"Masa-masa Indah pacaran akan terasa lebih indah jika statusnya pun berubah menjadi tunangan, terlebih menjadi suami/istri yang lebih bebas untuk pergi ke sana ke mari tanpa ada rasa bersalah di dalam hati"
🌺 Happy Reading 🌺
Seseorang yang telah di tunggu Adrian sedari tadi akhirnya datang juga, Malika yang baru saja keluar dari lift kantornya terperanjat melihat kehadiran Adrian yang tiba-tiba itu. Adrian mendekati Malika yang masih bengong, ia pun mengajak sang calon istrinya itu untuk pulang bersama.
"Selamat sore tuan putri, yuk kita pulang?" ucap adrian menyadarkan Malika dari lamunan
"Mas Adrian ngapain kesini?" Malika balik bertanya dan menghiraukan ucapan Adrian
"Emang nggak boleh ya mas jemput kamu?' tanyanya
"Jemput?" lagi-lagi dibalas pertanyaan oleh Malika
"Iya sayang, mas kesini mau jemput kamu" seru Adrian
"Ssstt, jangan pake sayang bisa nggak mas? ini kan masih dikantor nggak enak kalau didengar orang lain" ucap Malika yang malu sambil menempelkan telunjuk di bibir nya itu, seketika Adrian yang mendengarnya pun langsung tertawa dan membuat beberapa orang yang masih berada di lobby kantor pun melihat ke arah Meraka sehingga membuat Malika salah tingkah
"Kamu tuh lucu ya, oke deh nggak pake sayang-sayangan. Yaudah kalau gitu kita pulang yuk" ucap Adrian sambil mengulurkan tangannya dan disambut Malika dengan anggukkan malu-malu yang membuat Adrian tersenyum melihat kelucuan Malika saat itu, lalu Adrian pun mengajak Malika ke arah kafe samping kantor tempat dimana ia tadi memarkirkan mobilnya.
"Mas ngapain kita kesini? tadi katanya mau ngajakin pulang?" tanya malika bingung
Adrian pun tersenyum melihat raut kebingungan pada kekasihnya itu, sambil menunjuk ke arah mobil miliknya ia pun memberitahu Malika
"Tuh kita kesini mau ambil mobil mas, emangnya Lika mau ya pulangnya jalan kaki?" tanya Adrian menggoda Malika
"Ya nggak lah mas, bisa gempor nih kaki kalau jalan kaki sampai rumah" ucap Malika spontan uhuy yang dibalas dengan tawa Adrian sambil membukakan pintu mobil untuk malika
"Tapi mas gimana dengan motor Lika? besok juga kan harus kekantor pagi-pagi" tanya malika setelah mereka berada di dalam mobil
"Udah nggak usah dipikirin ya nanti mas yang atur, tapi sebelum pulang kita mampir dulu ya ke cafe favorit mas Adrian kamu pasti suka tempatnya" pinta Adrian yang membuat pandangan mereka bertemu dan dijawab anggukan oleh Malika tanda ia pun menyetujuinya
Mobil Adrian pun melaju menyusuri keramaian kota Jakarta di sore hari, mereka pun sempat terjebak kemacetan karena banyaknya para pengendara yang hendak pulang kerumahnya masing-masing terlebih banyaknya orang-orang yang tidak sabar dan mengambil lajur yang bukan seharusnya hingga memperparah kemacetan. Beruntung cafe yang dituju Adrian tidak terlalu jauh dari kantor Malika, kurang lebih lima belas menit mereka pun sampai di tujuan.
"Yuk sayang kita turun" ajak Adrian, tanpa sepatah kata pun Malika mengikuti Adrian dan masuk ke dalam cafe yang kebetulan masih agak sepi
"Mas Adrian kalau nongkrong di sini?" tanya Malika sambil memutar pandangannya melihat sekeliling cafe dengan konsep kekinian, banyak sfot-sfot foto yang pastinya Instagramable banget buat para anak muda dengan konsep outdoor dan indoor, penempatan furniture yang unik dengan beberapa area berbeda dari mulai kaleng drum besar yang disulap menjadi sofa, ada tempat duduk didalam Mobil jenis VW Beetle yang biasa dipakai Mr. been shooting sampai meja lesehan pun ada di dalam cafe ini. dekorasi dengan perpaduan cat warna yang berbeda dihiasi ornamen lampu-lampu berbentuk lampion, bintang dan bulan sabit, pajangan-pajangan yang unik serta untaian bunga yang semakin mempercantik pemandangan di dalamnya. terlebih kafe ini mempunyai beragam makanan enak, kekinian namun dengan harga yang cukup terjangkau.
