Cerita

Di dalam kamarnya, Candra merebahkan tubuhnya sambil menatap layar ponselnya, "Haaaah, gini amat nasib hidup cinta ku Tuhan, udah jomblo dari lahir, mau nikah pun di jodohin orang tua, heeeeh," gerutu Candra yang meratapi kisah cintanya.

Drrttt... drrttt....

Ponsel Candra bergetar tanda ada panggilan masuk, "Kevin? Pas banget, ini, anak munculnya," gumam Candra dalam hatinya, lalu dia mengangkat panggilan dari sahabatnya itu.

"Woy, Can. Sini, main ke cafe yang biasa kita nongkrong, dicariin temen-temen, nih," ajak Kevin dalam telpon.

"Salam dulu, wahai anak muda," jawab ketus Candra.

"Iya-iya, Pak Kyai. Assalamualaikum," balas Kevin dari dalam telepon.

"Waalaikumsalam, wahai anak muda, ada apa gerangan hingga murid ku, ini, meneleponku?" ucap Candra sambil menahan tawanya.

"Asem, sejak kapan aku diangkat jadi murid orang sepertimu?" protes Kevin dalam telepon sambil tertawa.

"Dua menit yang lalu," jawab singkat Candra dengan nada angkuh.

"Terserah, Bapak Kyai, saja," balas Kevin, dan dibalas tawa Candra.

"Can, dicariin temen-temen, nih, di cafe, bisa datang ke sini apa tidak?" ucap Kevin

"Sorry, Vin. Kalau sekarang aku nggak bisa, besok aja aku main ke rumahmu," balas Candra.

"Siap, pintu rumahku selalu ke tutup, kok, buat temenku satu, ini," balas canda Kevin.

"Dasar, temen sialan," balas Candra dan langsung menutup sambungan teleponnya.

Tidakak berselang lama, Candra tertidur karena terlalu memikirkan nasib perjodohannya itu.

Di tempat lain, Azila merenungi apa yang baru saja terjadi tadi sore, ketika dia tahu kalau sudah dijodohkan, hatinya menjadi gelisah memikirkan hidupnya saat setelah menikah nanti, Azila memikirkan hal itu sambil guling-guling di atas ranjangnya.

"Bagaimana kalau anak temen Papah, itu, cowok yang dekil, item, kuno, gendut, aargghhh," gerutu Azila dalam hatinya.

Kegelisahannya bukan tanpa alasan, karena selama ini Papah Hendri selalu memilihkan barang yang tidak masuk dalam kategori selera Azila.

Azila terus memandangi langit-langit kamarnya, lama-kelamaan dia menjadi bosan, dia berjalan menuju balkon kamarnya yang tak terlalu besar, Azila melihat bulan setengah lingkaran dan bintang yang bertebaran di atas langit. Keindahan itu membuat hatinya merasa tenang dan damai, secara perlahan dia mulai menerima semua hal yang sudah dan akan terjadi kedepannya.

"Mungkin, ini, jalan yang terbaik untukku saat, ini," lirih Azila.

Setelah puas memandangi langit malam, Azila segera masuk ke dalam kamar karena dingin udara malam semakin menusuknya. Azila merebahkan tubuhnya di kasur, entah mengapa Azila bisa tidur dengan cepat dan begitu nyenyak setelah kembali dari balkon.

≈≈≈

Keluarga Wibawa sedang menyantap sarapan pagi yang tersaji di maja makan mereka, dan hari ini Candra juga mengambil cuti.

"Candra, kenapa kamu mengambil cuti hari, ini? Apa kamu masih mikirin yang tadi malam?" tanya Ayah Yoga.

"Bukan, Yah. Candra cuma ingin istirahat dulu, dan mau main ke rumah Kevin," jawab jujur Candra karena memang hari ini dia sudah ada janji untuk pergi ke rumah Kevin.

"Bersenang-senang, lah, Sayang. Puas-puasin kamu main sama Kevin, dan nanti ajak dia ke rumah sekalian untuk makan malam, di sini," ujar Bunda Putri yang mengerti isi hatinya Candra.

"Ya, kalau dia mau, dan tidak sibuk, Bun," balas Candra.

