Gelap malam mulai menyelimuti langit biru, di bentang taman duduk dua anak manusia yang saling diam membisu, mata mereka menatap ikan koi yang berenang bebas ke sana kemari, diiringi gemercik air mancur warna warni karena lampu sorot di bawahnya.
"Apa kita masih musuhan?" Azila memulai pembicaraan yang membuyarkan keheningan.
"Apa kamu sudah mengaku kalah dari ku?" Tanya balik Candra dengan tatapan penasaran.
"Kita akan segera menikah, apakah akan selalu bermusuhan seperti dulu?" Jawab Azila yang mencoba memakai pemikiran dewasanya.
"Mungkin akan seru jika kita tetap bermusuhan setelah menikah," balas Candra yang mencoba menggoda Azila.
"Terserah," lirih Azila yang masih terdengar di telinga Candra.
"Apa kamu berharap kita bisa saling mencintai setelah 12 tahun bermusuhan?" Tanya Candra dengan harapan Azila akan menjawab sesuai dengan harapannya.
"Aku tidak bisa berharap kalau kita saling mencintai, nantinya. Tapi, sekarang lo udah berubah," jawab Azila sambil menatap wajah Candra.
"Maksud mu?" Tanya Candra yang kebingungan.
"Kita dari dulu manggilnya, lo gue. Tapi, sejak kita pulang dari mall, lo udah mulai manggil, aku kamu. Akhh, sudahlah, gue pulang naik taksi aja, bye. Titip salam buat Bunda," jawab Azila sembari beranjak pergi meninggalkan Candra sendirian di bangku taman.
"Aah, kenapa pakek salah manggil sih, dia jadi nganggep kalau gue suka sama diakan sekarang. Ah bodoh kau Candra," umpat kesal Candra dalam hatinya sambil memukul-mukul kepalanya.
≈≈≈
Azila berdiri di pinggir jalan sambil menunggu taksi pesanannya datang, matanya selalu menghadap ke bawah dan sesekali memainkan ujung bajunya. Akhirnya, setelah 5 menit menunggu, taksi pesanannya sudah datang menjemput, lalu dia lekas masuk ke dalam taksi.
"Sesuai aplikasi ya, Mbak?" Tanya Mas supir.
"Iya, Mas," jawab singkat Azila.
Di dalam taksi, Azila merasa sangat jenuh dan kesepian, untuk menghilangkan kejenuhannya, Azila melihat ke luar kaca mobil sambil menghitung berapa banyak mobil yang telah disalip oleh Mas supir.
Azila yang mulai bosan menghitung berapa banyak mobil yang sudah disalip oleh Mas supir, membuat otaknya kembali memikirkan tentang takdirnya dengan Candra. "Apakah rumah tangga masih bisa bahagia, jika tak ada cinta didalamnya?" Pertanyaan itu seakan menghantui pikirannya.
Tanpa sadar, air mata Azila mulai menetes keluar, Mas supir yang melihat Azila menangis merasa iba.
"Ini, Mbak. Di lap dulu air matanya," ucap Mas supir sambil menyodorkan tisu yang ada di dashboard ke Azila yang duduk di belakang.
"Terima kasih, Mas," ucap singkat Azila.
"Baru putus sama pacarnya, ya, Mbak?" Tanya Mas supir yang mencoba menebak penyebab Azila menangis.
"Enggak, Mas. Tadi habis nonton film sedih," jawab bohong Azila, Mas supir yang mengerti kalau Azila sedang menutupi alasan dia menangis, dia hanya tersenyum dan memilih diam agar penumpangnya tidak risih.
Setelah 30 menit taksi yang ditumpangi Azila membelah jalan raya, kini mereka sudah berhenti di depan gerbang rumah besar nan megah, dan di dinding pagar terdapat tulisan Yudistira.
"Berapa, Mas?" Tanya Azila.
"Sesuai aplikasi, Mbak. 75 ribu," jawab Mas supir, lalu Azila merogoh 1 lembar uang 100 ribuan dan memberikannya ke Mas supir.
"Kembaliannya ambil aja, Mas," ucap Azila yang langsung turun dari taksi online itu.
"Terima kasih, Mbak," ucap Mas supir. Setelah Azila turun dari taksinya, Mas supir langsung pergi dari depan rumah besar milik penumpangnya tadi.
≈≈≈
Azila mengetuk gerbang sambil memanggil Pak satpam di rumahnya.
"Mang Asep, Mang, Mang Asep. Bukain gerbang dong," teriak Azila di celah gerbang. Mang Asep yang mendengar namanya di panggil, dia langsung bergegas menghampiri sumber suara, setelah mengetahui siapa yang tadi memanggilnya, Mang Asep langsung membukakan pintu kecil yang ada di gerbang.
"Loh, Non Zila kok pulang sendiri? Bukannya tadi pergi sama Nyonya?" Tanya Mang Asep.
