Sam menatap Kristin intens, tangan kanan Sam menghapus sisa airmata yang masih menggenang di pelupuk mata Kristin.
"Kamu ketemu dia lagi, ya?” tanya Sam dan dijawab dengan anggukan dari Kristin.
"Kamu masih peduli sama dia, ya?" mata Kristin menatap Sam tajam.
"Maksudmu?" nada suara Kristin naik satu nada.
"Ya, kamu masih peduli sama dia kan? Buktinya kamu masih temuin dia." jawab Sam asal.
"Kalo gak ngerti gak usah ngarang dah. Aku tuh bukan nemuin dia, tapi gak sengaja ketemu dia di jalan." Kristin bangkit dari duduknya karena kesal dengan Sam.
"Mau kemana?" Sam menahan tangan Kristin yang hendak meninggalkannya.
"Pulang!!! males ngomong sama orang yang sok tau kaya kamu." jawab Kristin ketus.
Sam berlari mengejar Kristin yang meninggalkannya.
"Kris, tunggu-- jangan ngambek donk-- kan aku gak tau." teriak Sam sambil terus berusaha ,membujuknya.
"Kalo gak tau makanya jangan sok tau donk, bikin kesel aja." cerocos Kristin dengan tetap melanjutkan langkahnya dengan cepat.
"Kristin, jangan cepet-cepet donk jalannya-- capek tau ngejarnya." Sam tampak ngos-ngosan mengejar Kristin.
"Yang suruh ngejar sapa juga..." Kristin menghentikan langkahnya berbalik menghadap ke arah Sam.
Sam membungkukan badannya yang merasa kelelahan mengejar Kristin. Kristin pun menghampirinya.
"Kamu tuh habis ngapain emangnya? masa ngejar cewek aja ngos-ngosan." kata Kristin sambil melongok menunduk mensejajarkan tubuhnya.
Sam menyambar air mineral yang dibawa Kristin.
"Glek, glek, glek, ah..."
"Sumur kering mas?" sindir Kristin yang melihat botol minum miliknya kosong.
"Maaf, haus aku, ntar ku ganti dah.” dengan nafas yang masih tersengal Sam meminta maaf.
"Gak perlu, ayo, kasihan banget. Udah kaya orang tua aja." Kristin memapah tubuh Sam.
Sam tersenyum menatap Kristin yang tengah membantunya.
"Maaf ya, jadi ngerepotin kamu nih."
"Tau ngerepotin tuh jangan sok tau makanya." sahut Kristin kesal.
"Iya, ya, maaf. Ntar ku beliin burger kesukaan kamu dah." Sam membujuk Kristin yang sedang merajuk.
"Beneran ya, awas aja bohong. Gue kemplang loe." ancam Kristin sambil mengacungkan kepalan tangannya.
Mereka pun kembali ke kontaran tak lupa mampir ke gerai burger yang letaknya tak jauh dari rumah kontrakan.
******
Sesampainya dirumah kontrakan.
Dengan penuh semangat Kristin membuka bungkusan paper bag yang berisi tiga burger lapis tiga. Satu untuk Sam, dan yang dua pastinya punya Kristin. Maklum cewek satu ini lambungnya seluas lapangan bola.
"Aku mandi dulu ya, makan yang banyak biar kuat." kata Sam sambil mengacak-ngacak rambut Kristin.
"Hmmm..." jawab Kristin yang masih sibuk dengan burgernya.
Selesai mandi Sam menghampiri Kristin yang tengah menghabiskan burger pertamanya.
"Ini sudah yang keberapa?" sindir Sam, Kristin melotot ke arah Sam.
Sam gemas dengan wajah Kristin yang tengah ngambek langsung mencium pipi Kristin, dan dibalas dengan lemparan bantal oleh Kristin.
"Eh, Sam. Kamu tadi dari mana sih?" tanya Kristin penasaran.
"Dari mana ya? kerja lha." jawab Sam cuek sambil membuka bungkusan burgernya.
"Oh.” Kristin mengangguk.
“Hm, Sam. Bukannya kamu suka main bola ya?" lanjut Kristin bertanya.
"Heem, kenapa emangnya?" sahut Sam yang masih mengunyah burgernya.
"Gak, cuma penasaran aja tadi kok kamu lemah banget. Kaya habis kerja rodi aja." sindir Kristin.
Sam mendengar ucapan Kristin hanya senyam-senyum saja menutupi sesuatu.
*******
Dua jam sebelumnya.
Sam keluar dari sebuah rumah minimalis bersama dengan seorang wanita.