Setelah selesai sarapan, Candra langsung kembali ke kamarnya. Sedangkan Ayah Yoga berangkat ke kantor, "Sayang, aku berangkat ke kantor dulu, ya," pamit Ayah Yoga ke istrinya.

"Iya, hati-hati," balas Bunda Putri dan Ayah Yoga membalas dengan senyuman sambil mengelus kepala Bunda Putri.

Waktu berlalu, jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi, Candra sudah selesai bersiap-siap untuk pergi ke rumah Kevin, lalu dia turun menghampiri Bundanya di teras depan yang sedang membaca majalah dengan teh di sampingnya.

"Bunda, Candra pergi dulu, ya," pamit Candra.

"Nanti mau ke mana saja kamu?" tanya Bunda Putri.

"Ke rumah Kevin aja, kok, Bun," balas Candra.

"Ya sudah, nanti ajak Kevin makan malam, di sini. Bunda sudah kangen sama anak satu, itu," ucap Bunda Putri. Kevin dan Bunda Putri memang sudah sangat dekat, layaknya ibu dan anak kandung.

"Siap, Bunda. Candra berangkat dulu, ya, Bun," pamit Candra lagi sambil mencium punggung tangan bundanya. Candra segera naik ke mobilnya yang sudah disiapkan oleh Pak Ujang.

"Hati-hati, Sayang. Tidak usah ngebut, pelan-pelan saja," tutur Bunda Putri.

"Oke, Bunda," jawab Candra sambil melambaikan kedua tangannya ke Bunda Putri.

Candra mulai menjalankan mobilnya dan melesat membelah kemacetan di jalan ibu kota, perjalanan yang seharusnya memakan waktu tiga puluh menit sekarang menjadi satu jam karena macet.

Setelah menempuh satu jam perjalanan, akhirnya Candra sampai di halaman depan rumah keluarga Lewis, di sana dia langsung di sambut oleh pelayan dari keluarga Lewis, dan juga ada Kevin yang ikut menyambutnya.

"Langsung masuk, Can. Mobil mu biar diparkir sama sopir ku aja," ucap Kevin dan Candra hanya membalasnya dengan anggukkan.

Kevin adalah anak kedua dari keluarga Lewis, dia tinggal di rumah besar nan megah itu hanya dengan adik perempuannya dan semua pekerja. Kedua orang tua Kevin sudah menetap di luar negeri, dan pulang sekali dalam satu bulan. Sedangkan, kakaknya Kevin tinggal di apartemen, karena jarak perusahaan dengan rumah keluarga Lewis cukup jauh, kakaknya selalu pulang setiap hari Sabtu dan Minggu.

Kevin dan Candra sudah berada di dalam rumah, mereka berdua duduk di sofa halaman belakang dan sedang mengobrolkan sesuatu, lalu seorang pelayan menghampiri mereka dengan membawakan kue dan keripik dengan dua gelas jus jeruk.

"Vin, aku mau ngomong, tapi jangan diketawain, ya," ujar Candra yang takut kalau dia cerita, nanti Kevin malah menertawakan dia.

"Iya, mau ngomong apa?" tanya Kevin yang tidak penasaran sama sekali.

"Minggu depan, aku, aku, aku bakal tunangan, Vin," ucap Candra dengan rasa gugupnya.

Mendengar itu, Kevin kaget dan tak percaya, bagaimana bisa Candra si jomblo sejak lahir dan tak pernah tersentuh oleh wanita, tiba-tiba akan bertunangan.

"Serius? Sejak kapan kamu punya pacar? Dan mau tunangan lagi," tanya Kevin dengan rasa penasaran yang mulai melandanya.

"Aku, dijodohin sejak bayi sama Ayah, dan Bunda," jawab Candra.

"Wih, enak banget hidupmu, nggak usah PDKT, langsung dapet restu," ucap Kevin.

Mendengar ucapan Kevin tadi, Candra langsung menonyor jidat Kevin. "Enak-enak, enak kepala mu. Ya, kalau cewek, itu, cantik, kalau buruk rupa gimana?" jawab Candra.

"Kamu belum tahu bagaimana wajah cewek yang di jodohin sama, kami?" tanya Kevin dan Candra menggelengkan kepalanya dengan wajah melas.

"Kenapa kamu mau dijodohin, gila? Kalau kamu aja belum tahu siapa, dan seperti apa ceweknya," ucap Kevin sambil gantian Kevin yang menonyor jidat Candra.

"Setan, udah tahu kepala ku lagi pusing mikir, malah lo tambahin lagi," ketus Candra sambil mengelus jidatnya.

"Ya, aku menerima karena keluargaku punya utang budi sama keluarga temen Papahku, dan sialnya, mereka juga sudah buat nazar pas cewek yang dijodohin sama aku itu masih di kandungan ibunya," jelas Candra sesuai yang dia tahu dari cerita Ayahnya.

Mendengar itu Kevin ingin tertawa, tapi dia menahannya karena tidak ingin sahabatnya itu tambah stress. "Yang sabar, Bro. Dia pasti cewek yang cantik, dan sempurna karena dia anak orang kaya, otomatis kebutuhan skin care nya tercukupi," canda Kevin yang di sambut tawa mereka berdua.

"Dasar temen sialan," dengus kesal Candra dalam tawanya.

Setelah itu, Kevin mencoba menghibur Candra dan mengajaknya mengobrol dengan topik lain, agar sahabatnya itu tidak kepikiran terus menerus tentang perjodohannya, saking asiknya mengobrol, mereka sampai tidak sadar kalau hari sudah mulai gelap.

"Vin, ke rumahku, yuk. Disuruh Bunda makan malam bareng, di sana. Katanya, Bunda udah kangen sama kamu," ajak Candra.

"Oh, oke, gue juga udah lama tidak ketemu Bunda. Aki mandi dulu, sekalian mau pamit ke adikku juga. Kamu tunggu di ruang keluarga aja," jawab Kevin yang menyetujui ajakan Candra.

Beberapa menit kemudian Kevin turun menyusuri anak tangga dan menghampiri Candra di ruang keluarga. "Ayok, Can. Aku sudah siap, nih," ajak Kevin.

"Kamu, bawa mobil sendiri apa satu mobil sama aku?" tanya Candra.

"Bawa mobil sendiri aja, nanti kalau sama kamu, aku pulangnya repot," jawab Kevin dan dibalas anggukan oleh Candra.

Candra dan Kevin langsung menuju teras depan, di sana sudah terparkir dua mobil sport mewah keluaran terbaru, lalu mereka masuk ke mobil mereka masing-masing. Candra menjalankan mobilnya lebih dulu lalu di susul Kevin dari belakang.

IG : @ahmd.habib_

Jangan lupa untuk like, comment, share dan favorit ya 🤗 dan terima kasih banyak untuk kalian yang sudah mendukung dan mensupport author 🙏😘💙

Terpopuler

Comments

dina ayupratiwi

dina ayupratiwi

xx

2020-07-26

1

fee

fee

wkwkwk skincare terpenuhi jadi ngak usa takut cewenya jelek

2020-04-07

7

Ro Miyoung

Ro Miyoung

kayak kebanyakan anak jaman now

2020-02-29

4

lihat semua
Episodes
1 Nazar
2 Calon Mantu
3 Pertengkaran
4 Perjodohan
5 Cerita
6 Diusir
7 Cerita 2
8 Memantapkan Hati
9 Tukang Angkut Barang atau Obat Nyamuk
10 KAMU ..!
11 Salah Tingkah
12 Akting
13 Benih cinta
14 Ijab Qabul
15 Kuatir yang sia-sia
16 Diabaikan
17 Mencoreng harga diri
18 Bisikan
19 Menunggunya pulang
20 Perhatian
21 Keinginan dan Rasa Malu
22 Katanya suka
23 Orang gila jatuh cinta
24 Alis penguji kesabaran
25 Keluarga baru
26 Singa Betina
27 Petir
28 Bulan madu pertama
29 Bibir pantai
30 Memandang remeh
31 Tiga Permintaan
32 Siapa Yang Lebih Pantas?
33 Hantu gentayangan
34 Terlalu bersemangat
35 Kebiasaan baru
36 Bahagia di atas penderitaan
37 Pergi
38 Positif thinking
39 Mual
40 Adik Kakak
41 Bahagia atau Sedih
42 Rencana
43 Siapa tadi namanya
44 Gagal
45 Kabar yang tidak mengenakkan
46 Terlalu kuatir
47 Happy Valentine Day
48 Mengajak malaikat maut bermain
49 Setan licik
50 Belum cukup umur
51 Rubah licik
52 Petir menyambar
53 Pak Matahari
54 Ngambek
55 Gosip
56 Pelakor
57 Butuh kasih sayang bukan kejahilan
58 Menenangkan diri
59 Tidak tahu terimakasih
60 Tunggu aku
61 Takut sama senyumannya
62 Pembuktian cinta yang gila
63 Dilema
64 Teriakan
65 Untuung, aku dijodohin
66 Permainan Mertua dan Menantu
67 Masalah besar
68 Semakin nakal
69 Mencari restu
70 Mencari restu 2
71 Mencari restu 3
72 Mencari restu 4
73 Cast - Visual Karakter My Enemy is My Soulmate
74 Menjadikanmu istriku
75 Sudah tidak tahan lagi
76 Cobaan apalagi ini, Tuhan
77 Rahasia kita berdua
78 Malam kebahagiaan
79 Racun
80 Malam Minggu
81 Hangat dan Dingin
82 Pekerjaan tambahan
83 Perasaan yang Campur Aduk
84 Ide bangun tidur
85 Ucapan yang terngiang
86 Tiga sahabat
87 Semoga saja
88 Amanda Mardiana
89 Yang penting rejeki
90 Mungkin tidak masalah
91 Sedia baju sebelum lahiran
92 Ada yang kurang
93 Candu
94 Gara-gara Lembur
95 Cemburu
96 Alay dan Lebay
97 Masuk
98 Tidak biasanya
99 Apa ini
100 Kamu kuat
101 Lampu tidur
102 Tanpa ada rasa berdosa
103 Dia pergi
104 Tidak tuli
105 Bisa jadi
106 Resiko dan Konsekuensi
107 Terlalu tinggi
108 Biarkan dia menderita
109 Cendol dawet
110 Apakah sudah berakhir?
111 Istri yang nakal
112 Akhirnya
113 Hanya mimpi
114 Pengganggu kecil
115 Peperangan
116 Akan selalu berusaha
117 Lupa
118 Jangan konslet
119 Bekerja samalah
120 Tangan nggak ada akhlak
121 Apa yang sudah terjadi
122 Apa itu cinta
123 Meratapi nasib
124 Lebih lama
125 Lucuku
126 Tidak tepat pada tempatnya
127 Manis
128 Sudah tugasku
129 Bahu yang Nyaman
130 Geng
131 Licik dan Bodoh
132 Pejantan Tangguh
133 Jaga dia Tuhan
134 Selamat Tinggal
135 Menangislah
136 Hanya Berbohong
137 Jangan Pergi
138 Kuat nggak Kuat
139 Laki-laki Bawel
140 First Impression
141 Kontraksi
142 Kondisi Naza memburuk
143 Kamu Pasti Bisa
144 Anak Protektif
145 Keandre dan Leandre
146 Hukuman
147 PMS
148 Merepotkan
149 Supir Banyak Tanya
150 Bakso
151 Cium
152 Nggak Ada Bedanya
153 Gigitan
154 Dikerjain
155 Kencan
156 My Enemy
157 Lebay
158 Lembur
159 Kopi
160 Tengah Malam
161 Rencana Keluarga Kecil
162 Suara Aneh
163 Chicken Dinner
164 Nggak Mood
165 Perjalanan
166 Anak Pintar
167 Tidak Pernah Cukup
168 Menelan Ludah
