Kediaman Padilla.
Matahari menyinari sepasang kakak beradik yang masih terlelap dalam tidurnya.
Sean terbangun dilihatnya wajah polos Bintang.
"Selamat pagi Bintang..." Ucapnya tersenyum dan mengusap lembut kepala Bintang.
Sean beranjak turun dari ranjang lalu keluar dari kamar Bintang.
Diruang tamu.
" o apa kau sudah melihat Sean turun?" Tanya Joi.
"Belum." Jawab Jo datar.
"Ck apa mereka semalam tidur berdua dalam satu kamar? Atau jangan-jangan..." Tanya Joi pikiranya kemana-mana.
Jo hanya menautkan alisnya keatas, tanpa menjawab pertanyaan Joi.
"Jo jawablah. Agar aku tidak penasaran lagi, ini sudah siang tapi mereka belum juga keluar dari kamar." Gerutu joi.
"Diamlah Joi! Mana aku tau. Tanyakan saja pada rumput bergoyang!" Balas Jo kesal dengan kecerewetan Joi.
"Kenapa kau malah kesal denganku? Harusnya kau juga kesal dengan mereka! Kita sudah menunggu lama tapi Sean belum juga menunjukan batang hidungnya." Gerutu Joi lagi.
Jo yang merasa terganggu oleh Joi , memilih pergi meninggalkan ruang tamu.
"Hey Jo! Jika sikapmu selalu saja seperti itu, bagaimana kau bisa mendapatkan pendamping hidupmu. Meskipun wanita bisa dimanjakan dengan uang tapi mereka juga butuh kasih sayang!" Teriak Joi melihat Jo pergi.
"Ish mengapa semua orang begitu sangat menyebalkan!" Gumam Joi kesal sendiri.
"Siapa yang menyebalkan?" Tanya Sean yang tiba-tiba datang dan sudah lengkap dengan pakaian kantornya.
"Kalian semua menyebalkan! Kau kemana saja baru turun? Aku menunggumu disini sampai jamuran atau jangan-jangan?" Joi memicingkan matanya menatao Sean.
"Sepertinya otakmu mulai terganggu Joi. Hilangkan pikiran kotormu, Bintang itu sudah seperti adikku sendiri. Harusnya aku lebih lama lagi agar kau benar-benar jamuran." Ujar Sean terkekeh.
"Kau sungguh sangat menyebalkan Sean!" Geram Joi.
"Whatever." Balas Sean dengan entengnya.
Bintang terbangun dari tidurnya dan sudah tidak menemukan Sean lagi di kamarnya .
Ah kepalaku sakit." Ucap Bintang memegang kepalanya.
Drrrrttttt
Bintang mengambil ponselnya lalu melihat siapa yang menghubunginya.
📞.... Ricko Calling.
Bintang menepuk jidatnya.
"Ah kenapa aku sampai lupa." Gerutunya. Bintang mengangkat telfonnya.
📞 R : "Hallo Baby? Kamu dimana? kenapa tidak mengabariku sama sekali ha?"
📞 B : "Sorry kak, a**ku bertemu seseorang yang mengaku kerluargaku di mall kemarin. Semalam ini aku juga menginap ditempatnya. Maaf ."
📞 R : "Jadi karena itu kamu lupain aku sekarang? Oh Baby... apa kau juga tidak kembali lagi?"
📞 B : "Bukan begitu, ish kenapa kau jadi lebay sih kak? Aku hanya satu malam disini setelah itu kembali lagi ke apartementmu."
📞 R : "Benarkah? Baiklah kalau begitu, tunggu aku pulang. Kau baik-baiklah disana adik kecil!"
Tut Tut Tut
"Ish belum juga selesai sudah dimatiin, menyebalkan!" Gerutu Bintang kesal.
"Lebih baik aku mandi saja. Sepertinya setelah ingatanku kembali, kepalaku ini harus dicuci biar fress." Ujar Bintang.
"Joi Kau pergilah ke kantor dulu, aku dan Jo akan menemui klient diResto X sebentar. Jo juga akan ke kantor setelah mengantarku pulang." Ucap Sean.
"Kau tidak kekantor Sean?" Tanya Jo yang datang membawa berkas ditangannya.
"Tidak Jo, aku masih ada urusan disini!" Tegas Sean.
"Hmmm baiklah." Ucap Jo singkat.
"Dan kau Joi! Jangan banyak tanya!" Seru Sean terkekeh melihat Joi yang baru akan membuka suaranya langsung bungkam seketika..
"Cihh..." Joi berdecih kesal.
"Kak Sean, kau mau kemana?" Teriak Bintang bertanya sembari berjalan menuruni tangga lalu menghampiri ketiga laki-laki yang sedang mematung.
Sean, Jo dan Joi menoleh keasal suara. Jo menatap Bintang dengan ekspresi datarnya. Sedangkan Joi melihat Bintang tak berkedip sama sekali.
"So seksi girl, ah mataku ternodai." Ucap Joi masih tak berkedip.
CTAKK
Jitakan mendarat di kepala Joi, membuat si empunya mendengkus.
"Kau bahkan sering melihat lebih dari ini dari para kekasihmu Joi." Timpal Sean.
"Kau mau kemana Bi?" Tanya Sean melihat Bintang dari atas sampai bawah.
"Belum kau jawab pertanyaanku malah kau kembali bertanya." Ujar Bintang mengerucutkan Bibirnya.
"Ah bibirnya itu, sungguh menggoda." Umpat Joi dalam hati.
PLAK
Sekarang giliran Jo mendaratkan telapak tangannya pada kening Joi.
"Jaga matamu, sudah hampir loncat saja." Ucap Jo dingin.
"Lebih baik aku pergi saja dari sini." Gerutu Joi lalu pergi keluar.
"Aku ada urusan diluar sebentar kak, kau mau kemana rapi sekali?" Tanya Bintang lagi pada Sean.
"Aku ada pertemuan dengan klient sebentar setelah itu langsung pulang lagi. Hmm kau akan pergi dengan pakaian seperti ini?" Tanya Sean menggelengkan kepala.
"Tentu, memangnya kenapa? Dari dulu juga seperti ini." Jawab Bintang santai.
"Hah?" Sean terkejut sedikit curiga.
"Apa ingatannya sudah kembali ?" Tanya Sean dalam hati.
"Sudahlah kak aku harus pergi sekarang, tidak lama kok." Ujar Bintang hendak pergi.
"Tunggu Bi. Biar Jo yang mengantarmu!" Seru Sean.
"Hah!" Seru Bintang dan Jo bersamaan.
Kemudian Bintang tersenyum lalu mendekati Jo. Jo sudah bisa membaca pikiran Bintang lalu segera menjauh namun kalah cepat dengan Bintang.
"Jo.. kau mau mengantarkan aku kan Please!" Bintang bergelayut manja dilengan Jo seperti sedang menggodanya.
"Cih semua wanita hanya merepotkan saja!" Gerutu Jo dalam hati tidak suka.
"Lepaskan tanganmu!" Seru Jo.
"Bi." Tegur Sean namun Bintang tetap pada posisinya menggelengkan kepalanya.
"Jo please?" Ucap Bintang lagi semakin menggoda.
"Cih menjijikan sekali, aku merasa geli pada diriku sendiri. Ah namanya juga berusaha meruntuhkan dinding esnya yang dingin itu." Umpat Bintang dalam hati
Jo yang sudah tidak bisa menahan amarahnya langsung mencengkram erat tangan Bintang, melipatnya kebelakang lalu menguncinya dan sedikit memelintirnya.
"Aww Jo sakitt!" Pekik Bintang pura-pura.
"Jo lepaskan Bintang, dia adikku." Ucap Sean khawatir.
Namun Jo tetap tidak bergeming.
Bintang yang mulai kesal dengan Jo secepatnya langsung melawan melepas kuncian tangan Jo lalu memutar tubuhnya .
Kini Bintang dan Jo berhadapan dan saling memandang. Jo menatap Bintang tak berkedip. Tangan Bintang mulai merangkul leher Jo lalu mengedipkan sebelah matanya dan dengan cepat Bintang mengangkat lututnya menendang sesuatu punya Jo yang dibawah sana.
"Akhh Shiiit." Umpat Jo sambil memegang benda berharganya.
"Hahaha." Bintang tertawa puas.
"Aku bisa pergi sendiri kak." Ucapnya pada Sean lalu pergi meninggalkan Jo yang meringis dan Sean yang melongo.
"Apa dia gadis yang bar-bar?" Tanya Jo melihat Bintang pergi dan tak terlihat lagi.
Sean mengangkat bahu dan kedua tangannya sambil menahan tawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Lp.Ww
remuk deh pusakanya jo
2021-01-29
1
AYRIN AYCY
baby bunny bisa bersikap dingin juga y
2021-01-25
0
flora sweet
😍😍😍😍
sayang skali yang super2 ganteng malah jdi kakak nya....☹️☹️☹️
2020-12-24
0