Sebuah peluru melesat dari salah satu anak buah Dave yang diarahkan ke Bintang, menghentikan perdebatan Bintang dengan Kevano. Namun peluru itu meleset karena Bintang lebih dulu menghindar.
"Cepat juga gerakannya." Gumam Darren pelan memuji Bintang.
"Si konyol ini." Ucap Kevano dalam hati melihat Bintang.
"Kurang ajar. Kalian ingin bermain-main denganku rupanya.." Teriak Bintang dengan geram lalu berlari menyerang anak buah Dave dengan tangan kosong.
Tuan Wilson, Darren, dan Kevano juga ikut menyerang mereka.
Dengan lihainya Bintang melawan beberapa anak buah Dave yang membawa senjata. Dengan gerakan indahnya pula Bintang menangkis setiap pukulan anak buah Dave, justru malah menghajar mereka kembali dengan mudah.
Kini Bintang berada ditengah kepungan anak buah Dave, semua menodongkan pistol kearahnya. Bintangpun menatap mereka satu persatu. Lalu matanya terhenti pada tuan Wilson, Darren dan Kevano.
BRUGK
Bintang seketika pingsan ditempat.
"Begini lebih baik dari pada nanti mereka banyak tanya jika aku bisa menghabisi para orang-orang kafir ini dengan mudah. Hmm aku tak perlu buang-buang tenagaku lagi, biar mereka saja lah yang membereskan semuanya. Hihihi selamat menikmati..." Ucapnya tertawa dalam hati.
Ck Dasar Bodoh!" Umpat Darren melihat Bintang pingsan.
"Baru begitu saja sudah pingsan. Payah!" Ucap Kevano sambil menangkis beberapa pukulan.
Tak ingin mengulur waktu lebih lama lagi .
BUGHH.. PRAKK..SRREETH..
DORR DORR DORR
BRAKK BUGHH
Semua anak buah Dave langsung tewas di tempat. Darah berceceran dimana-mana.
Sedangkan Bintang masih setia dengan pingsan pura-puranya.
Tuan Wilson menghampiri taxsi yang ditumpangi Bintang menyuruhnya untuk segera pergi.
Tok Tok
Supir taxsi membuka jendela kacanya. Terlihatlah dia yang sedang ketakutan, wajahnya yang pucat juga keringatnya bercucuran.
"Kau pergilah sekarang! Biar gadis itu nanti aku yang akan mengantarnya." Suruh tuan Wilson dengan nada dingin.
"Bbb-ba-baik t-tuan." Jawabnya gagap lalu menyalakan mobilnya dan segera pergi.
"Darren, kau angkat gadis itu. Bawa dia kedalam mobil." Titah Wilson menunjuk Bintang.
"Ck merepotkan saja!" Umpat Darren lalu berjalan menghampiri Bintang dan langsung membopongnya ala bridal style.
Merasa ada yang membopong tubuhnya, Bintang membuka matanya. Dia beberapa kali mengerjap-ngerjapkan matanya, hingga dilihatnya wajah Darren yang sangat tampan.
BRUKK
"Ck sial, kenapa kau menjatuhkanku ish?" Kesal Bintang sambil berdiri dan mengusap bokongnya yang sakit.
"Wah wah sudah sok jagoan, pintar berbohong pula." Celetuk Kevano membuat Bintang mendengkus.
Sementara Darren dan tuan Wilson hanya diam saja.
" Terserah!" Ucap Bintang malas dan menaikkan kacamatanya.
Bintang hendak pergi dari tempatnya sambil celingak-celinguk kemudian menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ish dimana taxsi itu? Apa pergi begitu saja meninggalkan aku?" Gumamnya.
"Kau ikutlah bersama kami nak. Lagi pula taxsi mu sudah pergi." Ajak tuan Wilson.
"Tapi tuan, aku... aku, penerbangan pesawatku sebentar lagi, aku harus pergi secepatnya kebandara." Ujar Bintang bingung.
"Memangnya kau itu mau kemana?" Tanya Kevano.
"Aku harus pergi kenegara I.." Jawab Bintang.
"Kebetulan sekali, kami besok juga akan kesana. Ikut saja bersama kami, besok kita berangkat bersama." Bujuk tuan Wilson.
"Benarkah..?" tanya Bintang.
"Hmmm.." Jawab Darren dingin.
"Baiklah aku ikut kalian." Pasrah Bintang yang pikirannya kembali buntu.
Akhirnya mereka pergi ke Kediaman Wilson.
Didalam mobil.
"Kenapa kau bisa berurusan dengan mereka." Tanya Kevano membuka suara.
"Entahlah, mungkin mereka ingin mebegal ku." Jawab Bintang asal.
"Cih wanita dekil sepertimu apanya yang mau dibegal? Uang juga pasti pas-passan." Ejek Kevano sombong.
"Tidak mungkin, mereka para mafia bukan begal!" timpal Darren.
"Dari mana kau tau?" Tanya Bintang dan Kevano bersamaan.
"Kalian kompak sekali." Ledek Tuan Wilson membuat keduanya mendengkus.
"Aku melihat Lucky bersembunyi dibalik pohon besar mengawasi kita semua, dia anggota 'The Wild Lion'." Ujar Darren.
"The Wild Lion? Rasanya tidak asing lagi ditelingaku. Apa ada hubungannya dengan masa laluku? Ah tapi tidak mungkin, ini bukan negaraku. Lalu kenapa mereka mengincarku?" Tanya Bintang dalam hati.
"The Wild Lion? Akh mereka tidak mungkin turun jiku bukan Dave sendiri yang memberi perintah. Kau ada urusan apa dengan Dave?" Tanya Kevano menyelidik Bintang.
"Apa? Dave? ...Dave sialan. Pasti dia ingin balas dendam denganku. Ck bagaimana ini, apa yang harus aku katakan pada mereka .." Kesal Bintang dalam hati dan tampak berpikir.
"Tidak ada, aku bekerja jadi pelayan dirumahnya dan aku kabur. Mungkin itu yang membuat orang-orang kafir itu menyerangku dan ingin menyeretku." Jawab Bintang asal karena otaknya lagi dongkol.
"Rasanya aku tidak percaya jika hanya itu saja." Ucap Kevano lagi.
" TERSERAH!" Seru Bintang kesal mengarah ketelinga Kevano.
" KAU!" Geram Kevano.
" BRISIK..! Kalian itu bisa diam tidak!" Geram Darren yang duduk dikursi depan dengan kesal mendengar celotehan Bintang dan Kevano tidak henti-henti.
"Kalian ini kenapa berdebat terus? Apa kalian tidak bisa akur sebentar saja." Tegur tuan Wilson
"Tidak." Ucap Bintang dan Kevano lagi dengan kompak.
Tuan Wilson dan Darren hanya bisa menghela nafasnya.
Kini mobil mereka telah sampai dikediaman Wilson.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Fitri
next
2020-12-09
1