Mobil Candra dan Kevin melaju membelah jalan raya yang lenggang tanpa ada kemacetan, tiga puluh menit sudah mereka berdua memacu mobil, akhirnya mereka berdua telah sampai di depan gerbang rumah keluarga Wibawa.
Pak satpam melihat mobil majikannya telah berada di depan gerbang, dia langsung berlari membukakan gerbang untuk Candra dan Kevin.
"Selamat malam, Tuan Candra," sapa pak satpam yang berdiri di samping gerbang dengan senyum ramah, Candra hanya membalas dengan senyuman dan anggukkan kecil.
"Selamat malam, Tuan Kevin," sapa pak satpam dengan senyum ramah.
"Malam juga, Pak," balas Kevin sambil membalas senyum ke pak satpam.
Setelah kedua mobil sport tadi masuk ke pekarangan rumah, pak satpam kembali menutup gerbangnya lalu masuk lagi ke pos untuk melanjutkan acara televisi yang ditontonnya tadi.
Candra memarkir mobilnya ke garasi, sedangkan Kevin memarkirkan mobilnya di halaman depan. Setelah Kevin memarkirkan mobilnya, dia menunggu Candra di depan pintu utama rumah keluarga Wibawa, tak lama kemudian Candra menghampiri Kevin yang sedang berdiri di depan pintu.
"Kenapa malah berdiri di depan pintu?" tanya Candra ke Kevin, karena biasanya Kevin langsung nyelonong masuk tanpa menunggu Candra.
"Ya nungguin pemilik rumah, lah, bodoh," jawab ketus Kevin.
"Tumben-tumbenan nungguin? Biasanya langsung nyelonong masuk tanpa permisi," ucap Candra sambil melirik Kevin.
"Kan udah lama nggak, ke sini. Jadi, harus keliatan sopan sedikit," balas Kevin dengan senyumnya.
"Heleh, sok-sokan mau sopan segala. Udah, ayo masuk, ditungguin Bunda sama Ayah, nanti," ajak Candra, lalu Kevin mengangguk dan mereka berjalan berdampingan masuk ke dalam.
Dari meja makan, Bunda Putri melihat anaknya sudah pulang dan ada Kevin juga, Bunda Putri langsung memanggil mereka untuk bergabung ke meja makan.
"Candra, Kevin ! Sini, makan malam bareng, sudah ditunggu Ayah sama Dara," panggil Bunda Putri.
"Iya, Bun," jawab kompak Candra dan Kevin.
Candra duduk di samping kiri ayahnya, sedangkan Kevin duduk di samping Candra dan berhadapan dengan Dara.
"Hai, Dara cantik," sapa Kevin.
"Hai, juga, Kak Kevin," sapa balik Dara disertai senyum manis di bibir Dara.
"Kamu sudah kelas berapa, Dara?" tanya Kevin lagi.
"Masih kelas empat, Kak. Sebentar lagi naik kelas lima," jawab Dara dengan wajah yang selalu tersenyum.
"Hei, Kevin. Kamu tidak kangen Bunda, ya?" tanya Bunda Putri karena merasa Kevin cuek padanya.
"Ya, kangen, lah, Bun," jawab Kevin dengan cepatnya.
"Kalau kangen, kenapa tidak pernah ke sini liat Bunda?" tanya Bunda Putri lagi.
"Kevin akhir-akhir, ini, lagi sibuk banget, Bun. Belum sempat main, ke sini," jawab jujur Kevin.
"Tampang kayak kamu, itu, bisa sibuk apa," ejek Bunda Putri yang tidak percaya.
"Beneran sibuk, Bunda. Kevin bantuin Kak Naza di kantor," jawab jujur Kevin karena memang dia sedang di kasih tugas banyak oleh kakaknya di kantor.
"Sudah-sudah, selesaikan dulu makan malamnya, nanti ngobrol lagi," lerai Ayah Yoga yang tahu kalau sudah berdebat dengan Bunda Putri, pasti tidak ada habisnya, lalu Bunda Putri dan Kevin menyudahi perdebatan mereka dan melanjutkan makan malamnya.
Setelah makan malam selesai, Ayah Yoga dan Bunda Putri mengajak Candra dan Kevin untuk mengobrol di ruang keluarga. Sedangkan Dara langsung pergi ke kamarnya untuk mengerjakan tugas dari sekolah.
"Bun, emang bener, ya, kalau Candra udah mau tunangan?" tanya Kevin memulai obrolan.
"Kamu tahu darimana, Vin?" tanya Ayah Yoga karena dia merasa belum mengumumkan ke semua orang tentang pertunangan ini, dan yang tahu baru beberapa anggota keluarga Wibawa dan keluarga Yudistira.
"Tadi siang. Di kasih tahu sama Candra, Yah," jawab jujur Kevin karena benar Candra yang memberi tahunya tadi siang.
"Oh, sudah mulai bisa pamer pasangan, nih, ceritanya," ejek Bunda Putri.
"Apaan sih, Bun. Candra cuma cerita sama Kevin kalau Candra udah dijodohin, dan Minggu depan adalah pertunangannya," jawab jujur Candra yang membela dirinya.
"Iya-iya, Candra. Bunda mu, itu, memang suka menggoda orang," sindir Ayah Yoga.
