Kindaru nama yang cukup unik, biasanya para orang tua hanya memberi nama agar mudah diingat apalagi untuk kalangan rakyat jelata seperti keluarga Kindaru, contohnya seperti Waru kakak laki- laki Kindaru yang biasa dipanggil Kang Waru, konon menurut cerita Emak lahir dibawah pohon Waru maka diberi nama Waru. Teh Eurih kakak perempuan Kindaru, diberi nama itu karena saat utusan yang membawa kabar bahwa Emak melahirkan saat itu Bapa lagi menyabit 'eurih' (tanaman alang- alang) untuk pakan ternak Bapa. Lalu untuk Kindaru sendiri Bapa hanya asal menyebut saja tidak adaarti lebih, tapi Kindaru begitu menyukai namanya sendiri.
Bapa sendiri sebenarnya hanya petani biasa dengan lahan tidak begitu luas yang terletak dibagian utara desa, Bapa yang ringan tangan dalam membantu warga membuat warga mempercayai sosok lelaki kesayangan Kindaru itu, akhirnya warga mendaulat Bapa sebagai 'Kuwu' (kepala desa), setelah Kuwu sebelumnya tewas dalam perampokan misterius, semua warga mengatakan ini adalah perampokan yang aneh karena dinyatakan tidak ada satupun barang berharga yang hilang tapi pihak berwenang mengatakan kejadian itu perampokan, maka orang- orang berspekulasi kejadian itu adalah pembantaian berkedok perampokan, bagai mana tidak seluruh keluarga tewas dalam satu malam tidak menyisakan satu orangpun, entah pihak berkuasa mana yang sudah disinggung sang Kuwu sehingga berakhir tragis seperti itu.
Bapa hanya pejabat kecil yang dipilih warga, keluarga Kindaru tidak memiliki garis keturunan bangsawan ataupun memiliki keterikatan dengan pihak kerajaan itu yang Kindaru ketahui. Keluarga Kindaru tidak pernah menghadiri acara para bangsawan selain acara yang diadakan oleh 'Kuwu Agung' (Bupati/ pemimpin Kabupaten). Satu Kuwu Agung/ Bupati biasanya membawahi 8- 12 Kuwu tergantung berapa luas Kabupaten.
Setiap acara biasanya hanya dihadiri oleh Bapa, terlebih setelah kejadian hampir empat tahun lalu. Ketika itu Teh Eurih Kakak perempuan Kindaru baru berumur dua belas tahun danbaru beberapa bulan saja 'naek gadis' (mendapat menstruasi pertama).
Hari itu keluarga Kindaru menghadiri acara 'Tepung kaul Desa' (sejenis acara syukuran desa yang biasa diadakan setelah panen raya). Biasanya setelah serangkaian acara inti selesai dilakukan beberapa orang akan menunjukan kebisaannya yang diadakan pada malam puncak acara baik itu dalam seni kanuragan, seni tari ataupun seni 'kawih' (bernyanyi), tidak jarang acara seperti ini dijadikan ajang mencari jodoh.
Waktu itu Teh Eurih turut menampilkan kebolehannya dalam seni kawih, memang Teh Eurih memiliki kemampuan metembang yang lumayan baik ditambah dirinya rajin berlatih di 'padepokan Genta Maya' (sejenis sanggar seni) yang terletak tidak begitu jauh dari desa, kira- kira hanya menghabiskan waktu 'sama besar bayangan asli' (perhitungan waktu menggunakan bayangan matahari sekitar jam tujuh pagi) bila berangkat ketika matahari terbit.
Banyak pemuda yang terpikat dengan suara merdu Teh Eurihbahkan beberapa utusan dari 'Kadipaten' (tingkatan lebih tinggi dari Kabupaten seperti Provinsi sekarang) sempat bertanya identitas gadis cantik bersuara merdu yang tak lain Teh Eurih, sayangnya pernyataan Kuwu Agung yang mengatakan bila Teh Eurih adalah calon Selir keempatnya membuat para saingannya mundur teratur.
Keluarga Kindaru awalnya tidak menyangka bila ucapan Kuwu Agung serius, bahkan Teh Eurih menganggap kalimat yang dilontarkan Kuwu Agung hanya untuk melindungi dirinya apalagi hampir semua warga desa tahubila Teh Eurih memiliki kedekatan dengan Kang Sebum putra pemilik Padepo kan Genta Maya yang juga masih memiliki terikatan kekeluargaan dengan Kuwu Agung. Kang Sebum sendiri telah mengutarakan niatnya untuk memperistri Teh Eurih, hanya saja entah kenapa lamaran resmi tak kunjung datang.
Justru beberapahari setelah acara Tepung Kaul Desa, utusan dari Kuwu Agung datang untuk meminta secara resmi Teh Eurih agar bersedia menjadi selir keempat Kuwu Agung Kabupaten Klambang Kuwu Agung Gardi, tentu saja hal ini membuat seisi rumah menjadi geger, ditambah penolakan Teh Eurih meski tidak disampaikan secara langsung.
