"Peribahasa mengatakan, sebaik-baiknya bangkai ditutupi maka akan tercium juga. begitu pun dengan sebuah rahasia buruk yang kita pendam dan simpan,suatu saat pasti akan terbongkar juga"
🌺 Happy Reading 🌺
Setelah makan siang malika mengantarkan ayah keruang kerja untuk berbicara dengan sekertaris pribadinya yaitu mas Andre, ia pun hendak menuju kamarnya karna merasa mengantuk tapi tertahan karena mendengar suara ketukan pintu dan ucapan salam dari teras rumahnya. ia pun langsung membukakan pintu tanpa terlebih dahulu melihat dari jendela siapa tamu yang datang, karna tidak mungkin orang lain bisa masuk kerumahnya saat ini yang sudah dijaga ketat oleh beberapa bodyguard sang ayah kecuali orang itu sudah mereka kenal.
Malika pun kaget melihat kedatangan Adrian siang itu kerumahnya, dan perasaan benci itu mulai memenuhi emosinya.
"Mau apa lagi kamu kesini hah?" bentak Malika penuh kebencian dan hendak menutup pintu
"Ada yang mau aku omongin sama kamu, tolong jangan tutup pintunya" cegah Adrian menghadang pintu yang akan ditutup Malika
"Percuma ngomong sama orang yang nggak punya perasaan dan tanggung jawab" dengus Malika kesal
"Please Malika, kamu dengarin dulu omonganku" pungkasnya sambil berusaha memegang tangan Malika
"Aku nggak mau dengerin omongan mu Adrian, ujung-ujungnya kamu selalu merasa tidak pernah memperkosaku dan tidak perlu bertanggung jawab kan?" teriak Malika menepis tangan Adrian
Jedaaarrrr, bagaikan tersambar petir pak Adhitama dan Andre terbelalak mendengar kata-kata yang dilontarkan malika itu, yang tanpa sepengetahuan Malika sang ayah dan mas Andre sudah berada tak jauh dari jarak mereka bertengkar karena merasa terganggu dengan suara berisik diruang tamu sehingga sang ayah keluar dari ruang kerjanya dengan didorong kursi rodanya oleh Andre.
"Apa-apaan ini semua? Malika coba kamu jelaskan semuanya sama ayah apa yang sebenarnya sudah terjadi diantara kalian?" dengan amarah pak Adhitama melontarkan pertanyaan pada Malika dan menatap tajam kearah adrian.
Malika pun kaget, terlebih Adrian yang tidak mengetahui jika om Tama sudah pulang dari rumah sakit. seketika suasana pun menjadi hening,Malika dan Adrian pun bingung harus mulai menceriterakan semuanya darimana. adrian pun teringat dengan keputusan yang akan ia ambil dan sudah disetujui papahnya untuk secepatnya menikahi Malika maka ia pun memberanikan diri bicara langsung dengan om Tama.
"Mohon maaf om atas ketidak nyamanan ini, Adrian tidak tahu jika om Tama sudah pulang dan.."
"Tidak usah bertele-tele langsung saja pada intinya" potong Tama penuh emosi
"Maaf om Tama saya akan bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi kepada Malika" ucap Andrian berusaha menenangkan situasi
"Jadi benar kamu sudah memperkosa Malika?om benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran mu Adrian, bagaimana mungkin kamu bisa memperkosa Malika yang sedari kecil sudah seperti adikmu bahkan kamu sudah om anggap anak sendiri. buat apa juga gelar master dan attitude yang kamu punya sedangkan nafsu bejat mu tidak dapat kamu tahan dan malah merusak hidup orang lain?" puncak amarah om tama
"Yah maafin Malika yang tidak dapat menjaga kehormatan keluarga termasuk kehormatan diri sendiri,aku pun sangat membencinya dan tidak mau bersama dengannya" tangis Malika pun pecah seraya memeluk kaki sang ayah yang berada di atas kursi roda, Adrian kaget dan tak percaya Malika akan berkata seperti itu didepan ayahnya. tiba-tiba ada bulir hangat yang jatuh tanpa bisa ia tahan, ia kecewa dengan apa yang dilihatnya saat ini. wanita yang sangat ia cintai dengan bertanggung jawab atas apa yang sebenarnya tidak ia lakukan, membencinya dengan seluruh jiwa tanpa memikirkan perasaan nya.
perasaan pak Tama pun sangat kecewa, ia tahu semua ini bukan kemauan dan kesalahan Malika, tapi rasa sakit dan emosi itu menguasainya karna sang putri tidak menceritakan hal buruk yang telah menimpanya.
