Raden Jagdish yang terang- terangan menunjukkan ketertarikannya terhadap Kindaru justru tidak mendapat respon apapun dari Kindaru baik itu penerimaan ataupun penolakan, sikap Kindaru hanya menunjukan sikap sopan santun sebagai mana mestinya sama halnya sikap yang ditunjukan Kindaru terhadap Raden Wesiangra dan Raden Abisaka begitupun dalanmenghadapi sikap meremehkan dari Nyi Mas Muntira, Garwa raden Wesiangra ini jelas ingin menunjukan teritorinya apa lagi beberapa kalimat isyarat yang diungkapkan Raden Wesiangra untuk menjadi wanitanya.
Menjelang perjamuan Kindaru pamit pada para Penggede untuk membantu Emak dibelakang, setelah duduk dan berbincang beberapa waktu, Teh Eurih dan Kuwu Agungpun hadir namun sepertinya mereka lebih banyak diam, mungkin konflik suami istri, Kindaru tidak ingin mencari tahu.
Menghindar semua mata dapat melihat hal itu dari sikap Kindaru.
"Jangan terlalu sombong, hanya gadis jelata, sudah dilirik putra raja harusnya bersyukur, tidak tahu diuntung". Perempuan setengah baya yang Kindaru kenali sebagai Garwa dari Kuwu Agung, melontarkan kalimat pedas terang- terangan.
Teh Eurih hanya diam, dirinya sadar adiknya Kindaru telah banyak berubah setelah berbagai kejadian yang mengguncang kedamaian keluarganya hingga kepergian Bapa untuk selamanya, tidak ada yang bisa disalahkan ini adalah perjalan hidup.
Duduk dibale bengong sisi sebelah kiri bangunan utama berhadapan dengan kamar yang dulu ditempatinya. Tidak ada siapapun disisni, para wanita sibuk dipawon mempersiapkan perjamuan, awalnya Kindaru berniat membantu tapi Emak tidak mengizinkannya, terlalu malas untuk kembali ke Aula tempat acara, jadi disinilah Kindaru berada.
Suara langkah kaki terdengar dari arah belakang membuat Kindaru siaga, namun entah siapapun orang yang Kindaru yakin berada tidak jauh dari dirinya berada atau bahkan mengawasinya saat ini tak kunjung menunjukan dirinya padahal Kindaru membuat gelagat jelas bahwa dirinya sadar jika ada yang mengawasi.
Tanpa rasa takut Kindaru bergerak mendekati asal suara. Tiba- tiba sepasang tangan merengkuh Kindaru, orang yang Kindaru yakin tersangka yang sedari tadi mengawasinya menarik Kindaru kesisi gelap dibalik pohon. Satu lengan lelaki itu masih dipinggang Kindaru dan tangan lain menyentuh telunjuknya dibibir Kindaru mengisyaratkan untuk diam sedangkan tubuh mereka berhimpitan.
Suara langkah kaki bolak balik terdengar dari balik pohon, jelas ada orang yang kehilangan, kemungkinan bukan hanya lelaki yang saat ini merengkuhnya yang membuntuti Kindaru, diantara rasa terkejutnya terlip rasa senang, entah siapapun itu haruskah Kindaru berterimakasih menjadi awal langkah yang baik untuk Kindaru bisa mencapai tujuannya.
Kindaru tertegun ketika tiba- tiba sosok dihadapannya mencuri sebuah ciuman tipis dibibirnya, Kindaru tersadar menolak untuk dilecehkan justru Kindaru menyambar bibir Raden Abisaka yang tersungging senyum tipis, membalas apa yang dilakukan putra raja dihadapannya, Kindaru jelas piawai dalam berciuman mengingat jam terbangnya didunia prostitusi dikehidupan sebelumnya, Mereka memisahkan diri setelah hampir kekurangan pasokan oksigen, saling menormalkan nafas masing- masing, Kindaru memundurkan kakinya melepas rangkulan sang Raden.
"Ciuman yang cukup baik Gusti Raden", Ucap Kindaru membalas senyum tipis seperti yang biasa Raden Abisaka lakukan. Sikap tak acuh Kindaru melukai Ego Raden Abisaka ditambah ucapannya beberapa saat lalu. Tentu saja Raden Abisaka tahu, gadis dihadapannya memiliki kemampuan ciuman yang sangat baik dari semua perempuan yang pernah diciumnya, rasa jengkel dan tidak terima muncul ketika pemikiran bahwa gadis ini telah melakukan hal yang sama dengan orang lain.
Segala pemikiran yang tidak menyenangkan disingkirkannya dengan keyakinan setelah mencicipi tubuh gadis dihadapannya rasa penasaran akan memudar dan lenyap dengan sendirinya seperti biasa. DIpandanginya punggung gadis yang menghilang kedalam bilik dihadapannya, seringai kecil muncul bersamaan pintu bilik ditutup pemiliknya.
