"Ketika cinta bersambut dan sang kekasih yang berlutut sambil mengeluarkan cincin seraya berkata Will u menikah me?, Wanita mana yang tidak bahagia melihat dan mendengarnya. Tapi akan berbeda rasanya ketika lamaran terjadi akibat hal buruk menimpa sang wanita, sakit ,kecewa dan benci itu sudah pasti"
🌺 Happy Reading 🌺
Akhirnya Adrian merasa lega sudah menceritakan semua yang terjadi sebenarnya kepada sang papah, ia pun akan tetap menikahi Malika dan bertanggung jawab atas apa yang sudah ia janjikan kepada om tama.
karna sebenarnya Adrian sudah sejak lama mencintai Malika dan ia bertekad untuk selalu menjaga juga melindunginya, bahkan adrian rela sekalipun Malika sangat membencinya.
Permana sangat bangga dengan putranya itu, ia merasa Adrian sudah benar-benar dewasa dan memiliki tanggung jawab yang kuat terlebih bertanggung jawab atas apa yang tidak ia lakukan.
"Papah bangga sama kamu dri, kamu bisa melakukan itu demi orang yang kamu cintai. tapi apa kamu siap jika selama pernikahan istrimu membenci kamu? apa kamu juga tidak ada niat untuk menjelaskan semuanya terlebih dahulu?" terselip khawatir dalam setiap kata-kata sang papah
"Inshaallah Adrian siap pah, bukan Adrian tidak mau menceritakan kejadian sebenarnya pah tapi Malika yang tidak mau mendengar dan berbicara dengan Adrian. Dri tau Malika saat ini membenciku, Malika pasti sangat kecewa dengan apa yang ia rasa telah terjadi padanya saat ini. biarlah semua kebenaran terungkap dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, karna saat ini Adrian hanya fokus untuk melindungi Malika dan keluarganya sampai dalang kekacauan ini terungkap" ucapnya penuh semangat
"Baiklah jika itu yang kamu inginkan, papah setuju dan lamaran besok biar mama Nadine saja yang mengurus semua keperluan yang harus kita bawa besok. karna baik papah dan kamu pasti tidak mengerti dengan hal-hal seperti ini kan? jadi papah minta percayakan semuanya kepada mama Nadine". pinta sang papah
Adrian sebenarnya pun bingung dan tidak tau apa yang harus ia bawa saat lamarannya besok, tapi ia pun agak ragu untuk melibatkan ibu tirinya itu dalam hal momen penting saat ini. memang benar kata-kata papahnya bahwa mereka para pria pasti tidak mengerti akan hal ini, akhirnya ia pun menerima permintaan sang papah untuk melibatkan Nadine mengurus segala keperluannya besok.
"Baik pah jika menurut papah itu yang terbaik, karna sebenarnya Adrian juga bingung apa saja yang akan Adri bawa besok. Thank you dad, for helping me" ucap Adri seraya memeluk haru sang papah
"You are welcome son, and i wish you happiness" seraya membalas pelukan Adri dan menepuk pundaknya pelan
tanpa mereka sadari dari balik pintu seorang wanita mengamati dan mendengarkan percakapan mereka sejak tadi, haru pun menyelimuti dirinya karena ia merasa selama ini papah dan anak itu tidak pernah akur. terlebih semenjak Adrian mempercayai ucapan paman dan bibi nya bahwa Nadine menikahi papahnya hanya karna harta, dan bukan karena mengikuti amanat almarhum ibundanya.
"Alhamdulillah, akhirnya mereka kembali akur" gumam Nadine seraya menghapus air matanya, kemudian ia pun beranjak pergi.
🍁🍁🍁
Pak Tama duduk termenung di teras belakang rumahnya ditemani secangkir kopi panas dan sepiring cemilan enak yang tak menggugah hatinya untuk dimakan, ditaman belakang banyak dipenuhi berbagai tanaman hias yang cantik berbunga warna-warni dan pepohonan hijau yang menjulang tinggi melambai-lambaikan dahannya tertiup angin sore. sebelumnya mas Andre pamit setelah merasa bosnya itu sudah kembali tenang dan emosinya sudah stabil, sekertaris nya itu pamit bukan untuk pulang melainkan untuk mengurus keperluan lamaran Malika besok malam. ia memesan dekorasi taman dan bunga-bunga cantik sebagai hiasan,tak lupa juga catering untuk jamuan makan nanti. semuanya Andre yang urus karna sekarang baik Malika dan pak Tama tidak mungkin diajak berdiskusi untuk hal seperti ini, dan semuanya pun sudah dipercayakan pak Tama kepada sekertaris kepercayaannya itu yang memintanya mengadakan acara besok ditaman belakang.
➡️folback Malika
Malika yang sedari tadi membenamkan tubuhnya di kasur akhirnya bangun dan duduk ditepian, ia menatap dengan pandangan kosong keluar jendela kamar. sebenarnya pemandangan sore yang indah dengan hamparan luas sawah nan hijau melambai tertiup angin dan kicauan burung-burung yang beterbangan hendak pulang kesarang mereka adalah saat yang paling ia sukai ketika berada dikamarnya.
