Dengan masih tatapan mata yang sama, Arumi pun maju dan menghampiri ku dan mencengkram daguku, "Cepat buruan kedapur siapkan makan siangnya!"
Aku pun hanya bisa menganggukan kepala kemudian berlalu dari sana dengan deraian air mata, "Ya Allah apa salahku pada ibu dan kakak. Kenapa mereka tega memperlakukan aku seperti ini? Dimana letak kesalahanku," tanya ku dalam hati sambil terus berjalan dan menyapu air mataku dengan punggung tangan ku.
Bik Asih yang datang menyusulku ke dapur, "Non, Bibik bantu ya?" tanya Bik Asih dengan penuh prihatin atas apa yang menimpa putri majikannya itu hari ini.
Aku pun menoleh ke asal datang nya suara, dengan suara menangis dan air mata yang masih keluar dari mataku, "Tidak usah Bik, Nabila bisa sendiri kok melakukannya," tolak ku secara halus.
"Ya Allah Non sungguh malang nasibmu," ucap Bik Asih dalam hati.
"Bu, kakak makan siang nya sudah siap," teriak ku dari dapur.
Sesaat kemudian mereka pun datang dan sudah duduk di kursi meja makan. Aku pun ikut menarik satu kursi, niat mau duduk dan ikut makan siang bersama mereka. Arumi yang melihat itu, "Kamu mau apa?" tanya dengan suara tidak bersahabat.
"Mau makan kak."
"Kamu hanya boleh makan setelah kami selesai makan. Mengerti?"
Aku hanya menggukan kepala tanda mengerti. "Sudah pergi sana, bisa - bisa nafsu makan ku ilang lihat wajah pembunuhmu di sini." ucap Arumi sambil mengisi nasi dan lauk pauk di piringnya.
Bik Asih yang melihat itu hanya bisa mendo,akan putri majikannya itu tanpa bisa berbuat apa - apa.
"Yang sabar ya Non," ucap Bik Asih ketika aku sudah berada di dekatnya.
Bik Asih pun mengajak ku kekamarnya, "Ayo Non kita kekamar Bibik saja. Sambil menunggu mereka menyelesaikan makan siang."
Aku dan Bik Asih kini sudah berada di dalam kamar Bik Asih. Aku pun berdiri di dekat jendela pikiran ku melayang jauh dan tiba - tiba ingat kejadian beberapa tahun yang lalu.
...Kembali kemasa lalu...
Siang itu ketika berada di kampus.
"Ayah jadikan jemput Nabila di kampus?" tanya ku dari seberang telepon.
"Iya sayang jadi dong. Tapi tunggu dulu sebentar Ayah lagi berada di sebuah tempat, Ayah ingin membelikan kamu sesuatu. Kamu lupa hari ini hari apa?" ujar Ayah dari seberang telepon.
Sambungan telepon pun terputus.
Jam kampus sudah selesai.
"Ayah jadi kan jemput Nabila?" tanya ku dari seberang telepon.
"Ayah sudah di jalan bentar lagi Ayah nyampe kok buat jemput kamu."
"Ok Ayah ... Nabila tunggu di tempat biasa ya, Bye... bye... Ayah. Hati - hati di jalan!"
"Bye putri Ayah...."
Sambungan telepon pun terputus.
Aku pun segera melangkahkan kaki ku ke halaman kampus. Kini aku sudah berdiri di depan pagar kampus, sesekali menatap kesana kemari mencari keberadaan Ayahku yang katanya tidak lama lagi akan segera datang menjemputku.
Sesaat kemudian, aku pun melihat mobil Ayah sudah terparkir di sebrang jalan. Hari ini lalu lintas jalan raya sangat padat.
Ayah pun keluar dari dalam mobil dan berdiri di samping mobilnya sambil melambai - lambaikan tangannya kepadaku. Dan aku pun membalas lambainnya.
Ketika aku baru mau menyebrang jalan, karena tidak memperhatikan mobil yang datang dari arah kanan dan kiri, "Nabila awas ...." teriak Ayah dari sebrang.
Brukk.....
Aku pun mundur kebelakang kemudian jatuh tersungkur di atas aspal. Aku pun menoleh kebelakang, "Ayah...." teriakku.
Ayah ku sudah mendarat di aspal dengan darah segar yang keluar dari mulut dan kepalanya.
Aku pun segera berdiri dan berlari kearah di mana Ayahku tergelatak tak berdaya.
Sambil memangku kepalanya dan derai air mata yang tak bisa ku bendung lagi, "Ayah... kenapa Ayah melakukan ini pada Nabila ... hiks ... hiks ... hiks ... Ayah bangun dan buka matamu. Nabila janji akan menjadi anak yang berbakti, Nabila janji jika Ayah bangun, Nabila akan menuruti semua keinginan Ayah. Sekali pun Ayah meminta nyawa Nabila, Nabila ikhlas asal Ayah bangun," sambil terus menangis dan menepuk - nepuk pipi Ayah yang tak bangun - bangun.
Ayah pun membuka matanya, dengan sisa tenaga yang ada dan dengan suara terbata - bata seraya mengelus pipiku, "Nabila anakku selepas Ayah pergi jadilah Anak yang penurut kepada kedua kakak - kakakmu, jangan membantah perintah ibumu. Walaupun keadaannya akan berubah dan tak akan lagi sama, kamu tetap harus menghormati dan menyayangi kedua kakak - kakakmu dan ibumu. Jaga mereka untuk Ayah. Hanya ini yang bisa Ayah berikan untuk kamu," seraya merogoh saku jas dan mengeluarkan sebuah tempat berbentuk love berwarna merah dan menyodorkannya kepadaku lalu berucap, "Selamat ulang tahun sayang, semoga panjang umur dan sehat selalu." aku pun menerima nya. Setelah berucap begitu Ayah pun tiba - tiba menutup matanya dan terkulai lemas. Ayah pun pergi untuk selama - lama nya.
...Kembali kemasa kini....
Tiba - tiba air mata ku jatuh membasahi pipiku tanpa meminta ijin terlebih dahulu.
...❤❤❤...
...Mari saling mendukung...
...Terima kasih...
...❤❤❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Ugieh Azha Sugiharti
Aku baru mampir thor. Awal crt msh ky chinderela
2021-09-14
0
Ika Sartika
😢😢😢😢
2021-09-01
0
Shanthy Ciecwetembem
🤧🤧🤧🤧🤧😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2021-07-07
1