"Adrian sekarang apa yang akan kamu lakukan selanjutnya, setelah kau tega merusak masa depan Malika? anak om Tama yang sudah seperti adikmu sendiri" desak om Tama penuh tanya
"sebenarnya ada hal yang ingin saya jelaskan mengenai semuanya tapi disituasi seperti ini rasanya tidak mungkin om Tama dapat mempercayai nya begitu pun Malika dan papah, baiklah kalau begitu besok malam saya dan keluarga akan datang kesini untuk melamar malika" ucapnya penuh sarat akan makna
"yah tapi aku nggak mau nikah dengan.."
Tama pun menempelkan jari diantara bibirnya,menandakan agar Malika diam dan tak menolak
"Baiklah saya tunggu tanggung jawabmu besok malam" tegas om Tama
"kalau begitu saya mohon pamit om, permisi wassalamu'alaikum" ucapnya seraya menyalami tangan om Tama yang hanya duduk terdiam diatas kursi roda
🍁🍁🍁
setelah kepergian Adrian dari rumahnya, pak Tama meminta mas Andre untuk membawanya kembali keruang kerja dan Malika pun kembali kekamarnya dengan langkah gontai. para pembantu yang melihat dan mendengar kejadian itu merasa sedih, mereka pun seperti merasakan sakit dan kepedihan yang keluarga Adhitama alami.
"Ya Allah, ada saja cobaan yang diberikan kepada keluarga ini. belum lama tuan Tama kecelakaan dan belum sembuh dari lukanya sekarang sudah ada masalah baru yang lebih menyakitkan lagi, semoga keluarga ini selalu dalam lindunganMU, semua masalah bisa cepat selesai dan hidup bahagia selamanya..aamiin" bi Sumi menangis seraya mendoakan keluarga Adhitama dan diaminkan oleh mbak Yati dan mang Ujang
Sementara itu diruang kerja pak Tama melemparkan apa yang ada didekatnya, ia marah, kecewa dan emosi yang membuatnya seperti kehilangan kendali tidak seperti seorang Tama biasanya. Andre yang dari tadi bersamanya hanya diam dan membiarkan bosnya itu meluapkan segala emosi didalam dirinya, ia tahu semua orang termasuk dirinya jika berada diposisi pak Tama pasti akan meluapkannya bahkan jika kakinya saat ini tidak sakit ia pasti sudah menampar atau memukul Adrian tadi.
➡️folback Adrian
Sepulangnya Adrian dari rumah om Tama ia merasa ada hal yang hilang dalam dirinya, ya cintanya bertepuk sebelah tangan bahkan Malika pun tidak ingin menikah dengannya meskipun malika merasa telah diperkosa olehnya. ia seperti pungguk merindukan bulan dan telah hancur disaat ia akan berjuang, hal ini lah yang akan membuat Adrian berubah semakin dingin dan cuek terutama kepada Malika.
"Ya tuhan, apa gue semenjijikan dan sebejat-bejatnya begitu buat dia sampai Malika pun menolak gue nikahin. padahal niat gue buat membantu dan melindunginya dari orang-orang jahat, sial bangat sih hidup gue dibenci dengan orang yang paling gue cintai" sesal Adrian sambil menjambak rambutnya kasar
kemudian Adrian pun mencari papahnya didalam ruang kerja tidak ada, lalu ke ruang tamu dan dapur juga ia tak melihatnya. akhirnya ia mengetuk pintu kamar sang papah untuk membicarakan proses lamaran besok.
"tot tok tok,Pah. Papah Adrian mau bicara sebentar" panggilnya sambil mengetuk pintu
tapi yang keluar bukan orang yang diharapkan.