"Kadang-kadang kalau lagi senggang aja mas datang kesini" jawab Adrian dan mengajak malika duduk di sofa drum kaleng besar
"Bagaimana kamu suka dengan konsep dan keseluruhan cafe ini?" tanya adrian
"Iya mas, dekorasinya bagus dan kekinian banget ya? cocok buat hangout anak-anak muda" ucap Malika yang masih takjub dengan dekorasi cafe
"Tapi koq namanya noname cafe ya mas?" tanya Malika lagi yang sempat bingung saat tadi keluar dari mobil dan melihat plang nama cafe tersebut
"Menurut kamu cocoknya dikasih nama apa cafe ini?" Adrian balik tanya
"Nggak tau deh mas, kan Lika bukan pemiliknya juga. cuma ngerasa unik juga namanya, mungkin itu salah satu strategi pemasaran nya ya mas" imbuh Malika
"Nggak juga kok, emang belum ketemu aja nama yang tepat" celetuk Adrian
"Loh kok mas tau? mas kenal ya sama pemilik cafe ini?" selidik Malika
"Ya, kenal dekat banget" ucap Adrian singkat
"siapa? teman mas Adrian donk?" Malika antusias
"Ada deh" singkat Adrian
"Iihhh mulai deh ngeselinnya" ketus Malika yang mulai cemberut karna Adrian merahasiakannya
"Kita pesen makan dulu ya, nanti baru kita bahas. Lika mau makan apa?" tanya Adrian
"Apa aja" ketus Malika
"Mau makan nasi, atau cemil-cemilan aja?" tanya Adrian menawarkan
"Terserah mas aja deh" ucap Malika yang masih ngambek
"Lika mau makan paket nasi?" tanya adrian
"Masih kenyang" ucap Malika
"Kalau ice cream mau?" tanya Adrian membujuk
"Udah sore gini nggak enak makan ice cream" celetuknya
"Terus mau nya apa donk?" tanya Adrian lagi berusaha sabar
"Terserah mas aja, kan mas yang tau menu di cafe ini" ucap Malika lagi
"Huhhh, yaudah deh mas pesenin ya" Adrian menghela nafas pelan berusaha sabar, ia pun menuju ke dalam ruang kitchen dan berbicara dengan pelayan disana kemudian keluar lagi dan duduk di sofanya semula. Dalam pikiran Malika pun merasa aneh kenapa Adrian tidak memanggil saja pelayan cafenya dan memesan dari tempat duduknya sekarang, tapi karna terlanjur ngambek jadi Malika pun urung untuk bertanya kepada Adrian. yah begitulah kita para wanita kalau sudah ngambek gengsi memenangkan segalanya, dan terserah adalah senjata ampuh yang membuat para laki-laki pusing dibuatnya. hahahaaaa, ketawa jahat.
Adrian yang menyadari bahwa Malika sedang ngambek dari tadi pun mulai membujuknya kembali, ia tidak mau momen bersama ini menjadi rusak karena hal sepele.
"Sayang, masih ngambek ya?" tanya Adrian
"Nggak" ucap Malika
"Kok manyun gitu bibirnya? entar cantiknya hilang loh?" rayu Adrian
"Siapa yang manyun? enggak tuh" ucap Malika seraya memingkem kan bibirnya
"bener kan masih ngambek, Lika kalau ngambek lucu deh" Adrian mulai kembali jurusnya
"lucu? emangnya aku badut dibilang lucu" Malika mulai melotot dan ngegas nada bicaranya
"Tuh kan mata nya melotot, lubang hidungnya kembang kempis dan pipi Lika mulai merah-merah gitu. lucu banget sih" Adrian mencubit kedua pipi Malika gemas dan membuat Malika pun menahan tawa membayangkan kata-kata Adrian barusan, apa iya wajah nya saat ini seperti yang dikatakan mas Adrian?
"Jangan ngambek ya sayang, mas nggak mau momen kita bersama yang jarang ini jadi rusak karena hal sepele" pinta Adrian yang menggenggam tangan dan memandang kedua mata Malika dengan tatapan tulusnya, kemudian ia pun membelai rambut hitam Malika yang digerai melebihi bahu itu.
"Iya maaf mas" ucap Malika menundukkan wajahnya yang sadar bahwa ia hampir saja merusak suasana bersama Adrian
"Kamu nggak salah kok, sengaja mas ajak kamu kesini karena ada hal penting yang akan mas bicarakan ter.." ucapan Adrian pun terhenti karena dua orang mengantarkan pesanannya
"Maaf bos, ini pesanannya sudah siap" ucap salah satu pekerja yang tertulis di bagian dadanya adalah manager di cafe ini
"Terimakasih ya mas Randi" ucap Adrian yang kemudian laki-laki yang disebut Adrian mas Randi pun ikut membantu pelayan satu nya lagi menaruh piring makanan juga minuman pesanan Adrian tadi
"oh iya mas, kenalkan ini calon istri saya namanya Malika" ucap Adrian lagi dan sesuai protokol kesehatan mas Randi pun hanya mengatupkan kedua tangannya demikian juga dengan Malika tersenyum dan melakukan hal yang sama
"Bagaimana cafe Minggu ini mas? mulai ramai pengunjung atau masih sama seperti kemarin-kemarin?" tanya Adrian serius
"Minggu ini sudah mulai ramai bos, tapi tetap kami batasi seperti perintah yang mas berikan. dan ini laporan keuangan bulan ini" ucap mas Randi sambil memberikan sebuah dokumen laporan keuangan bulan ini kepada Adrian
"Baik akan saya periksa setelah makan nanti, dan terimakasih untuk kerja keras kalian bulan ini" ucap Adrian
"Sama-sama bos, kalau ada yang ingin ditanyakan panggil saya ya bos. selamat menikmati makanan nya" ucap mas Randi sambil menganggukkan kepalanya tanda ia izin pamit ke ruangannya kepada Adrian dan Malika. alhasil hal itu pun membuat Malika bertanya-tanya sebenarnya ini cafe milik siapa sih?
- BERSAMBUNG -
🌹Hai para reader yang setia, mohon maaf jika author tidak bisa setiap hari upadatenya. terimakasih juga untuk yang selalu setia dan sudah memberi dukungan kepada author dalam melanjutkan penulisan novel the Ceo's wedding secret ini, karna ini tantangan dan hal yang tidak mudah untuk author lakukan terlebih dengan status author sebagai seorang ibu dengan dua anak yang masih kecil dan dengan pekerjaan lainnya. terimakasih sekali lagi untuk pengertiannya,dan mohon maklum juga ya bila ada yang typo saat penulisan novel ini.. thank you all dan selamat hari ibu untuk ibu-ibu hebat di seluruh dunia..💐💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Anita Jenius
Hadir kak..
10 like buatmu.
Mari kita saling dukung.
Semangat up terus ya..
2021-04-25
2