Hampir satu minggu kebiasaan menyiapkan makanan untuk burung dadali Kindaru lakukan dengan rutin, sebenarnya pada hari ini keempat burung itu sudah benar- benar memakan daging yang telah Kindaru siapkan, tentunya seperti kebiasaan Burung- burung itu akan bertengger beberapa waktu sebelum kembali terbang jauh. Tidak bisa dipungkiri bila hati Kindaru ketar- ketir akan reaksi pemilik burung, namun permainan harus terus dilanjutkan.
Kindaru memiliki pemandian disamping rumahnya yang tidak jauh dari aliran sungai kecil yang melewati halaman rumahnya. Pemandian terbuat dari kayu gelondongan yang dilubangi mirip dengan 'bathtube' dijaman modern, ide awalnya memang dari sana, Kindaru merindukan kegiatan memanjakan dirinya dikamar mandi apartement miliknya dijaman modern, maka dari itu dengan sedikit rengekan pada salah satu pamannya yang seorang pengrajin kayu, akhirnya bak mandi itu didapatnya. Kindarupun berpura- pura tidak tahu bila Kakak Sulungnya membantu merealisasikan keinginanan Kindaru yang sedikit aneh.
Sinar matahari menghangatkan kulit Kindaru yang terendam air mandinya, sepasang burung dadali masih setia bertengger dipohon tidak jauh dari pemandian Kindaru seolah mengawasinya.
Tempat mandi Kindaru berada diarea terbuka samping rumahnya yang hanya tertutup beberapa tanaman bunga, Kindaru tidak risih, dengan pemikiran bila rumahnya cukup jauh dari pemukiman penduduk, tidak akan ada yang mengintip. Kindaru bersenandung sebuah lagu yang menjadi favoritenya dijaman modern, menikmati acara memanjakan dirinya.
Justru ketika Kindaru fikir tidak mungkin ada yang mengintipnya, kenyataannya pemilik burung dadali sudah mengamati tidak jauh dari si burung berada sejak gerakan pertama Kindaru menanggalkan kain yang dipakainya.
"Aku pasti mendapatkanmu", ucapnya penuh janji.
###
Acara dirumah sesuhunan Klan Keluarga Kindaru bisa dikatakan acara akbar karena terdiri dari lima acara penting, pertama acara 'ngelinggih atma' (mengantar jiwa orang yang telah meninggal untuk melepas kefanaan menuju keabadian) sebagai tanda hari terakhir keluarga berkabung. acara kedua adalah pernikahan Kang Waru dengan calon pilihan para tetua, yang ternyata pengantin Kang Waru adalah teman baik Teh Eurih, Gulintang yang biasa dipanggil Teh Elin.
Acara ketiga 'mecaru' (pembersihan). Disusul pengangkatan ketua Klan keluarga dan terakhir pengukuhan Kuwu Desa Bukbak. yang ditutup dengan perjamuan.
Kerepotan dengan usaha yang baru dirintisnya membuat Kindaru terlambat datang keacara, meski dibantu oleh Kang Kustara, tapi usaha pembuatan minyak essential adalah sesuatu yang baru dimasa ini jadi Kang Kustara tidak banyak membantu dalam prosesnya.
Dimasa ini orang- orang menggunakan banyak bunga untuk membuat kulit memiliki wangi yang menyenangkan, tentunya hanya kalangan tertentu dapat melakukannya dan tidak efisien karena harus membuang banyak waktu untuk beremdam, tentunya jumlah bunga yang digunakanpun tidak sedikit.
Dengan menbuat minyak esesential dari bunga- bungaan akan yang dijadikan minyak wangi tentu akan menjadi bisnis yang menjanjikan. Tentunya semua berkat pengetahuan Kindaru dimasa modern sebagai kimia analis. Awalnya kesulitan dengan perlengkapan alat uji tapi setelah empat hari berturut- turut mengacau di bengkel gerabah Mang Uki, alat perlengkapan pembuatan minyak essential versi sederhana bisa didapatkan Kindaru. Mang Uki tidak keberatan justru penasaran dengan barang yang dibuat Kindaru.
Ketika upacara pengukuhan selesai dilakukan Kindaru memasuki natah dari kediaman keluarga sesuhunannya iringi lelaki yang berjalan pincang dibelakangnya. Tak ayal semua mata memandang padanya, sikap Kindaru yang menegaskan bahwa Kang Waru sudah tidak dianggap Akangnya lagi masih menjadi bahan perbincangan warga desa.
Tampil cantik dengan kain jarik motif daun dan kemben hitam juga selendang warna krem, sederhana tapi begitu menawan, apalagi bila penampilannya dibalut warna- warna cerah sayangnya Kindaru tidak memiliki banyak kepeng emas, untuk membeli kain- kain terbaik dengan warna- warni menawan yang biasanya dipakai kaum bangsawan.
