagi ya, Ashya jadi tidak selera makan nih" imbuhnya sedih
"Apanya yang nggak selera makan? itu sepiring udah mau habis" cibir Malika sambil menjewer telinga adikny
"Aduh sakit tau kak, habis makananya enak sih. kan sayang makanan enak kalau dibuang-buang mubadzir tau mending aku habisin aja deh,heheee" ucapnya cengengesan
"Huuhh,bisa aja ngelesnya kamu" sindir Malika
"Malika sudah bertengkar nya, ayo kita makan" potong sang ayah
setelah Malika memberikan makanan kepada ayahnya, ia pun mengambil makanan untuknya. sebenarnya ia tidak berselera untuk makan, tapi karena takut membuat khawatir sang ayah ia pun ikut makan juga.
mereka makan dengan dilanjuti obrolan seputar pekerjaan Malika dan pekerjaan ayah yang sempat tertunda karena kecelakaan itu, dan suasana penuh canda tawa mendengar kekocakan Ashya penuh ekspresi saat bercerita seputar pengalamannya pertama masuk kuliah. tanpa terasa kebersamaan Malika bersama keluarga sedikit membuatnya melupakan kejadian pahit di hari ini,ia pun hanyut dalam tawa bersama ayah dan adik kesayangannya.
➡️ follback Adrian
Sementara itu didalam kamar Adrian merasa sangat frustasi, ia duduk diatas sofa sambil memegangi kepalanya yang terasa ingin pecah. permintaan sang papah untuk menikahi Malika sangat menyita pikirannya, ia merasa menyesal atas kejadian semalam terlebih tidak bisa menjelaskan permasalahan yang dialami sebenarnya.
"Ya tuhan apa yang harus kulakukan, semua orang tidak mau mendengar penjelasanku terlebih dahulu" kesalnya sambil mencengkram rambutnya dengan kuat
"aku memang sangat mencintai Malika dan ingin menikahinya, tapi bukan dengan cara dan kondisi seperti ini,braakk" ia kesal sambil menendang meja didepannya
🍁🍁
semakin Adrian pikirkan kepalanya semakin pusing tidak karuan, ia pun berniat untuk menemui Malika dikediamannya dan menjelaskan semua yang telah terjadi tadi malam. bergegas ia mengganti pakaian kemudian berlari menuruni tangga,membuka pintu utama tanpa pamit pada orang rumah ia pun menuju rumah Malika dengan berjalan kaki karena berada tidak terlalu jauh dari rumahnya . sesampainya didepan rumah mungil nan sederhana berlantai dua itu ia pun mengetuk pintu sambil mengucap salam.
"Tok tok tok, Assalamualaikum" beberapa kali mengulang salamnya
"Malika ini aku Adrian, tolong buka pintunya. aku mau bicara, Malika.." tidak ada yang menjawab atau pun membukakan pintu membuat Adrian semakin khawatir dengan Malika.
"Mas Adrian cari mba Malika ya?" tiba-tiba tetangga nya yang kebetulan lewat menghampirinya didepan pintu gerbang
"iya bu Laras saya kebetulan ada keperluan dengan Malika, tapi dari tadi saya ketok pintu juga memberi salam tidak ada yang menjawab apalagi membukakan pintunya" jawabnya khawatir
"Emang mas Adrian tidak tahu ya kalau pak Tama kecelakaan kemarin siang? padahal paginya saya liat mba Malika berlari dari rumah mas Adrian seperti habis menangis loh mas? maka ny saya aneh kok mas Adrian nggak tau pak Tama kecelakaan,pasti mba Malika tadi cerita kan? kalau sekarang mba Malikanya udah pergi lagi ke rumah sakit naik motor" panjang kali lebar Bu Laras menjelaskan, tersirat tanya penuh selidik dari kata-katanya
mendapat pertanyaan bertubi-tubi dari salah satu ibu-ibu biang gosip digang rumahnya,ia pun kewalahan dan bingung harus bilang apa.
"kebetulan tadi saya tidak ada dirumah Bu, maka ny pas dapet info dari orang rumah saya langsung kesini ingin memastikan. kalau begitu saya permisi dulu ya Bu Laras" sambil keluar menutup pintu gerbang ia pamit dari kediaman malika menghindari obrolan panjang,tapi langsung di cegah oleh Bu Laras.
"Tunggu, mas Adrian kalau mau jenguk pak Tama dirumah sakit Permata dikamar 105 lantai 3 ya, oh iya katanya pak Tama kecelakaan karena ditabrak orang mas pas diluar kantor. emang pak Tama punya musuh ya mas? bisa jadi tuh sengaja ditabrak ya" nyerocos Bu Laras
Adrian memutar mata merasa malas meladeninya "hadehh mulai dah bigos berulah" gumamnya dalam hati
"Saya nggak tau bu, bahkan saya baru taunya hari ini. terimakasih informasinya y Bu Laras" sambil mengatupkan tangannya ia buru-buru pergi meninggalkan Bu laras. yah begitu lah kalau biang gosip selalu ingin tau perihal kehidupan orang lain,dapet berita sedikit disiarkannya berlebihan. maka nya author lebih baik ngurus anak aja deh dirumah gak ikut-ikutan begituan,heheee..
Dengan perasaan semakin panik dan khawatir Adrian pun berniat mengunjungi om Tama kerumah sakit,ia masuk kerumah menaiki tangga dan menyambar kunci mobil dan dompet yang ada diatas nakas dekat tempat tidurnya kemudian berbalik lagi menuruni tangga keluar rumah dan masuk kedalam mobil.
ketika Adrian bolak balik masuk kemudian keluar rumah lagi ia tidak sadar sebenarnya Pak Permana atau papahnya Adrian memperhatikannya, belum sempat pak permana menanyakan rasa penasarannya tapi Adrian keburu pergi mengendarai mobilnya keluar gerbang rumah dan entah melaju kemana.
BERSAMBUNG
💐Hai para readers,, terimakasih untuk selalu setia membaca novel pertama author ini dan mohon maaf jika ada kesalahan dan typo dalam penulisannya, terlebih lagi pada bab pertama ceritanya lebih sedikit itu karena author masih bingung saat pertama kali mengirim cerita ini. author juga tidak bisa berjanji untuk update setiap hari,tapi akan berusaha sebaik mungkin dan tolong beri like dan komennya yang bijak agar menjadi penyemangat author dalam menulis novel ini.. love u all💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments