Setelah suara pagar luar tertutup Kindaru yakin dalam ruangan itu tidak ada siapapun selain dirinya. Kindaru membuka matanya mengakhiri pura- pura tidurnya, Kindaru butuh membasuh tubuhnya dengan air dingin untuk meredakan hasratnya yang ditahan sedari tadi.
Bila saja Kindaru gagal mengendalikan nafsunya mungkin rencananya akan berantakan untungnya akal sehatnya masih berjalan.
Bergegas mengambil air dingin dari aliran air disamping rumahnyamenggunakan baskom biasa dipakai melap badannya.
Kindaru membuka setiap lembar kain yang menutup tubuhnya, mengambil kain basah melap seluruh tubuhnya, tubuhnya mulai menggigil ketika Kindaru selesai dengan ritualnya. Melap badan dengan air dingin ternyata cukup berguna hasrat primitif dalam tubuhnya bisa ditidurkan.
Melilitkan kain jarik yang sudah disiapkan sebelumnya pada bagian tubuh bawahnya serta kemben yang hanya diselipkan di pinggulnya tanpa stagen.
BRAK
Suara pintu terbuka dengan kasar.
'Apa lagi ini,' desah Kindaru dalam hati. 'Sial lupa mengunci pintu' rutuk Kindaru dalam hati, meski Kindaru sendiri tidak yakin bilapun pintu terkunci bisakah menghalangi seorang Raden Abisaka untuk masuk kedalam kamarnya.
"Apa seperti ini bertamu ketempat seorang wanita lajang Gusti Raden?". 'Lupakan bertamu ini menorobos namanya mana ada orang bertamu tengah malam memjelang dini hari seperti ini', cerocos Kindaru dalam hati, ada rasa gentar didiri Kindaru ketika menatap tatapan tajam Raden Abisaka.
Pakaian yang Kindaru kenakan jelas sudah rapih tapi Raden Abisaka tahu pasti Kindaru sudah berganti pakaian bahkan kain- kain yang sebelumnya digunakan masih teronggok dekat baskom tempat air sisa melap tubuhnya, pemandangan itu seolah menambah kayu bakar kedalam api.
Kindaru merasa tidak ada yang salah, mencoba bersikap senatural mungkin, Raden Abisaka yang bersikap seolah predator yang mengincar buruannya, bergerak mendekat kilat amarah jelas terlihat dimatanya, Kindaru jelas tahu permainannya beresiko tapi ini diluar prediksinya, sebuah pertanyaan terlintas dikepalanya benarkah itu kilat amarah. tapi untuk apa?.
Antara dirinya dan Putra kedua raja ini tidak ada hubungan apa pun selain hubungan satu malam yang terjadi malam lalu, Kindarupun tidak akan lupa sorot meremehkan dan ancaman Raden Abisaka saat memberinya racun ular lebih dari satu tahun lalu.
"Apa yang kalian lakukan Nyai?" Kecap Raden Abisaka mendesis sinis.
"Gusti Raden, menurut Raden apa yang dilakukan dua orang anak manusia dalam ruang tertutup?". Balas Kindaru menjawab pertanyaan dengan pertannyaan. Meskipun mampu menampilkan raut datar, namun degup jantungnya memacu tidak bisa membohongi rasa terintimidasinya.
Tanpa membalas ucapan Kindaru, Raden Abisaka menarik lengan Kindaru dengan kasar menyebabkan Kindaru jatuh terjerembab diatas bale tempat tidurnya.
Masih dalam mode bungkam Raden Abisaka menarik kain yang penutup tubuh Kindaru dengan beringas, alarm tanda bahaya menyala dikepalanya tapi tenaga Kindaru kalah jauh dari sosok beringas berkabut amarah.
"KAMU GILA..." Bentak Kindaru mengumpulkan segala keberaniannya mencoba melawan.
Plak...
Sebuah tamparan mendarat dipipi Kindaru membuatnya tersungkur di atas bale memunggungi sang Raden. Rasa asin dan bau tembaga menguat dimulutnya disusul rasa perih dari luka disudut bibirnya.
"Kamu milikku Kindaru", Ucap Raden Abisaka penuh penekanan.
"Abdi ini hanya akan menjadi milik diri ini tidak akan menjadi milik siapa- siapa". Kindaru mendesis bercampur antara amarah dan putus asa, harga dirinya tercabik, terhina.
###
Setelah meyalurkan amarahnya melalui tubuh Kindaru, Raden Abisaka tidak bisa memejamkan matanya, hatinya sakit entah untuk alasan apa, tidak bisa dijelaskan alasanya yang pasti penyebabnya adalah gadis yang terlelap dihadapannya.
Api amarahnya padam setelah pengakuan Kindaru bahwa sang Raka Raden Wesiangra tidak menyetuhnya seperti tuduhannya hanya sebatas ciuman dan pelukkan, meski ada beberapa jejak kecupan dilehernya tapi dirinya membuktikan sendiri tidak ada aktifitas seksual sebelum bersama dirinya.
