Gabriella terus menangis menatap Bintang yang sudah pergi keluar.
Rakka hendak menyusul Bintang.
"Satu langkah lagi kamu berani keluar dari sini dan menyusulnya, maka kau juga jangan pernah kembali lagi!" Seru Yohan membuat langkah Rakka terhenti lalu terdiam.
Dave juga pergi pura-pura menyusul Bintang, padahal sebenarnya dia pulang kekediamannya.
Bintang berjalan menghentikan taksi.
"Aku harus kembali kenegara I." Gumamnya.
"Lebih baik malam ini aku menginap dihotel saja, besok baru kebandara." Ucapnya lagi dalam hati.
"Kita ke Hotel X." Ucap Bintang pada supir taksi .
" Baik Nona." Jawabnya.
Taksi mulai melaju kearah tujuan.
"Sebaiknya aku juga harus merubah penampilanku, agar tidak ada yang mengenaliku dan jika Rayyan melihatku nanti." Gumam Bintang lagi dalam hati.
Kini Bintang sudah sampai diHotel X.
Dikediaman Alvaro
Diruang kerja Hamish.
"Damn!" Hamish mengepalkan tangan.
" Beraninya mereka mempermalukanku!" Ucapnya marah.
" Dave, turunkah anak buahmu. Kecohkan keluarga mereka!" Titah Hamish pada Dave.
"Jangan gegabah Dad. Masih ada Rayyan dalam keluarga mereka. Apa lagi ada Darren juga yang pasti membantunya." Jawab Dave.
"Ingat Dad, Darren itu sangat berbahaya dalam dunia kita para mafia. Dan hanya ada satu lawan seimbangnya 'Dangerous Stars', tapi pastinya mereka tidak akan pernah mau memberi kita bantuan." Imbuhnya.
"Dangerous Stars? Bukankah Queen mereka hilang? Kita bisa memanfaatkan situasi ini." Ujar Hamish.
"Gemparnya dunia mafia tentang hilangnya Queen 'Dangerous Stars' membuat para mafia lain banyak menyerang markas mereka. Namun belum ada satupun yang berhasil Dad, bahkan kita juga pernah menyerang mereka. Pertahanan mereka sangatlah kua". Ucap Dave Serius.
"Hmm kau benar, lebih baik kau cari Bintang saja, seret dia kesini dan arus dalam keadaan hidup." Tegas Hamish.
"Tenang saja Dad, anak buahku kini sudah mengikutinya. Tapi jika dilihat dia sepertinya bukan gadis sembarang. Dari tenaganya yang sangat kuat, sepertinya Ray telah melatihnya. Aku akan menambah anak buahku lagi untuk berjaga-jaga jika memang Bintang seperti dugaanku." Balas Dave lagi
"Terserah kau saja Dave." Ucap Hamish.
Malam telah berlalu, hari telah berganti.
Bintang sudah merubah penampilannya, memoles wajahnya menggunakan Foundation gelap menutupi wajah putih mulusnya. Lalu menyembunyikan mata birunya menggunakan softlen, tak lupa pula kaca mata yang tebal juga besar dan rambut hitam panjangnya diikat keatas digulungnya asal.
Kini Bintang sudah bersiap dan pergi keluar dari Hotel diikuti kedua anak buah suruhan Dave yang mengawasi gerak-geriknya.
Bintang menghentikan taxsi lalu masuk ke mobil.
"Bandara Pak." Ucapnya.
"Siap Nona." Jawab supir taxsi.
"Kita lewat jalan pintas saja pak, saya buru-buru." Ucapnya lagi.
"Tapi kita akan melewati jalan sepi nona." Balas supir taxsi dengan nada cemas.
"Tidak masalah." Kekeh Bintang.
"Baiklah nona." Dengan terpaksa supir itu menuruti Bintang.
Tibanya ditempat yang sepi tidak ada sama sekali pengendara lain, namun tampak segerombol orang dengan pakaian serba hitam berdiri menghalangi jalan.
Sontak supir taxsi langsung menghentikan laju mobilnya.
"Bangaimana ini nona?" Tanya supir taxsi ketakutan.
"Siapa mereka? Penampilannya seperti para mafia saja. Kenapa aku tidak ada rasa takut sama sekali yaa? Hmmm baiklah kalian ingin bermain-main denganku rupanya. Tanganku juga sudah gatal." Pikir Bintang dalam hati.
"Tetaplah disini! Aku yang akan turun." Perintah Bintang pada supir taxsinya.
"Ta-tapi no-na, ini berbahaya mereka sangatlah banyak..." Ucap supir taxsi lagi dengan tubuh gemetar.
"Kau jangan khawatir. Jangan kemana-mana dan tetaplah didalam, jangan coba-coba keluar jika kau masih sayang nyawamu. Aku akan keluar!" Seru Bintang sambil membuka pintu mobil lalu keluar.
"Nona kau berani sekali, wajah jelekmu pun tidak akan membuat mereka takut." Ucap supir taxsi dalam hati dengan songongnya.
Padahal wajahnya sudah memucat.
Bintang dengan santainya berjalan kedepan mobil lalu menyenderkan tubuhnya pada bagian depan mobil. Kakinya menyilang, tangan kanan bercak pinggang, tangan kiri memainkan jarinya dan wajahnya tersenyum menyeringai. Tentu saja membuat anak buah Dave terheran-heran.
"Dalam situasi seperti ini santai sekali dia? Sepertinya dugaan Dave memang benar." Ucap seseorang yang sedang bersembunyi.
Dilain sisi, dibelakang taksi Bintang ada tiga orang pria turun dari mobilnya setelah melihat seorang gadis sedang berhadapan dengan puluhan orang mafia. Mereka berjalan menghampiri Bintang dan menjajarinya.
"Siapa kalian?" Tnya Bintang santai melihat ketiganya.
"Kau tidak perlu tau siapa kami, kami hanya ingin membantu seorang gadis yang sedang berhadapan dengan puluhan orang jahat. Dan aku yakin kau butuh bantuan kami karena kau takkan sanggup melawan mereka!" Ucap Kevano dengan ketus.
"Cih Sombong." Umpat Bintang.
"Aku tidak butuh bantuan kalian, aku bisa bela diri, aku memegang sabuk hitam !" Tegas Bintang asal.
"Benarkah? Tapi sabuk hitammu tidak akan bisa melumpuhkan mereka." Timpal Darren dengan nada mengejek. Namun Bintang mengabaikannya.
"Wahai orang-orang kafir, jangan menghalangi jalanku. Menyingkirlah!" Teriak Bintang pada anak buah Dave.
"Kau tidak lihat kalau orang cantik mau lewat hah!" Teriak Bintang lagi dengan bergaya membuat anak buah Dave tertawa mengejek.
Kevano yang mendengarnya pun menepuk jidatnya, sedangkan Darren menggelengkan kepalanya dan Tuan Wilson hanya tersenyum menahan tawanya.
"Dalam situasi seperti ini masih sempat-sempatnya untuk narsis. Kau itu jelek!" ucap Kevano ketus.
"Ya aku tau aku memanglah jelek, dan kau orang pertama yang memujiku.." Ucap Bintang bangga membuat Kevano mendengkus.
DORRR
BINTANG LAURENCIA dengan mata birunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
hanya_pembaca_novel
ahha sekarang AQ tau,,mungkin bintang adalah Queen mafia mereka
2021-01-19
1
flora sweet
waahhh kerreenn thorr....kya aq ballkalan suka nich,pemeran utamanya nggak lemah....😍😍😍😍😍
2020-12-24
1
Haruno SYakura
keren
2020-12-16
1