"Adrian ada apa?" tanya mama Nadine kepadanya
"papah ada dimana?" tanyanya
"oh papahmu ada diteras belakang sedang ngopi sambil melihat bang amat merenovasi kolam ikan" jawabnya lembut
"oke aku kesana" singkatnya
mama Nadine hanya mengangguk pelan, ia dan Adrian tidak pernah berinteraksi banyak. sebenarnya ia menyayangi anak sambungnya itu sama seperti sayangnya kepada Jihan anaknya sendiri, tapi Adrian lebih memilih menutup diri dan menjauh darinya terlebih setelah kata-kata bibi dan pamannya yang mengatakan kalau Nadine sengaja menikahi sang ayah karna harta dan pura-pura mengikuti amanat sang ibunda saat akan menghembuskan nafas terakhirnya. perlakuan Adrian berbeda terhadap Jihan anak papahnya dengan Nadine, ia menyayangi Jihan selayaknya adik kandungnya sendiri karena pada dasarnya Adrian memang menyukai anak-anak dan perbedaan usia mereka pun cukup jauh yaitu 7 tahun dan sekarang sang adik pun sedang berkuliah di Paris mengambil jurusan fashion designer.
"Pah Adrian mau bicara sebentar" perkataan Adrian mengalihkan pandangan sang papah yang sedang fokus menjadi mandor bang Amat tukang kebun yang sedang merangkap menjadi tukang bangunan.
"Sebentar dri" menjawabnya kemudian mengalihkan pandangannya sebentar
"Bang Amat nanti jangan sampai lupa pasang selang airnya seperti yang saya bilang tadi ya, awas jangan sampai salah nanti ikan-ikan saya bisa mati" jawabnya setengah mengancam
"baik tuan, saya akan pasang sesuai yang tadi tuan bilang" jawab bang Amat memastikan
Adrian dan papahnya berlalu meninggalkan teras belakang menuju ruang kerja sang papah, disana ia pun menyampaikan perihal lamaran nya terhadap Malika.
"Pah tadi Adri sudah ketemu om Tama dan membicarakan kalau besok Adri dan keluarga akan datang melamar Malika" ucapnya memulai pembicaraan
"Terus bagaimana reaksi Tama setelah tau kau memperkosa anaknya?" tanya sang papah penuh selidik
"Om Tama sangat marah pah, tapi beruntung tidak sampai menampar atau memukul adrian" jawabnya pelik
"Jelas saja ia tak menampar atau memukulmu karna ia berada di kursi roda, karna saat ini kakinya sedang sakit dan digips sampai beberapa Minggu kedepan. kalau tidak habis kau babak belur dibuatnya" cibir sang papah membuat Adrian merinding seketika
"Bagaimana papah tau kalau om Tama dikursi roda dan kakinya sedang digips? apa papah sudah menemuinya" selidik Adrian merasa dipermainkan papahnya
"Jelas sudah lah, Tama kan sahabat papah jadi apa yang terjadi padanya pasti papah lebih tau duluan dibanding kamu. siangnya dia dibawa kerumah sakit sedangkan malamnya papah dan ibu Nadine sudah mengunjunginya dan disana pun bertemu juga dengan Ashya dan Arman pamannya Malika,kami pun ngobrol sampai hampir larut" ucap papahnya panjang lebar
"Tapi kenapa waktu itu papah nggak cerita sama aku kalau om Tama kecelakaan?" jawabnya kesal
"Saat papah pulang kata bi Sumi kamu itu udah tidur tau, jadi papah tahan sampai besok dan ternyata paginya kami malah membuat keributan dengan Malika. sedangkan yang papah tau dia malam itu berada dirumah sakit juga, apa saat itu kamu menculiknya ya?" tuduh sang papah
"Maka ny dengerin dulu penjelasan ku pah, ini malah maen tampar-tampar anaknya aja tanpa tau alasannya dengan jelas" dengus Adrian kesal
"Palah juga penasaran dan sempet bingung juga setelah menamparmu, coba Sekarang jelaskan" perintah sang papah
akhirnya Adrian pun menceritakan dari awal ia melihat Malika diantar mobil yang sekarang ia ketahui itu mobil om Arman pamannya Malika,sampai ia dibuat pingsan dan hendak diperkosa oleh dua orang yang mengikutinya dan kemudian Adrian menolongnya. sampai paginya kesalah pahaman itu berlanjut hingga sekarang, dan ia pun protes dengan tamparan yang diberikan sang papah padanya.
- BERSAMBUNG -
🌹hai readers cerita ini masih berlanjut ya,dan jangan lupa untuk selalu like dan komen bijak sebagai penyemangat author membuat lanjutan novel ini.
terimakasih atas segala dukungan kalian,thank u all💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments