"Hei, apa kau sudah tergila-gila dengan ku? Sampai kau sangat bersemangat milih baju pengantinnya?" Tanya Azila sambil menyindir Candra.
"Bodoh, bodoh, bodoh. Kau sangat bodoh Candra," umpat kesal Candra dalam hatinya yang membodoh bodohkan dirinya sendiri.
"Sudah-sudah, jangan bertengkar di sini, malu dilihat orang-orang. Ayo sekarang kalian coba baju yang sudah Mamah sama Bunda pilih," ucap Mamah Mitha.
"Huufftt, calon mertuaku, kau sudah jadi pahlawan ku hari ini," dengus lega Candra dalam hatinya.
"Apa Zila harus mencoba satu-satu semua gaun ini, Mah?" Tanya Azila yang berkeringat dingin melihat 7 gaun yang di suruh Mamahnya untuk di coba semua, walaupun angka 7 itu kecil tapi ke ribetannya itu yang membuat Azila berkeringat dingin.
"Betul betul betul," jawab Mamah Mitha sambil menahan tawanya.
Azila mulai mencoba satu persatu gaun yang di berikan oleh Mamahnya tadi, setelah beberapa gaun di coba oleh Azila, Mamah Mitha dan Bunda Putri selalu pro dan kontra, terkadang mereka berdebat kecil.
Sedangkan Candra hanya bilang cocok atau bagus saja dengan wajah datar, setelah mencoba dan mencoba akhirnya tinggal 1 gaun terakhir yang di pilihkan oleh Mamah Mitha dan Bunda Putri, Azila berharap kedua wanita yang selalu pro dan kontra itu saling pro di gaun terakhir ini, Azila tidak terlalu memikirkan apakah Candra suka atau tidak dengan gaun yang dia coba, di benak Azila yang paling penting adalah Mamah dan calon mertuanya.
Setelah beberapa menit Azila keluar dengan menggunakan gaun berwarna biru muda, lalu dia berjalan ke arah Mamaj Mitha dan Bunda Putri dengan harapan mereka berdua suka dengan gaun yang ia kenakan sekarang, tetapi nasib baik tidak berpihak pada harapan Azila tadi, Mamah Mitha dan Bunda Putri masih pro dan kontra.
Candra yang geram dengan situasi itu lalu berdiri dan memilih-milih gaun, Azila yang melihat Candra sedang memilih-milih gaun bergumam dalam hatinya.
"Apa dia sedang memilihkan ku gaun?" Tanya Azila dalam hatinya.
"Ah, mana mungkin dia memilihkan ku gaun, paling-paling lagi cari muka," pikir Azila dalam hati yang menepis pertanyaan tadi.
Tak lama kemudian Candra membawa 1 gaun berwarna peach yang hampir mendekati pink muda lalu menghampiri Azila. "Nih coba pakai," suruh Candra dengan judesnya sambil menyodorkan gaun yang di pegangnya, entah kenapa Azila hanya diam dan menuruti ucapan Candra, dia tidak sadar kalau pipinya sekarang sedang memerah, lalu Azila langsung berjalan menuju ruang ganti di temani 1 karyawan butik untuk membantunya memakai gaun.
Candra, Bunda Putri dan Mamah Mitha masih menunggu Azila keluar, tak berselang lama, Azila keluar dengan malu-malu karena dia sedang memakai gaun pilihan Candra.
Mamah Mitha dan Bunda Putri hanya diam saja tak ada perdebatan seperti sebelumnya, mereka terbengong melihat gadis yang memakai gaun di depan mereka terlihat sangat anggun dan sangat cantik bak bidadari khayangan yang nyasar ke bumi.
Sedangkan Candra makin terpesona dengan kecantikan Azila, tanpa sadar Candra berdiri dan berjalan mendekat ke arah Azila, Candra berjalan semakin dekat hingga jarak mereka tinggal sejengkal lagi. Nafas Azila mulai memburu, dia tidak tahu kenapa hanya diam saja tanpa melawan, lalu kedua tangan Candra memegang kedua pipi mulus Azila, Candra mendekatkan wajahnya ke wajah Azila, semakin dekat hingga berjarak 3 centimeter sampai, "Eehhheeemm," dehem keras Mamah Mitha dan Bunda Putri berbarengan yang membuat kedua insan yang tak bisa mengendalikan tubuh mereka tersadar.
"Hei, lo ngapain pegang-pegang pipi gue," ucap Azila sambil mendorong tubuh Candra menjauh darinya.
Candra hanya tersenyum dan menggaruk-garuk kepala belakang nya yang tidak gatal itu, "Kalian kalau sudah tidak tahan, kita majuin aja ya pernikahannya," ucap Bunda Putri.
"Jangan dong, Bun," jawab Candra dengan cepat.
"Terus kalian tadi kalian mau ngapain?" Tanya Mamah Mitha mengintrogasi mereka.
"Sudahlah, Mah. Kita udah lama di sini dan belum mendapatkan gaun yang cocok," Azila mencoba mengalihkan arah pembicaraan.
"Kalau Mamah setuju dengan pilihan Candra ini," jawab Mamaj Mitha.
"Bunda juga setuju dengan pilihan Candra," timpal Bunda Putri.
"Deal gaun ini ya?" Tanya Azila memastikan lalu mereka semua mengangguk, selain membeli gaun, mereka juga membeli tuxedo berwarna senada dengan gaun tadi.
"Candra, kamu ajak Zila beli cincin perkawinan ya, Bunda sama Mamah mau mengurus yang lain, nanti kamu pulangnya antar Zila dulu, oke!" Suruh Bunda Putri.
"Iya, Bun," jawab singkat Candra yang mematuhi perintah Bundanya karena dia tidak mau ada perdebatan.
"Ya sudah, Bunda sama Mamah pergi dulu, kalian boleh jalan-jalan dulu, tapi jangan pulang terlalu malam," ucap Bunda Putri yang hanya di balas anggukan oleh Candra dan Azila, setelah itu mereka berpisah.
Candra dan Azila berjalan berdampingan mencari toko perhiasan di mall itu, kruyuk..kruyuk.. suara perut Azila yang terdengar sampai ke telinga Candra.
"Lo laper?" Tanya judes Candra.
"E emm," jawab Azila sambil memanggut manggutkan kepalanya.
"Ya udah, kita ke kedai burger di sana itu, mau?" Tanya Candra yang sekarang memandang wajah Azila.
"Beneran?" Tanya Azila memastikan tawaran Candra.
"Hmmm." Jawab singkat Candra yang sudah memalingkan wajahnya dari wajah Azila.
"Oke, kita kesana," jawab girang Azila yang langsung berlari sambil menarik tangan Candra, Azila tak sadar kalau dia sedang menarik tangan Candra karena saking senangnya.
"Kenapa dia malah narik tangan ku sih," ucap Candra dalam hatinya.
Saat sampai di sana mereka langsung mencari tempat duduk yang masih kosong, Azila memesan 2 burger dan 1 cup jumbo es teh manis, sedangkan Candra hanya memesan 1 burger dan 1 botol air mineral.
"Hei, kenapa muka lo merah begitu?" Tanya Azila yang tak tahu kalau wajah Candra memerah karena ulahnya.
"Nggak apa-apa," jawab Candra sambil menggelengkan kepalanya.
Azila tidak bertanya lagi, sedangkan Candra memilih diam dan menenangkan jantungnya agar tidak berdegup terlalu kencang, suasana menjadi hening dan tidakk ada yang berinisiatif untuk memulai pembicaraan sampai pesanan mereka telah datang, mereka langsung melahap dan menikmati makanan mereka masing-masing sampai habis.
"Lanjut cari cincin?" Tanya Candra membuka pembicaraan, Azila menjawab hanya dengan menganggukkan kepalanya, lalu mereka berdua berjalan mencari toko perhiasan, tak berapa lama mereka sudah sampai di toko perhiasan.
"Cari cincin apa, Kak?" Tanya karyawan penjaga toko.
"Cari cincin perkawinan, Kak," jawab Azila.
"Mau yang model bagaimana, Kak?" Tanya penjaga toko lagi.
"Yang simpel tapi indah," jawab judes Candra, lalu Azila menatap wajah Candra lalu memalingkannya lagi.
"Iya, Kak. Ditunggu sebentar ya, Kak. Silahkan duduk dulu," balas penjaga toko yang mempersilahkan pembelinya untuk duduk.
Tak lama kemudian, penjaga toko tadi membawa beberapa pasang cincin lalu menaruhnya di depan Azila dan Candra.
"Silahkan di pilih, Kak," ucap penjaga toko yang mempersilahkan Candra dan Azila untuk memilih, lalu Candra memilih sepasang cincin dengan design simpel yang memiliki ukiran (My Love) di bagian dalam cincin.
"Apa kamu suka dengan cincin ini, Sayang?" Tanya Candra ke Azila dengan romantis, lalu Candra mengedipkan sebelah matanya dan Azila mengerti permainan yang sedang Candra lakukan.
"Iya, Sayang. Aku sangat suka," jawab Azila dengan lemah lembut.
"Apa Kakak-kakak mau menambahkan nama di cincin itu?" Tanya penjaga toko.
"Bagaimana, Sayang?" Tanya Candra ke Azila.
"Eemm, boleh deh, Sayang," jawab Azila.
"Tulis nama Kalian berdua di sini dan tunggu sebentar ya, Kak" ucap penjaga toko, lalu Candra menulis namanya dan juga nama Azila, lalu penjaga toko membawa cincin yang di pilih Candra tadi dan tulisan nama mereka.
"Pintar juga sandiwara mu," puji Azila.
"Akting mu juga bagus, Sayang," balas Candra yang menggoda Azila, mendengar panggilan yang barusan Candra lontarkan, Azila langsung memukul perut Candra.
"Auhh, sakit bodoh," rintih kesakitan Candra karena pukulan Azila tadi sangat keras.
"Siapa suruh lo panggil gue sayang," jawab ketus Azila.
Setelah 15 menit berlalu, akhirnya penjaga toko tadi keluar dari sebuah ruangan dengan membawa cincin yang sudah di bungkus tas kecil.
"Ini, Kak, cincinnya. Silahkan menyelesaikan transaksinya di kasir," ucap penjaga toko sambil menunjuk arah kasir.
Selesai membayar mereka berdua keluar dari mall, Azila menunggu Candra yang sedang mengambil mobil di parkiran mall.
"Ayo masuk," ucap Candra yang sudah di depan Azila, lalu Azila masuk ke mobil dan Candra menancap gas menjalankan mobilnya.
"Mau langsung pulang atau kemana?" Tanya Candra.
"Jalan-jalan ke taman yuk, mumpung masih jam 5 sore," ajak Azila.
"Oke," jawab Candra lalu menambah kecepatan mobilnya.
15 menit kemudian mereka sampai di sebuah taman yang tak terlalu ramai, mereka turun dan berjalan-jalan mengelilingi taman, sampai pada akhirnya mereka berdua memutuskan untuk duduk di kursi taman yang menghadap ke kolam ikan dengan air mancur yang berwarna warni.
Jangan lupa like, comment dan favorit ya 🤗,
dan terima kasih banyak untuk kalian yang sudah mendukung dan mensupport author 🙏😘💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
Lestari Lestari
tadi ya benci, Sampai 2 dak pernah saling tatap muka. eh malah sekarang suka duduk bareng. nggak seru lgi seharusnya sampai menikah baru keluar gregetnya....🤣😃😚
2020-04-10
1
Linda Sari
soswit
2020-02-08
1
Tamara ara
keren keren
2020-02-01
2