Wajah Kindaru dipoles make-up sederhana buatannya, tentu saja Kindaru tampil berbeda dari sebelumnya, menjadi pusat perhatian. Jangan lupa wangi semerbak campuran melati, mentol dan cendana hasil eksperimennya membuat orang ingin selalu berada didekatnya.
Kindaru menangkupkan kedua tangannya didepan dada sebelum memasuki aula utama tempat acara berlangsung sebagai tanda penghormatan, tanpa mengucapkan apapun. Berjalan dengan anggun kearah meja sang ibu berada.
Raden Abisaka tidak melepaskan pandangannya dari Kindaru semenjak gadis itu memasuki tempat acara, menatap tajam pada sosok gadis yang menuai banyak perhatian petang ini.
Raden Wesiangra tersenyum kecil, mencari ide mungkin sedikit trik agar gadis cantik ini suka rela menghangatkan
ranjangnya, bukannya selama ini dirinya selalu mendapatkan apa yang diinginkannya.
Kehadiran putra ke-empat raja, Raden Jagdish sebelumnya tidak diketahui Kindaru, justru dengan lantang mengungkapkan ketertarikannya pada adik dari Kuwu desa Bukbak itu.
"'Raga' (saya untuk orang berkasta tinggi) akan meminta izin Kuwu Bukbak agar memberikan Adiknya untuk menjadi Garwa Raga Kakang Raden", ucap Raden Jagdish ceria tanpa mengerti uapannya menyebabkan aura ketegangan dari putra raja yang lain menguar.
"Seorang rakyat jelata tidak akan bisa menjadi Garwa utamamu Rayi Raden". Nada tidak suka jelas dalam suara Nyi Mas Muntira.
"Dewan Kerajaan sempat membicarakan siapa pilihan yang akan menjadi mempelaimu Rayi, sepertinya akan sulit untuk menjadikan Gadis itu Garwamu", tutur Raden Wesiangra berusaha terlihat bijak.
"Raga belum tahu hasilnya akan seperti apa Kakang Raden, setidaknya menjadi selir utama Raga tidak buruk sepertinya, terima kasih sudah diingatkan". Jawaban Raden Jagdish terlihat tulus.
"Tidakkah penilaian yang terlalu tinggi untuk dijadikan seorang selir utama bagi gadis dari dusun yang bahkan belum tentu mengerti etika kebangsawanan?". Raden Jagdish mengernyit tidak suka atas komentar Nyi Mas Muntira.
Selama ini Raden Jagdish selalu diam dengan segala tingkah arogan dan menyebalkan dari istri kakak tertuanya, Raden Wesiangra itu, karena dirinya sangat menghormati kakak sulungnya ini, namun rasanya kalimat Nyi Mas Muntira terlalu meremehkan orang lain sangat keterlaluan kali ini.
"Apa Teteh Nyi Mas merasa terancam dengan keberadaan seorang Kindaru sehingga mengucapkan kalimat merendahkan seperti itu?". Nyi Mas Muntira membuka mulut kemudian menutupnya kembali tanpa mengeluarkan suara apapun.
"Apa Kakang Raden Wesiangra tertarik untuk mempersunting Kindaru juga?, atau jangan- jangan Kakang Raden Wesiangra telah meminta izin pada Teteh Nyi Mas sehingga Teteh Nyi Mas cemburu seperti ini?".
Bola mata Raden Jagdish bergantian menatap sepasang suami istri itu.
"Sepertinya itu ide bagus Rayi, Raga akan meminta izin untuk mengambil Kindaru untuk memasuki Kaputren Raga". Seringai jahil dari Raden Wesiangra, namun tatapan matanya menunjukan kesungguhan dari ucapannya.
"Aghh..., Kakang Jangan menikung Raga". Kekehan masam dari Raden Jagdish berusaha mengurai suasana yang berubah canggung.
"Tapi mari Kita bersaing secara sehat dengan siapa seorang gadis dusun itu akan berakhir, bukan begitu Kakang Raden Abisaka?".Pertanyaan dilempar pada Raden Abisaka memecah gelembung ketidak nyamanan.
Raden Abisaka menyeringai mendengar kalimat yang dilontarkan kakak ipar dan kedua saudaranya, tidak ingin terlibat dalam obrolan yang tidak akan merubah apapun.
Raden Abisaka akan bergerak cepat tidak ingin didahului oleh dua lelaki yang sibuk membahas gadis yang sama- sama mereka incar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
sukabaca
jadi ketagihan....
2021-01-30
1
Cahya
Mulai baca lagi
2021-01-23
2
Lyn smi
😊😊😊
2020-11-11
2