###
Hampir tengah malam ketika Kindaru tiba disaung rare tempat tinggalnya lebih dari satu bulan ini, di hantar oleh putra sang Paman dan Kang Kustara hingga Kindaru memasuki rumah sederhana yang biasanya ditempati mendiang Bapa ketika menjelang musim panen diladang agar ladang tidak diganggu hama seperti **** hutan. Setelah memastikan Kindaru berada didalam rumah kedua lelaki yang mengenal Kindaru sedari masih kecil itu segera kembali menghindari desas- desus yang mungkin timbul bagai manapun juga nama baik Kindaru harus dijaga.
Kindaru melakukan ritual malamnya sebelum tidur seperti kebiasaannya, membersihkan wajah serta seluruh tubuhnya, meski sudah sangat terlambat tapi Kindaru harus membersihkan dirinya bila tidak melakukannya dipastikan dirinya tidak akan bisa tidur dengan lelap, apa lagi tubuh Kindaru berkeringat hasil berjalan kaki ketika kembali dari rumah sesuhunan keluarganya.
Menanggalkan kain jarik dan kemben hitamnya Kindaru menyeka tubuh dengan kain yang sudah sudah disiapkannya dalam baskom kayu yang biasa digunakannya untuk mandi.
Selesai menyeka tubuhnya Kindaru berjalan kearah bale dengan ketelanjangannya, sepasang kain yang biasa digunakan dirumah telah disiapkannya disana.
Tanpa Kindaru sangka seseorang mendorong dirinya hingga terjatuh keatas bale yang biasa ditempatinya untuk tidur. Tentu saja Kindaru terkejut bukan main tidak menyangka bila seorang Raden Abisaka yang biasa bersikap tenang dan dingin bisa bersikap impulsif seperti ini. Kindaru melirik jendela yang terbuka heran bagaimana caranya Raden Abisaka bisa membuka dan masuk lewat jendela itu tanpa menbuat suara sedikitpun sehingga Kindaru tidak menyadari kehadiranya, atau memang ilmu kanuragan Raden Abisaka cukup tinggi.
"Tidak perlu berteriak gadis kecil, Kamu hanya perlu mendesah dan menikmati sentuhanku", kecap Raden Abisaka di tengkuk Kindaru, aroma arak tercium dari mulut putra kedua Raja Duranjara ini.
'Sialan, dasar bocah,' maki Kindaru dalam hati, bagai manapun jiwa Kindaru adalah wanita dewasa yang terbiasa dengan berhubungan ****.
"Hmmn...", geram Kindaru, Raden Abisaka dengan cepat seluruh kain yang dipakai menutupi tubuhnya.
Kindaru meraih tengkuk Raden Abisaka, mendaratkan bibirnya kebibir lelaki dihadapannya, bibirnya dengan lembut *******, mengecap, menjilat, membunmbungkan hasrat liar keduanya. Raden Abisaka terlena oleh sikap imtim dan pasrah, disaat bersamaan dapat Raden Abisaka rasakan rasa dimanjakan penuh pemujaan dan totalitas.
kesan mendalam tentu saja dirasa Raden Abisaka. sesuatu yang berdenyut dan mengeras di antara selangkangannya mengingatkan Raden Abisaka Bahwa ada sesuatu yang harus segera di selesaikan.
"Pelan- pelan Raden ini yang pertama", Kindaru menatap Raden Abisaka, suaranya sedikit serak berkabut gairah.
Kalimat Kindaru menghentikan gerak tubuh Raden Abisaka yang akan memposisikan diri diantara kaki Kindaru. Entah apa yang difikirkan Raden Abisaka Ketika dirinya menyempatkan membawa 'sapu tangan sutra putih' (*) dari kediamannya sebelum menuju saung rare tempat tinggal Kindaru.
* Sapu tangan sutra putih adalah sapu tangan yang digunakan oleh para raja dan keturunannya atau para bangsawan untuk membuktikan bahwa seseorang itu adalah orang yang mengambil keperawanan seorang gadis, sehingga gadis tersetercampur but layak untuk posisi tertentu seperti garwa utama, namun banyak juga kasus yang membuat nyawa sigadis melayang karena tidak dapat membuktikan kepolosannya, kenyataannya tidak semua kasus robeknya selaput dara menimbulkan pendarahan.
Raden Abisaka segera mengambil sapu tangan sutra putih diantara bajunya yang bertebaran dilantai, cekatan membentangkan tepat dibawah bokong Kindaru.
Penuh kelembutan Raden Abisaka memperlakukan Kindaru hingga sama- sama mencapai kepuasan. Raden Abisaka mengusap selangkang Kindaru dengan sapu tangan sutra putih. tampak cairan berwana merah pudar .
"Kami milikiku" ucapnya penuh rasa terimakah. mengecup puncak kepalanya sebelum ikut terlelap.
.
.
###
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
sukabaca
lanjut...
2021-01-30
1
Cahya
Wah...Kindaru dikuasai Elly
2021-01-23
2
Lyn smi
😍😍😍
2020-11-13
2