MAGIC STAR
Seorang gadis lontang lantung dijalanan berlontang-lantung dijalanan dengan tatapan kosong dia menyebrang, tanpa disadari sebuah mobil melaju kencang dari arah lain.
"Oh My God ...!" Pekik si pengemudi
BRAK..BRAK..BRAKK
Gadis itu terpental jauh hingga tersempet oleh pengemudi lain dari lawan arah. Kepalanya penuh dengan darah, dan tubuhnya terkulai lemah tak berdaya.
Sedangkan si pengemudi tadi sempat membanting stirnya dan menabrak tiang listrik besar yang dipinggir jalan. Warga yang melihat kejadian itu pun langsung mengevakuasi para korban dan membawa mereka kerumah sakit terdekat.
Di Rumah Sakit Y
Gabriella yang sudah sadar tiba-tiba teringat sesuatu.
"Daddy ..." Lirihnya
"Daddy , Rakka ..." Ucapnya lagi menoleh kesana kemari seperti mencari sesuatu.
"Momm...? Mom sudah sadar? Bagian mana yang sakit Mom?" Tanya Rayyan yang memang sedari tadi berada diruangan itu.
Gabriella yang panik terus saja bertanya pada anaknya itu.
"Dad Rayy? Daddy, Rakka mereka dimana? Apa mereka baik-baik saja Ray? Antarkan Mommy, Momm mau lihat keadaan mereka!" Gabriella was was.
"Daddy dan Kak Rakka baik-baik saja Mom, mereka ada diruangan sebelah. Oke ayo Rayy antar Mommy kesana." Ujar Rayyan dan Gabriella mengangguk.
CEKLEK
Pintu terbuka dan terlihatlah dua orang laki-laki didalam sana, yang satu terbaring dan satunya lagi duduk disebelah ranjang.
"Daddy ...?" Gabriella memanggil suaminya sambil berjalan masuk . Sontak kedua orang itupun menoleh kearahnya.
"Daddy kenapa masih berbaring seperti ini? lalu kaki ini kenapa diperban seperti ini, apa ini parah Dad? " Tanya Gabriella khawatir dengan mata yang sudah berkaca- kaca.
"Daddy baik-baik saja Mom, jangan menangis! ada anak-anak disini. Lagi pula luka ini tidak seberapa sakitnya ketimbang melihatmu menangis hmm .." Goda Yohan membuat semuanya terkikik geli.
"Daddy kau ini!" Seru Gabriella.
"Oh iya dimana gadis itu? Dan bagaimana keaadaannya? Apa kalian tau?" Tanya Gabriella yang tiba-tiba mengingat kecelakaan tadi.
"Gadis..?" Tanya Rayy yang dibalas anggukan oleh semuanya.
"Aku belum tahu Mom. Coba nanti kita tanyakan saja pada Dokter, siapa tau dia juga dibawa kerumah sakit ini." Jawab Rakka.
Gabriella dan Rakka keluar menuju ruangan Dokter.
"Dok apa tadi juga ada seorang gadis yang dibawa kesini bersama kami?" Tanya Gabriella.
"Benar nyonya, gadis itu sekarang dibawa keruang IGD karena keadaanya kritis. Apalagi keluarganya belum diketahui." Jawab Dokter.
"Bisa antarkan kami kesana Dok!" Pinta Rakka.
"Tentu saja, mari ikut saya .." Dokter keluar diikuti Gabriella dan Rakka.
Gabriella dan Rakka sudah berada didepan IGD menunggu dokter yang didalam keluar.
Dokterpun keluar dari ruangan.
"Bagaimana keadaannya Dok ..?" Tanya Gabriella.
"Apa anda keluarganya?" Tanya Dokter dijawab anggukan Gabriella.
"Kecelakaan itu mengakibatkan pendarahan dikepalanya. Dan kami harus melakukan tindakan, Pasien harus segera dioprasi kalau tidak ...
"Lakukan saja apa yang terbaik untuknya Dok, berapapun biayanya." Ujar Gabriella memotong ucapan Dokter.
"Tapi pasien membutuhkan donor darah karena terlalu banyak kehilangan darahnya. Dan masalahnya darah pasien Rhesus B-Negatif dan dirumah sakit ini tidak menyedikan. Apalagi darahnya yang termasuk langka, hanya ada sekitar 1,11 % didunia." Ujar Dokter.
"Kalau begitu ambil darah saya Dokter. Darah kami sama." Ucap Rakka mantap.
Gabriella menatap tajam kearah Rakka .
"Kau serius? " Tanya Gabriella
"Aku serius Mom." Kekeh Rakka.
Didalam ruang operasi Dokter sedang berusaha semaksimal mungkin menangani gadis cantik bak boneka itu.
6 jam lebih telah berlalu.
Lampu operasi telah mati, tanda operasi telah selesai.