"Mau sampai kapan kita main kucing-kucingan gini?" Sam membelai rambut wanita itu.
"Sampai kamu berani mengakui sesuatu." jawabnya enteng.
Sam berpikir sejak mencoba menelaah ucapan sang wanita.
"Memang apa yang harus aku akui? Sudah lebih dari satu tahun kita seperti ini." keluh Sam sembari berjalan menuju mobilnya.
"Sudah lah, pulang saja kamu, kumpulkan tenagamu lagi. Siapa tau kamu mau tempur lagi" Rika mengerlingkan sebelah matanya dan mencium pipi Sam.
"Maksudmu?" Sam penasaran. Rika hanya tersenyum penuh arti dan menutup pintu mobil Sam.
Sam yang masih bingung dengan ucapan Rika memilih untuk pergi pulang.
Dan di jalan Sam melihat sosok wanita yang ia kenal. Kristin, dia berjalan menghampiri pacarnya.
Sam yang dari jauh melihatnya berusaha mengejarnya. Ia turun dari mobil dan mulai mengikutinya berjalan kaki. Dan langkahnya terhenti di sebuah bangku taman di alun-alun.
*******
Kristin membereskan sisa makannya tanpa mempedulikan Sam yang masih makan. Sam hanya memperhatikan segala gerak geriknya Kristin.
Sam tersenyum licik, entah apa yang ada di dalam otaknya. Sepertinya ia merencanakan sesuatu.
Kristin masuk kedalam kamarnya, Sam menunggunya di luar. Saat Kristin keluar dari kamar kebetulan mereka berpapasan di depan kamar mandi.
"Mau tidur kamu?" tanya Sam yang kebetulan ingin mencuci mukanya.
"Hm, heem." jawab Kristin sambil mengangguk.
"Bisa kita ngobrol sebentar?" Sam ingin mengajaknya mengobrol setelah mencuci muka.
"Dikamar aja ya, aku agak capek. Biar bisa rebahan." Kristin menjawab dengan nyengir.
"Ok..." Sam mengacak-acak rambut Kristin, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Di dalam kamar Sam melihat Kristin sudah terbaring sambil memeluk guling.
"Mau ngobrol apaan?" tanya Kristin penasaran.
"Kamu anggap aku ini apa sih sebenarnya?" Sam balik bertanya pada Kristin.
"Lha, kamu sendiri ke aku gimana?" lanjut Kristin membalas pertanyaan Sam.
"Kamu nyaman gak sama aku?" tanya Sam lagi, Kristin mengangguk
"Mau gak nikah sama aku?" lanjut Sam.
Kristin membelalakan matanya. Ia terkejut mendengar ucapan Sam.
“Kamu gak lagi mabuk kan?" Kristin menempelkan telapak tangannya di kening Sam.
"Gak panas kok?!"
Sam memegangi tangan Kristin.
"Kris, aku tanya. Mau gak nikah sama aku?" Sam memperjelas maksudnya.
Kristin setengah tak percaya dengan ucapan Sam. Secara mereka belum ada sebulan deket tapi Sam sepertinya yakin untuk mengajak Kristin menikah.
"Kamu yakin ngajakin aku nikah. Kita kan baru deket, yakin kamu?" berkali-kali Kristin meyakinkan Sam dan jawaban Sam selalu sama.
Kristin semakin bingung dengan posisinya saat ini.
"Kasih aku waktu, setidaknya kasih aku waktu buat lebih mengenalmu. Paling gak tiga bulan lagi." Kristin mencoba bernegosiasi.
"Ok, tiga bulan. Siap gak siap aku akan lamar kamu lagi." Sam lalu memalingkan tubuhnya bersiap untuk tidur.
Mereka tidur satu ranjang tapi saling membelakangi. Kristin memikirkan semua ucapan Sam tadi.
Kristin membalikan tubuhnya, dan kini ia tidur terlentang menatap langit-langit kamarnya. Kristin menoleh ke arah Sam, memastikan kalo sam sudah benar-benar tertidur.
Karena terlalu memikirkan ucapan Sam, Kristin pun jadi susah tidur. Ia pun memilih keluar dari kamarnya. Di ruang tengah ia menyalakan televisi memencet-mencet acak chanel televisi. Otaknya terus bekerja memikirkan semua yang didengarnya tadi.
‘Bener gak sih, Sam mau ngajak nikah gue? Kok kayaknya dia seperti orang yang terpaksa.’ batin Kristin yang terus memikirkan ucapan Sam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
dhapz H
gimana sam gak ngos"an orng hbs tempur sama rika
2022-04-05
0
Mei
Semangat kak
2020-12-05
1