Ancaman yang dilontarkan Kuwu Agung pada Teh Eurih bila menolak pinangannya yang mungkin saja akan berakhir di 'Pondok Kembang' (rumah pelacuran) membungkam Teh Eurih dan keluarga. Maka satu minggu setelah acara Tepung Kaul Desa Teh Eurih diboyong ke 'Natah' (halaman) Kuwu Agung Gardi sebagai selir keempat, meski hampir setiap malam setelah utusan yang melamar datang Teh Eurih akan menangis setiap malam.
Secara hierarki Kuwu Agung telah memiliki satu 'Garwa' (istri sah), dan tiga orang selir. Masyarakat memandang itu tidak buruk menjadi selir keempat sebagai kesempatan panjat strata sosial, pada kasus Teh Eurih yang sudah memiliki tambatan hati itu menjadi hal yang sulit, ditambah harus mengabdi pada lelaki seumuran Bapa serta harus berbagi suami. Mungkin di kediaman Kuwu Agung sekarang hanya memiliki empat orang Istri dan Teh Eurih menjadi yang kelima, lalu berapa gundik yang dimiliki Kuwu Agung diluaran sana, bagi lekaki yang memiliki status dan harta yang berlimpah hal itu sudah menjadi toleransi yang mendarah daging dimasyarakat.
Pertama kalinya setelah empat tahun berlalu Kindaru akhirnya menghadiri syukuran satu bulanan putra pertama Teh Eurih dan Kuwu Agung Gardi, Araca diadakan besar- besaran di alun- alun Kabupatenyang digadang- gadang mengundang para bangsawan dan saudagar kaya kerajaan, bahkan rumor mengatakan utusan dari kota raja diwakili orang penting.
Kuwu Agung Gardi memang sudah memiliki delapan orang putri tapi belum memiliki satu putra pun, lalu ketika Teh Eurihmelahirkan seorang putra yang akan menjadi pewarisnya, itu menjadi kebahagiaan luar biasa, tak heran acara ini diadakan dengan akbar ditambah usia Kuwu Agung sendiri yang sudah lebih dari setengah abad. Bahkan Bapa mendapat hadiah melimpah dari Kuwu Agung dari kepeng emas dan perak, hewan ternak tentu saja beberapa bidang tanah.
###
Acara berlangsung sangat meriah, benar saja banyak orang penting hadir, Raden Wesiangra bersama Garwanya yang cantik jelita Nyi Mas Muntira adalah utusan dari Kota Raja, juga Raden Abisaka ada diantara mereka, Raden Abisaka memang sangat terkenal paling rupawan diantara kelima putra raja yang lain, pesona ketampanannya membius para gadis sayangnya putra raja ini juga dikenal flamboyan wajah datar dan tutur kata yang dingin menjadi magnet tersendiri. Desas desus yang beredar pun mengatakan bila Raden Abisaka memiliki lebih dari lima belas selir dan puluhan gundik yang tersebar diluaran sana.
Raden Wesiangra adalah putra tertua dari Maha Raja yang berkuasa saat ini. banyak yang berspekulasi bila Raden Wesiangra Akan menjadi Raja berikutnya. Bibi dari Kuwu Agung, Markinah yang biasa disapa Mbok Kinah adalahorang Yang Merawat Raden Wesiangra semenjak 'Biang' (ibu untuk orang berkasta tinggi) dari sang Raden 'mangkat' (meninggal) saat melahirkan. Pengabdian Mbok Markinah begitu tulus bahkan mengabaikan masa mudanya. Mbok Kinah sudah seperti Ibu pengganti bagi Raden Wesiangra yang awalnya hanya seorang 'emban' (pelayan, asal kata dari pengemban) dari ibu kandung Raden Wesiangra, mungkin itu juga yang membuat hubungan Raden wesiangra dan Kuwu Agung Gardi sangat dekat.
Begitu pula hubungan persaudaraan antara dua putra raja Raden Wesiangra dan Raden Abisaka sangat dekat, Mereka diasuh dibawah bimbingan Ratu Paswita Ibunda raden Abisaka, dimana Raden Wesiangra berada maka RadenAbisakapun pasti siaga, bkan hanya sekali Raden Abisaka menjadi tameng hidup bagi Raden Wesiangra.
Satu hal keistimewaan Raden Wesiangra adalah toleransi Ayahanda Raja mereka atas segala kesalahan dan keinginan Raden Wesiangra diluar batas, karena Raden Wesiangra adalah putra yang lahir dari wanita yang begitu dicintai sang Raja, tentu saja hal ini menimbulkan kecemburuan diantara putra Raja namun seolah tidak berlaku untuk Raden Abisaka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
sukabaca
di zaman kuno...
2021-01-30
1
Seul Ye
Wow, nama2 tokohnya keren
2021-01-24
1
Cahya
lanjut
2021-01-22
2