169 Bonus Cinta
170 Bayi Besar
171 Candra Hilang
172 Roof Top
173 Apa Maksudnya
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Nazar
2
Calon Mantu
3
Pertengkaran
4
Perjodohan
5
Cerita
6
Diusir
7
Cerita 2
8
Memantapkan Hati
9
Tukang Angkut Barang atau Obat Nyamuk
10
KAMU ..!
11
Salah Tingkah
12
Akting
13
Benih cinta
14
Ijab Qabul
15
Kuatir yang sia-sia
16
Diabaikan
17
Mencoreng harga diri
18
Bisikan
19
Menunggunya pulang
20
Perhatian
21
Keinginan dan Rasa Malu
22
Katanya suka
23
Orang gila jatuh cinta
24
Alis penguji kesabaran
25
Keluarga baru
26
Singa Betina
27
Petir
28
Bulan madu pertama
29
Bibir pantai
30
Memandang remeh
31
Tiga Permintaan
32
Siapa Yang Lebih Pantas?
33
Hantu gentayangan
34
Terlalu bersemangat
35
Kebiasaan baru
36
Bahagia di atas penderitaan
37
Pergi
38
Positif thinking
39
Mual
40
Adik Kakak
41
Bahagia atau Sedih
42
Rencana
43
Siapa tadi namanya
44
Gagal
45
Kabar yang tidak mengenakkan
46
Terlalu kuatir
47
Happy Valentine Day
48
Mengajak malaikat maut bermain
49
Setan licik
50
Belum cukup umur
51
Rubah licik
52
Petir menyambar
53
Pak Matahari
54
Ngambek
55
Gosip
56
Pelakor
57
Butuh kasih sayang bukan kejahilan
58
Menenangkan diri
59
Tidak tahu terimakasih
60
Tunggu aku
61
Takut sama senyumannya
62
Pembuktian cinta yang gila
63
Dilema
64
Teriakan
65
Untuung, aku dijodohin
66
Permainan Mertua dan Menantu
67
Masalah besar
68
Semakin nakal
69
Mencari restu
70
Mencari restu 2
71
Mencari restu 3
72
Mencari restu 4
73
Cast - Visual Karakter My Enemy is My Soulmate
74
Menjadikanmu istriku
75
Sudah tidak tahan lagi
76
Cobaan apalagi ini, Tuhan
77
Rahasia kita berdua
78
Malam kebahagiaan
79
Racun
80
Malam Minggu
81
Hangat dan Dingin
82
Pekerjaan tambahan
83
Perasaan yang Campur Aduk
84
Ide bangun tidur
85
Ucapan yang terngiang
86
Tiga sahabat
87
Semoga saja
88
Amanda Mardiana
89
Yang penting rejeki
90
Mungkin tidak masalah
91
Sedia baju sebelum lahiran
92
Ada yang kurang
93
Candu
94
Gara-gara Lembur
95
Cemburu
96
Alay dan Lebay
97
Masuk
98
Tidak biasanya
99
Apa ini
100
Kamu kuat
101
Lampu tidur
102
Tanpa ada rasa berdosa
103
Dia pergi
104
Tidak tuli
105
Bisa jadi
106
Resiko dan Konsekuensi
107
Terlalu tinggi
108
Biarkan dia menderita
109
Cendol dawet
110
Apakah sudah berakhir?
111
Istri yang nakal
112
Akhirnya
113
Hanya mimpi
114
Pengganggu kecil
115
Peperangan
116
Akan selalu berusaha
117
Lupa
118
Jangan konslet
119
Bekerja samalah
120
Tangan nggak ada akhlak
121
Apa yang sudah terjadi
122
Apa itu cinta
123
Meratapi nasib
124
Lebih lama
125
Lucuku
126
Tidak tepat pada tempatnya
127
Manis
128
Sudah tugasku
129
Bahu yang Nyaman
130
Geng
131
Licik dan Bodoh
132
Pejantan Tangguh
133
Jaga dia Tuhan
134
Selamat Tinggal
135
Menangislah
136
Hanya Berbohong
137
Jangan Pergi
138
Kuat nggak Kuat
139
Laki-laki Bawel
140
First Impression
141
Kontraksi
142
Kondisi Naza memburuk
143
Kamu Pasti Bisa
144
Anak Protektif
145
Keandre dan Leandre
146
Hukuman
147
PMS
148
Merepotkan
149
Supir Banyak Tanya
150
Bakso
151
Cium
152
Nggak Ada Bedanya
153
Gigitan
154
Dikerjain
155
Kencan
156
My Enemy
157
Lebay
158
Lembur
159
Kopi
160
Tengah Malam
161
Rencana Keluarga Kecil
162
Suara Aneh
163
Chicken Dinner
164
Nggak Mood
165
Perjalanan
166
Anak Pintar
167
Tidak Pernah Cukup
168
Menelan Ludah
169
Bonus Cinta
170
Bayi Besar
171
Candra Hilang
172
Roof Top
173
Apa Maksudnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!