"Apaan sih, Yah. Bunda, kan, cuma pengen bercanda sama anak Bunda sendiri," balas kesal Bunda Putri dengan memasang wajah cemberut.
"Iya-iya, Bun. Ayah tadi juga bercanda saja, kok," ucap memelas Ayah Yoga yang tidak mau istrinya jadi marah padanya.
Mendengar percakapan kedua insan yang sedang mengalami masa puber kedua, Candra langsung berdehem, "Eheeemmm. Sepertinya, kita jadi obat nyamuk, nih, Vin," sindir Candra sambil melirik ke Kevin.
"Iya, kita serasa jadi baygonnya nyamuk dewasa yang sedang di mabuk cinta, nih," sindir Kevin sambil menahan tawanya.
Mendengar sindiran dari kedua anak muda itu, Bunda Putri dan Ayah Yoga tersipu malu, "Yah, ke kamar aja yuk, kalau kita lama-lama di sini, kita bakal jadi bahan ejekan mereka berdua," ajak Bunda Putri.
Mendengar ajakan istrinya, Ayah Yoga langsung bangkit dan menggandeng tangan Bunda Putri, "Ayo, Bun. Kita bakal jadi peyek kalau lama-lama, di sini," ucap Ayah Yoga sembari beranjak dari sofa bersama Bunda Putri
Melihat tingkah Ayah dan Bunda mereka, Candra dan Kevin tertawa lepas.
Ayah Yoga berhenti sejenak di depan anak tangga, lalu menoleh ke arah Candra dan Kevin, "Vin, Minggu depan saat Candra bertunangan, kamu kosongkan waktumu, dan ikut bersama kita, ya," pinta Ayah Yoga.
"Siap, Yah. Kevin bakal usahakan untuk ikut," jawab Kevin sambil mengangkat tangan kanannya dan menaruhnya di pelipis, layaknya orang yang hormat ke bendera Merah Putih.
"Kamu harus ikut, kalau tidak, kamu tidak boleh ke sini lagi, dan tidak boleh manggil Bunda dengan panggilan 'Bunda' lagi," ancam Bunda Putri dengan wajah yang menyeramkan.
"Iya-iya, Bun. Kevin bakal minta izin ke Kak Naza untuk ambil cuti Minggu depan," jawab Kevin dengan nada seperti orang tertindas. Setelah mendengar jawaban Kevin, Ayah Yoga dan Bunda Putri melanjutkan langkah mereka menaiki anak tangga menuju kamar mereka.
Candra dan Kevin masih duduk sambil mengobrol di sofa ruang keluarga, "Can, emang kamu mau dijodohin sama cewek dari keluarga mana?" tanya Kevin.
"Aku juga belum tahu, Vin. Ayah sama Bunda cuma ngasih tahu kalau aku udah dijodohin dari kecil, dan bakal tunangan Minggu depan," jawab Candra.
"Sepertinya kamu harus berdoa yang banyak, biar nggak apes dapat mertua galak," balas Kevin sambil tertawa.
"Sialan, dari dulu kamu sukanya ngeledekin mulu. Hati-hati aja kalau nanti kena karma, aku orang pertama yang akan tertawa di depan penderitaanmu," balas kesal Candra.
"Sorry-sorry, masa kamu nggak tahu kalo aku suka bercanda," jelas Kevin sambil menepuk pundak sahabatnya itu.
Mereka berdua melanjutkan obrolan asyik mereka di ruang keluarga, sampai jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, "Can, aku pulang dulu, ya. Udah malem, nggak enak sama pelayan-pelayanmu yang nunggu aku pulang dulu baru bisa istirahat," pamit Kevin.
"Ya, udah, pulang gih sono, aku juga udah ngantuk," jawab Candra sambil menguap di depan Kevin.
"Asem, niat mau pamit, malah di usir. Ya, udah, aku cabut dulu," ucap Kevin sembari beranjak berdiri dari sofa.
"Oke, hati-hati di jalan, jangan lupa yang kenceng kalau nyetir," ucap Candra sambil tertawa.
"Emang, ya. Kamu tuh temen paling sialan," sahut Kevin, "Ya, udah, aku cabut dulu, selamat malam jomblo yang bentar lagi nikah," balas Kevin dengan ejekan.
"Wah kumat lagi, ini, anak. Udah sono, cepet pulang, udah nggak betah aku liat mukamu," usir Candra.
"Iya-iya, aku pulang, santai dikit kenapa, Bos," balas Kevin lalu berjalan keluar dan di antar oleh Candra.
Kevin langsung menaiki mobilnya dan langsung tancap gas meninggalkan rumah Candra, setelah mobil Kevin sudah keluar dari gerbang, Candra berbalik dan berjalan menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah itu.
IG : @ahmd.habib_
Jangan lupa untuk like, comment, share dan favorit ya 🤗 dan terima kasih banyak untuk kalian yang sudah mendukung dan mensupport author 🙏😘💙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
asna
bahasanya bagus ,tulisanya rapi .alurnya juga enak
2020-08-31
2
Diana Ana
bagus ceritanya aku suka
2020-02-29
1
Sugianti Bisri
sadis
2020-02-25
0