Dua hari Kindaru berada dalam kamar tiis, waktu dilaluinya hanya tidur, melakukan beberapa aktifitas pribadi disungai kecil yang mengalir kemudian kembali keatas bale, Kindaru benar benar menggunakan waktunya untuk pemulihan. Selama dua hari itu suara keributan di luar ruang tiis silih berganti.
Hari ke- tiga seorang pemuda berkulit coklat datang tepat saat Kindaru kelaparan. Stok makanan telah habis sejak kemarin begitupun jamu- jamu buatan Emak, Kindaru hanya meminum air dari aliran sungai kecil yang mengalir mengurangi rasa laparnya.
Awal kedatangannya pemuda mengaku bernama Sudama itu tidak banyak bicara hanya membawakan beberapa stok makanan setiap dua hari sekali secara rutin. setelah beberapa pertemuan Sudama mulai membawa beberapa tanaman yang bisa digunakan untuk pengobatan secara umum seperti tanaman untuk mengobati batuk, demam dan beberapa penyakit umum.
Pemuda bernama Sudama itu cukup kagum dengan kemampuan Kindaru belajar yang sangat cepat. Sekitar pertemuan kesepuluh Sudama mulai memperkenalkan beberapa racun yang umum, cara mengenali, bagaimana reaksi, serta penawarnya.
Kindaru banyak belajar mengenai ilmu pengobatan dari Sudama selain tentang racun, Kindaru juga mempelajari Kesehatan tubuh manusia dari kulit sampai organ dalam tidak ketinggalan kesehatan kandungan serta berbagai obat yang berhubungan dengan itu.
Menurut pandangan Sudama, Kindaru gadis unik yang pintar buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya seperti halnya sang Ibu Nyai Tunjung ataupun Kakek dari pihak ibu yang merupakan Juru Tamba yang hebat sayang kemampuan itu harus ditutupi.
Satu hal yang sangat mencolok dari kemampuan Kindaru yang harus di acungi jempol oleh Sudama adalah kemampuan mengolah wewangian, gadis kecil ini tau bagaiman cara mengolah bunga menjadi minyak esensial dengan takaran yang tepat menghasilkan wangi yang menyenangkan.Sudama tidak malu mengakui kelebihan Kindaru dan belajar dari gadis itu juga.
Kindaru biasa menandai tanah dengan kayu berupa coretan setiap kali ikedatangan Sudama sekedar menghitung berapa lama dirinya terkurung dalam ruang tiis, hampir satu bulan ini Kindaru baru dua kali mendengar suara keributan diluar sana tepatnya diskitar saung rare, tidak seperti bulan- bulan pertama keributan akan terjadi hampir tiap malam, sebenarnya Kindaru tidak mengatagorikan dua kejadian dalam bulan ini sebuah keributan karena pada kenyataannya Raden Wesiangra hanya mengoceh tidak jelas selama berjam- jam sebelum seseorang membawanya pergi.
Selama ini pembicaraan antara sudama dan Kindaru hanya seputar ilmu pengobatan dan wewangian, tepat kedatangan Sudama yang ke- 40 kalinya, pemuda itu mengajukan pertanyaan yang cukup pribadi yang membuat Kindaru serba salah.
"Nyai Tunjung mengharapkan Rayi bisa segera melupakan peristiwa lalu dan berani menatap dunia". Kindaru tertegun karena arah pembicaraan lawan bicaranya masih absurd.
"Apa Rayi tidak keberatan menikah denganku?", tanya Sudama pada akhirnya hal yang ingin diungkapkannya berminggu lalu berani diungkapnya.
"Apa Emak meminta Kang Dama menikahiku?". Kindaru memberikan pertanyaan sebagai jawaban. Menatap pemuda berwajah manis berkulit coklat dihadapannya.
"Ya dan tidak". terdiam sebelum melanjutkan kalimatnya. "Akan sangat menyenangkan bila memiliki pasangan yang bisa berkomunikasi layaknya teman , Jangan membantah dulu". Ucapan Sudama menghentikan Kindaru yang berniat membuka mulutnya.
"Ibu Rayi Nyai Tunjung dan Bapaku memiliki perjanjian pernikahan, Lalu sesuatu terjadi pada keluarga Nyai Tunjung dan menghilang. Bapa akhirnya menikahi gadis lain, tepat setelah kelahiran anak pertama Bapa, Kakak perempuanku Nyai Tunjung kembali". Raut bersalah diwajah Sudama jelas tidak bisa disembunyikan Kindaru justru merasa semua tidak sesederhana yang diucapkan Sudama. Siapa sosok Sudama yang masih misteri pun masih menjadi tanda tanya bagi Kindaru. Hanya dengan keyakinan Emak tidak mungkin mengizinkan Sudama berada didekat Kindaru bila lelaki ini adalah sosok yang mungkin bisa membahayakan dirinya.