"Mamah belum pulang ya, Mang?" Tanya balik Azila.
"Belum, Non," jawab Mang Asep.
"Syukurlah, Mamah belum pulang. Jadi, Mamah nggak akan tahu kalau aku nggak di antar sama si cowok batu," ucap Azila dalam hati.
"Ya udah, Mang. Zila masuk dulu ya, Mang. Udah capek banget mau tidur," ucap Azila ke Mang Asep.
"Iya, Non. Selamat malam, Non," balas Mang Asep, lalu Azila berjalan masuk ke dalam rumah.
≈≈≈
"Aah, lelah sekali hari ini, berendam air hangat mungkin bisa mengurangi beban hidup hari ini," keluh Azila dalam hatinya.
Azila mulai melepaskan baju yang sudah seharian melekat pada tubuhnya, lalu dia berjalan ke kamar mandi. Azila menyalakan kran untuk mengisi bathtub dengan air hangat, sembari menunggu bathtub penuh, Azila mulai menggosok giginya dan mencuci wajahnya. Setelah selesai mencuci wajah, Azila masuk ke bathtub yang airnya sudah hampir penuh.
"Aahhh, enak sekali, setelah seharian capek menghadapi hidup, akhirnya bisa rileks juga. Untung, aja Mamah belum pulang, kalau udah pulang pasti gue di interogasi kayak intel," gumam Azila di kamar mandinya.
Setelah 30 menit Azila berendam di air hangat, dan badannya juga sudah mulai rileks, dia keluar dari bathtub dan membilas tubuhnya di shower. Setelah selesai, dia memakai handuk dengan style kimono dan keluar dari kamar mandi. Azila mengeringkan rambutnya dan berganti memakai baju tidur yang tipis. setelah berganti pakaian, Azila langsung merebahkan tubuhnya di ranjang empuknya dan tertidur pulas.
≈≈≈
Candra yang baru saja sampai di rumah setelah membuntuti taksi yang di tumpangi oleh Azila, dia memastikan kalau Azila sudah pulang dengan selamat, setelah masuk ke kamar dia mengunci pintu kamarnya dan masuk ke kamar mandi.
Candra mengguyur tubuhnya di bawah shower sambil mengingat-ingat kebodohannya tadi.
"Kenapa aku jadi bodoh sih kalau deket sama si cewek kurcaci itu," ucap Candra dalam hatinya sambil mengacak-acak rambutnya yang basah, setelah selesai mandi, dia memakai baju santai dan mengeringkan rambutnya di balkon sambil memandang langit yang penuh bintang.
"Kalau di pikir-pikir, cewek kurcaci cantik juga," ucap Candra dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.
"Hei, bodoh, kenapa lo mikirin dia sih, bodoh banget," ucap Candra sambil menepuk-nepuk jidatnya.
Setelah rambutnya kering, Candra masuk dan menutup pintu menuju balkon, lalu dia melemparkan tubuhnya ke atas ranjang yang empuk dan langsung tertidur lelap.
1 hari sebelum pernikahan di gelar.
Mamah Mitha dan Bunda Putri tampak sibuk menyiapkan dan mengecek kembali semua persiapan untuk hari besok, sedangkan Papah Hendri dan Atah Yoga hanya bisa percaya dan mengandalkan istri mereka.
Candra yang sudah di suruh mengambil cuti dulu oleh Ayah Yoga tampak sangat bosan berdiam diri di rumah, sesekali dia mengantar Bundanya untuk melihat perkembangan persiapan acara pernikahannya.
Tidak jauh berbeda dengan Candra, Azila juga selalu berdiam diri di rumah, sambil sesekali membantu pelayan di dapur untuk masak, lebih tepatnya sih, Azila sedang belajar memasak dan meminta bantuan para pelayan untuk mengajarinya, agar saat dia sudah pindah ke rumah Candra, dia bisa mempunyai kesibukan sendiri agar tidak bosan di sana, itung-itung jadi menantu yang baik.
Hari sudah gelap dan jam dinding menunjukkan pukul 9 malam, tampak seorang pemuda tampan yang gelisah di atas ranjang empuknya, dia tidak bisa tidur karena memikirkan hari pernikahannya besok, sedangkan wanita cantik yang akan dinikahinya besok sudah tertidur pulas. Wanita itu tahu kalau besok akan menjadi hari yang sangat melelahkan.
Keesokan harinya, Azila sudah bangun pagi untuk pergi ke hotel tempat pernikahannya akan di gelar. Sedangkan Candra masih terjaga di tidurnya yang nyenyak karena dia sulit tidur tadi malam.
Jangan lupa like, comment dan favorit ya 🤗,
dan terima kasih banyak untuk kalian yang sudah mendukung dan mensupport author 🙏😘💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Sugianti Bisri
lanjutkan
2020-02-25
0
Linda Sari
sru
2020-02-08
0
Tamara ara
novel rekomended banget
2020-02-01
1