Awalnya Raden Abisaka hanya ingin membuat Kindaru memohon, sama halnya dengan Garwa Sang Raka Nyi Mas Muntira yang selalu memohon untuk tetap bersamanya bahkan selalu mengutamakan dirinya dari pada sang suami, ataupun bagaimana para wanita yang berada di dikaputren miliknya mereka selalu memohon agar dirinya mau bersama mereka meski hanya satu malam.
Nyatanya seorang Kindaru mampu membuat hidupnya tidak tenang, gadis itu tidak pernah memohon untuk bersamanya justru mendorongnya pergi, seolah- olah sama sekali tidak tertarik dengan semua yang dimilikinya.
Laporan dari orang kepercayaannya Bramasta, Kindaru menolak semua barang yang dikirimkan kerumahnya, dengan alasan tidak pernah membelinya dan tidak menginginkannya, cukup menjadi percikan kemarahan karena Raden Abisaka tidak pernah ditolak, kemarahan yang ditimbun sampai Rakanya sendiri Raden Wesiangra menginginkan Kindaru menjadi miliknya, bukan salah Raden Wesiangra dia tidak mengetahui bila Kindaru sudah menjadi miliknya hanya untuk mempublikasikannya Raden Abisaka perlu pertimbangan apalagi keluarga gadis ini menjadi target khusus dari Ayahanda Rajanya, entah apa yang terjadi dimasa lalu sehingga Ayahanda perlu menghancurkan keluarga ini padahal bila ingin memusnahkan mereka bagi seorang raja itu bukan hal yang sulit, justru yang terjadi Ayahanda berkesan ingin memberikan kematian perlahan dan menyakitkan.
Membenarkan letak selimut yang menutupi tubuh polos Kindaru, Raden Abisaka memejamkan matanya setelah menatap wanitanya tubuhnya penuh luka hasil perbuatannya, begitupun dengan wajahnya tidak luput dari siksaannya beberapa tempat tampak membiru, luka sobek disudut bibirnya, menyesal tentu saja dirinya merasakan penyesalan itu, tapi penyangkalan bahwa dirinya melakukan hal yang harus dilakukan untuk mempertahankan gadis ini disampingnya agar dia tahu siapa pemiliknya.
Keluar dari pintu kamar yang dihuni Kindaru seorang pengawal setianya salah satu pengawal terbaiknya melompat dari pohon tidak jauh dari bangunan sederhana milik Kindaru.
"Raden" sapa lelaki berpakaian serba hitamitu.
"Kamu masih disini Bramasta" pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
"Hmn, apa semua baik- baik saja?" tanyanya kemudian.
"Raga baik, tapi gadis itu tidak". Jawabnya terdengar seolah ada nada penyesalan disana.
ATRaden Abisaka bisa menjadi dirinya sendiri ketika bersama dengan pengawal setianya ini, mereka bersama sejak masih sangat muda sebagai putra dari guru yang melatih ilmu kanuragan Raden Abisaka, Bramanta tentu saja dilatih untuk meneruskan jejak sang ayah tapi berkat kedekatannya dengan Raden Abisaka, Bramanta lebih memilih menjadi ponggawa bayangan sang Raden beruntung sang pelatih masih memiliki dua putra lain yang bisa meneruskan jejaknya. hanya segelintir orang yang tahu bahwa Bramanta adalah orang terdekatnya begitupun dengan sang Raka Raden Wesiangra.
"Seperti dugaanku, Apa dia baru memohon untuk berhenti setelah mendapat banyak luka?" selidiknya lagi, dan sepertinya Raden Abisaka tidak keberatan menjawab rasa ingin tahu lelaki dihadapannya.
"Sama sekali tidak Dia tidak memohon untuk apapun?", senyum kecil tersemat kemudian menghilang tak berjejak.
"Apa yang membuat Raden akhirnya berhenti?" Tampak sekali lelaki yang lebih tua beberapa tahun dari Raden Abisaka ini begitu penasaran.
"Dia tersenyum alih- alih memohon untuk pengampunannya, bila menjadi seorang permaisuri Dia akan menjadi Ratu yang kuat."
Bramasta tertegun dengan pernyataan terakhir Raden Abisaka, apa Raden Abisaka akan menikahi gadis itu, pernyataan ambigu yang membingungkan dan jelas tadi Bramasta dapat melihat Raden Abisaka tersenyum meski hanya senyum tipis.
"Berhenti melamun, perintahkan seseorang menyiapkan perlengkapan Kita harus mengantar Raden Jagdish
kembali sampai perbatasan setelah matahari terbit". Raden Abisaka melangkah kembali memasuki kamar tanpa berbalik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
sukabaca
semangat thor...
2021-01-30
1
Cahya
Makin seru 👍
2021-01-23
2
Lyn smi
😍😍😍
2020-11-17
2