Rakka masih didalam ruangan perawatan untuk memulihkan tenaganya setelah mendonorkan darahnya, begitupun Yohan juga masih setia dengan ranjang perawatannya.
Kini Rayyan menemani Gabriella menunggu didepan ruang operasi.
Dokter keluar dari ruangan.
"Bagaimana Dokter?" Tanya Gabriella
Dokterpun menjawab.
"Operasinya berjalan lancar nyonya, pasien juga akan segera di bawa keruang PACU untuk pemulihan." Ucapnya.
Sementara Rayyan hanya diam mendengarkan mereka, walau sebenarnya dia juga tengah dilanda penasaran.
2 hari telah berlalu.
Diruang pemulihan
Gadis cantik itu mulai tersadar perlahan menggerakkan jarinya lalu membuka mata birunya.
"Aaiir..." Hanya itu yang terucap dengan Lirihnya.
Rakka yang setia menunggu, reflek langsung mengambil air minum untuknya.
"Ka-kau sudah sadar?" Tanya Rakka sambil memberikan air minum dan membantu meminumkannya.
"Heyy..?" Tanyanya lagi dengan menahan kesal karena merasa pertanyaan diabaikan tadi.
Gadis itu mendesah sakit ketika hendak bangun kepalanya masih merasa sakit.
"Akhss kepalaku, kenapa sakit sekali dan dimana aku?" Lirihnya sambil memegang kepalanya dan menelisik ruangan itu dengan tatapannya.
Rakka mengusap lembut kepala gadis itu yang diperban.
"Kau sedang dirumah sakit, kemarin kau mengalami kecelakaan sehingga membuat kepalamu seperti itu." Ucapnya dengan penuh perhatian.
"Gadis ini sangatlah cantik, sepertinya dia gadis yang baik. Sungguh menarik." Gumam Rakka dalam hati.
Hening ...
CEKKLEK
Pintu terbuka. Gabriella, Ray dan Yohan yang kakinya masih sedikit pincang, mereka berjalan masuk kedalam.
"Kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu nak?" Tanya Gabriella.
Gadis itu diam merasa bingung dengan apa yang terjadi dengannya.
"Nak..?" panggil Yohan.
"Siapa namamu nak?" Tanyanya lagi.
Gadis itu masih diam dan tampak berpikir lalu menjawabnya.
"Bintang, Bintang Laurencia ,," Jawabnya tegas.
"Kalian siapa?" tanya Bintang menatap satu persatu penuh tanya.
"Kami ...kami yang mengalami kecelakaan yang sama denganmu nak, dan membawamu kerumah sakit ini." Ucap Yohan berbohong sehingga keluarganya pun menatap kearahnya.
Yohan mengedipkan sebelah matanya sebagai kode dirinya yang mengerti apa yang ada dipikiran keluarganya.
"A-aku kecelakaan?" Tanya Bintang yang masih bingung dengan gagap.
"Aku tidak ingat apa-apa." Lirihnya dengan raut wajah bersedih.
Ucapan Bintang membuat Keluarga Yohanes Sanjaya terkejut dan bertanya-tanya. Apa yang terjadi padanya? Begitu pikir mereka.
Rayyan berjalan mendekati Bintang tepat dihadapannya. Mereka berdua saling beradu tatap.
"Mata yang sangat indah, sungguh makhluk Tuhan yang sempurna ". Ucap Rayyan dalam hati yang terpaku akan keindahan dihadapannya itu.
"Lalu apa sajakah yang kau ingat hmmm?" Tanya Rayyan lembut.
"Aku tidak bisa ingat apa-apa, aku hanya ingat namaku saja. Dan hanya itu yang hatiku katakan." Jawab Bintang.
Semua keluarga Sanjaya hanya bisa menghela nafasnya mendengar jawaban dari Bintang.
"Sudah tidak apa, janganlah terlalu dipaksa untuk mengingatnya. Mulai sekarang kami akan menjadi keluargamu dan pangiil aku Mommy ya." Ucap Gabriella memeluk Bintang sambil tersenyum karena dirinya dari dulu ingin sekali punya anak perempuan.
"Dan panggil aku Daddy oke ..!" Ucap Yohan tidak mau kalah.
"Untuk mereka berdua kau panggil saja kakak namanya Rakka dan Rayyan." Ucapnya lagi sambil menunjuk kearah Rakka dan Rayyan dan dibalas senyuman keduanya.
Sebenarnya Bintang masih kebingungan tapi juga merasa bahagia, meskipun tidak bisa mengingat semua setidaknya masih bisa memiliki keluarga baru.
"Rakka kau temani Daddy keluar dulu!" Perintah Yohan dan dibalas anggukkan oleh Rakka. Kemudian mereka keluar bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
GEA
👍
2021-03-22
0
veve12479 😉
pertama bingung tapi aku paham
2021-01-28
2
Friska Petra
baru baca dan aku favoritin thor..
semangat..
2021-01-22
1