"Ya Allah apa yang harus ku lakukan, besok aku akan dilamar mas Adrian seharusnya itu adalah hari yang sangat membahagiakan buat ku. tapi mengingat begitu buruk perlakuan nya terhadapku membuat kebahagiaan ini terasa hambar, aku bingung apa kah harus menolak lamarannya atau aku terima dengan rasa kecewa?" keluh kesah Malika yang penuh tanya dan hanya ia lah yang memiliki jawabannya
kemudian ia pun berjalan menuju kamar mandi, ia berpikir untuk berendam sebentar menghilangkan penat dikepalanya kemudian melaksanakan shalat magrib dan turun kebawah untuk makan malam bersama ayah dan Ashya
Saat menuruni tangga ia melihat dimeja makan sudah berada ayah dan Ashya, mereka memandang kedatangannya dengan perasaan sedih dan iba. Kini Ashya pun sudah mengetahui dari sang ayah semua hal yang menimpa sang kakak, dan kejadian tadi siang yang membuat gaduh seisi rumah ini.
"Kak Lika duduk sini, ayo kita makan dulu" ajak Ashya dengan senyum ketir sambil menepuk kursi yang berada diantara tempat duduknnya dan sang ayah
Malika pun hanya membalas dengan senyum yang terasa ia paksakan, agar tak terlihat sangat sedih dihadapan adik dan ayahnya.
mereka bertiga makan tanpa suara hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring mengalun menemani makan malam mereka ini, padahal biasanya Malika dan Ashya selalu berdebat meributkan apa saja termasuk hanya berebut masalah ikan asin. para pembantu keluarga Adhitama pun merasa sangat sedih melihat kesunyian makan malam saat ini.
Selesai mereka makan malam, ayah mengajak anak-anak kesayangan nya untuk mengobrol sebentar diruang keluarga. sudah pasti ayah akan membahas acara lamaran Adrian yang akan diadakan besok malam.
"Malika bagaimana persiapan mu untuk acara lamaran besok malam? apa kamu sudah siap menerima Adrian sebagai bagian dari kehidupanmu kelak nak?" tanya sang ayah penuh keseriusan
"Malika juga bingung yah harus mempersiapkan apa? apa Malika bisa menolaknya yah, tapi Malika takut nanti ada hal yang tidak kita inginkan terjadi jika menolaknya" ucap Malika ragu
"maksudnya kamu takut hamil gitu?" tanya sang ayah kaget
"iya yah, itu yang paling aku takutkan saat ini. aku tidak siap jika aku belum mempunyai suami, hal itu pasti bisa membuatku sangat stress yah" ucap Malika lirih dan cairan bening jatuh tak tertahankan dipipi malika
Ashya yang sedari tadi hanya menjadi pendengar terbaik pun merangkul sang kakak dengan erat, ia berharap kakaknya bisa bersabar dalam menghadapi cobaan saat ini. dalam batinnya pun mengutuk keras perbuatan Adrian kepada kakaknya, ia tidak menyangka Adrian yang ia kenal adalah seorang laki-laki baik,agak cuek,dingin dan sangat taat beribadah. Adrian juga sangat menyayangi adiknya bahkan menganggap dan memperlakukan Ashya sudah seperti adiknya sendiri, bagaimana mungkin mas Adrian bisa melakukan hal keji seperti itu kepada kakaknya sendiri.
"Sabar ya kak, kak Malika harus kuat menghadapi cobaan ini. inshaallah semua akan indah pada waktunya dan Allah SWT juga tidak akan menguji umatnya dibatas kemampuan mereka kak" ucap Ashya menguatkan sang kakak
"Iya Shya, kakak juga nggak tau harus berbuat apa menghadapi ini semua? apalagi jika tidak ada kamu dan ayah yang menjadi penyemangat dan kekuatan kakak dalam menghadapi semua cobaan ini, terimakasih banyak ya ayah juga kamu Shya yang selalu ada buat kakak" ucap Malika kepada Ashya dan sang ayah.
"Kak Malika nggak boleh ngomong kaya gitu, gimana pun juga kita adalah saudara. saat suka maupun duka kita harus terus bersama kak, saling menguatkan dan mengingatkan disaat dapat cobaan juga disaat kita salah dalam perbuatan" ucapan Ashya kembali menguatkan hati Malika
"Iya dek, terimakasih banyak ya" sambil kembali memeluk Ashya
" Iya sama-sama kakak ku yang paling cerewet" ucap Ashya mencoba mencairkan suasana dengan tawa nya
"Baru juga dipuji dikit, eh udah mulai ngeledek lagi aja nih anak" Malika mencubit gemes pipi Ashya sambil tertawa
"Ayah bangga sama kalian nak, memang seharusnya begitu sebagai sesama saudara" ucap sang Ayah sambil tersenyum melihat kelakuan anak-anaknya, terlebih mereka saling menguatkan dan saling peduli satu sama lainnya.
- BERSAMBUNG -
🌹Kelanjutan kisah Adrian dan Malika masih panjang dan berliku ya readers, jadi jangan sampai kelewatan menunggu kelanjutan dari kisah cinta mereka. inshaallah author akan selalu berusaha membuat kisah cinta mereka menjadi menarik dan tak sabar untuk dibaca kalian para readers.
jangan lupa juga untuk selalu like dan komen bijak nya sebagai pemacu semangat author dalam menulis kelanjutan novel ini. terimakasih all💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments