Bintang melihat Joi masih didalam mobil sedang memanasi mobilnya, kemudian langsung ikut masuk kedalam dan duduk disamping Joi.
"Ayo jalan Joi!" Seru Bintang menepuk pundak Joi yang sedang merunduk mengambil ponselnya yang jatuh.
"Oh My God." Pekik Joi terlonjak kaget melihat Bintang tiba-tiba berada disampingnya.
"Hey girl, kau mengagetkanku." Joi mengusap dadanya.
"Sorry Joi.. hehe." Bintang terkekeh tanpa dosa.
"Don't touch me!" Greget Bintang melihat tingkah Joi yang mengacak-acak rambutnya.
"Tapi aku tidak bisa jika tidak menyentuhmu." Goda Joi membuat Bintang mengerucutkan bibirnya.
"Ah kau menggemaskan sekali girl." Ucap Joi mencubit gemas hidung Bintang.
"Kau mau aku antar kemana hmm?" Tanya Joi tak lepas pandangannya dari Bintang.
"Kau akan kekantor kak Seankan? Dan kau juga akan melewati hotel besar ALMAD. Nanti turunkan aku disana." Ujar Bintang.
Joi mengerutkan keningnya.
"Untuk apa kau kesana?" Tanya Joi serius.
"Ck kau mau mengantarku tidak, kalau kau tidak mau ya sudah." Ucap Bintang dingin hendak membuka pintu mobil untuk keluar.
"Baiklah baiklah... aku akan mengantarmu girl." Balas Joi mulai melajukan mobilnya.
"Ah kau memang yang terbaik." Ujar Bintang mengangkat jempolnya pada Joi.
"Apapun kulakukan untukmu girl." Ucap Joi dengan nada merayu.
Bintang dan Joi sudah berada didepan Gedung besar Hotel ALMAD.
Bintang mengambil sesuatu di dalam tas kecilnya lalu memakainya.
"Untuk apa kau memakai itu?" Tanya Jo heran melihat Bintang memakai cadar menutup setengah wajahnya.
"Ah kau ini kepo sekali." Jawab Bintang menepuk pelan pipi Joi.
"Oh iya thank's Joi, aku pergi dulu." Pamit Bintang langsung membuka pintu lalu pergi meninggalkan Joi yang mematung di dalam mobilnya dengan ekspresi bingung.
Bintang sudah masuk kedalam hotel lalu menghampiri resepsionis hotel.
"Permisi kak, apa tuan Jimmi ada disini? Bisakan aku bertemu denganny?" Tanya Bintang sopan.
Resepsionis itu melihat Bintang dari atas sampai bawah dengan menaruh rasa curiga.
"Maaf apa anda sudah punya janji dengannya? Maksud saya, saya tidak bisa membiarkan orang asing menemui beliau tanpa persetujuannya." Jawab resepsionis tak kalah sopan.
Merasa di persusah, Bintang langsung membuka cadarnya lalu memakainya lagi, membuat resepsionis itu terkejut tanpa bisa mengeluarkan kata-kata.
Kemudian resepsionis itu mengangguk dalam keadaan masih mematung lalu memberi kode pada dua penjaga depan lift khusus.
Tanpa pikir panjang Bintang langsung berjalan masuk Lift khusus untuk ke lantai paling atas dimana tempat Jimmi berada.
"Apa itu benar-benar nona muda?" Gumam resepsionis tak percaya.
Setelah sampai diatas, Bintang melepas cadarnya.
BRAAK
Bintang menendang pintu ruangan Jimmi lalu menerobos masuk tanpa permisi.
"Astaga." Pekik Jimmi terlonjak kaget lalu menoleh ke arah Bintang.
"NONA MUDA!" Seru Jimmi melihat Bintang bercak pinggang di depannya.
Jimmi menatap Bintang tak percaya dan berberapa kali mengucek-ngucek matanya.
Bintang mendekati Jimmi yang masih berdiri mematung ditempatnya.
"Hy Jimm, I miss you." Ucap Bitang memeluk Jimmi.
"Hah? ini benar nona muda?" Tanya Jimmi melepas pelukan Bintang.
"Hi Jimm, apa sekarang matamu sudah bermasalah hmm? Atau perlu kubelikan kaca mata?" Tanya Bintang dengan tersenyum.
"Ah kau benar nona mudaku!" Seru Jimmi senang lalu memeluk erat Bintang.
"Akh Jimm, Kau Me-meluk-ku terlalu e-rat, nafasku se-sak Jimm." Bintang menepuk-nepuk pundak Jimmi.
"Ah iya maaf nona, aku terlalu senang." Jimmi melepas pelukannya lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Uhuk Uhuk Huh. Kau ini Jimm." Ucap Bintang menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan.
"Duduklah nona! Nona kemana saja? Selama ini kami mencari nona muda." Tanya Jimmi.
"Ceritanya panjang Jimm, yang jelas aku sempat kehilangan ingatanku tapi sekarang aku baik-baik saja Jimm." Jelas Bintang.
"Aku ingin bertanya sesuatu padamu Jim." Ucap Bintang menatap Jimmi.
"Silahkan nona, jika saya tahu pasti akan saya jawab." Ujar Jimmi serius.
"Siapa yang melakukannya?" Tanya Bintang serius.
"Ma-maksud anda apa nona?" jawab Jimmi pura-pura bodoh.
"Ck kau pasti sudah tahu semua Jimm. Cepat katakan padaku atau kau akan tau apa yang akan aku lakukan padamu!" Ancam Bintang menatap tajam Jimmi membuat Jimmi menelan salivanya sendiri dengan susah.
"I-i-itu nona, ehmmm.. itu tu- tuan Gerald, uncle kandung nona." Ucap Jimmi terbata -bata.
"Hmmm sudah kuduga." Gumam Bintang sambil mengepalkan tangan.
"Jangan bertindak sebelum aku yang menyuruhmu Jimm!" Sengit Bintang menahan emosi.
"Saya mengerti nona." Ucap Jimmi menunduk.
"Hmmm baiklah, kau lanjutkan tugasmu, aku harus pergi Jimm. Masih banyak urusan yang belum aku selesaikan. Aku akan segera kembali, Ini nomor ponselku, hubungi aku jika ada apa-apa Jim." Bintang memberi sepotong kertas ke Jimmi dan Jimmi menerimanya.
"Nona bagaimana surat ahli warisnya?" Tanya Jimmi.
"Aku belum tahu Jimm, kau urus saja dulu. Aku belum siap karena masih ada banyak tugasku Jimm. Lagi pula Jonathan juga ikut membatumu kan?" Tanya Bintang.
"Hah dari mana nona tau?" Tanya Jimmi terkejut.
"Sean Padilla." Jawab Bintang singkat
"Aku pergi dulu Jimm. Terima kasih kau sudah mau mengurus semuanya selama tidak ada aku. Jaga dirimu baik-baik Jimm! Sampai jumpa." Pamit Bintang lalu pergi melangkah keluar.
Jimmi menatap Nona Mudanya sampai tak terlihat lagi.
"Nona usiamu masih sangat muda, tapi kau harus mengalami semua ini. Aku berjanji akan selalu menjagamu nona, sekalipun harus nyawaku taruhannya. Sesuai janjiku pada tuan Maddison dan nyonya Lauren." Gumam Jimmi dalam hati.
"Hemm itu artinya tuan muda Sean sudah terlebih dulu bertemu dengan nona muda. Kenapa tuan muda tidak memberi tahuku?" Gerutunya.
JIMMI JACKSON
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Avi Oktania
sebenarnya tuh bintang umurnya berapa sih? 😕
2021-03-08
1
RsyAngel√
Dari atas sampe bawah semuanya cogan hohoooo😭
2021-01-11
1
AK_Wiedhiyaa16
oppa2 bertaburan, sayang sekali aku menunggu ahjussi tampan
2020-12-26
4