"Semua sudah digariskan, bukan salah siapa- siapa, Emak dan Bapa Daru bahagia", Tutur KIndaru bukan menenangkan Sudama tapi memang kenyataannya Emak dan Bapa merupakan contoh sebuah keluarga yang berbahagia. Mereka saling melengkapi. Hingga kepergian Bapa Emak tidak pernah meneteskan air mata karena Bapa.
"Semua tidak semudah yang Rayi fikirkan, meskipun Nyai Tunjung berbesar hati memaafkan dan mengikat ikrar tali persaudaraan, Bapa tetap merasakan penyesalan berkali- kali menjadi pengecut, apa lagi setelah mengetahui beberapa kebenaran lain". Tatapan Kosong di wajah Sudama seolah menanggung dosa yang dilakukan orang tuanya terhadap Emak. Kindaru tidak tahu bagaimana menyikapi ini karena tidak tahu detailnya seperti apa, namun bila Emak saja sudah mengikhlaskan kenapa dirinya yang tidak tahu apa- apa turut mengambil beban.
Mengalihkan pembicaraan dari membahas masa lalu orang tua mereka adalah jalan terbaik.
"Kang Dama tahu apa yang terjadi pada Daru?", tanya Kindaru yang dijawab anggukan mantap dari Sudama.
"Bila ternyata Daru ikut andil secara tidak langsung katakanlah menggoda mereka apa Kang Dama tetap dalam pilihan yang sama, maksud Daru dengan niat yang sama menikahi Daru ?", lagi- lagi angukan mantap sudama sebagai jawaban.
"Baiklah, Kang Dama akan menjadi calon suamiku sampai Akang menemukan gadis yang akang cintai maka ikatan diantara Kita akan berakhir,, Daru tidak ingin pernikahan menjadi sarana penebusan rasa bersalah yang mungkin akan mendatangkan rasa bersalah yang lain".
KIndaru telah membuat keputusan untuk menerima Sudama sebagai calon Suaminya, Kindaru tidak akan mengecewakan keinginan Emak.
"Bersiaplah menghabiskan sisa umurmu denganku calon Istri" 'Akan Aku pastikan tidak akan memandang gadis lain selain Kamu Kindaru calon istriku'. lanjut Sudama dalam hati.
###
Waktu berlalu dengan cepat tidak terasa lebih dari tiga bulan Kindaru bersembunyi di kamar tiis.
Kindaru telah berpakaian rapi sepasang kain cantik yang dibawa Sudama dari negeri sebrang ketika berniaga sebelumnya telah terpasang dengan sangat pas ditubuh Kindaru, beruntung Kindaru dijaman modern pernah beberapa kali berwisata kenegeri tetangga dengan hasil pertanian terbaiknya itu disana dirinya belajar bagaimana menggunakan kain yang disebut kain tenun 'tao' (kain tenun khas Thailand) meski tidak sempurna tapi cukup baik.
Kindaru menggunakan riasan agar tampil berbeda terutama 'celak mata' (eyeliner) dan mewarnai rambut hitamnya dengan campuran buah bit minyak kenari serta cuka apel menghasilkan warna burgundy wang cantik, meski pada prosesnya membuat sakit kepala tapi hasilnya tidak memuaskan.
Kulit Kindaru lebih pucat ditambah riasan dan perubahan warna rambut membuat dirinya benar- benar menjadi sosok yang berbeda. Sudama menyimpan semua rasa penasaran dalam hatinya meski rasa ingin tahu begitu mengelitik tentang dari mana gadis ini mengetahui cara berpakaian wanita sebrang dengan begitu akurat, bahkan setahu Sudama Kindaru tidak pernah menginjakan kakinya ketanah sebrang, menurut informasi yang terjamin kebenarannya Kindaru tidak pernah meninggalkan kabupaten. Ditambah kemampuannya merubah warna rambut yang sangat luar biasa pintarnya, rasa kagum Sudama semakin bertambah.
Hari ini adalah hari pengadilan untuk Nyai Sriti atas kejahatannya yang sempat ditunda karena kehamilannya, beberapa hari lalu Teh Sriti telah melahirkan bayi perempuan maka pengadilan sudah tidak dapat memberi kelonggaran lagi. Pengadilan akan diadakan diaula Kabupaten disana akan hadir beberapa penggede dan merupakan waktu yang tepat untuk agenda lain yang akan dilakukan Kindaru dan Sudama, dimana Sudama akan memperkenalkan calon istrinya pada semua orang dengan identitas baru Kindaru.
.
d
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
sukabaca
semangat thor...
2021-01-30
1
Cahya
next Kak
2021-01-23
2
Lyn smi
lanjut
2020-11-20
2