Sesampainya di Hotel Sheraton. Sam mencegah Kristin yang ingin segera turun dari mobilnya.
"Aku boleh pinjam ponselmu?" tanya Sam.
"Nih." Kristin menyerahkan ponselnya tanpa curiga.
"Selesai acara kamu hubungi aku ok. Itu nomorku jangan lupa ya." sambung Sam menyunggingkan senyumnya.
"Ok... makasih ya, jadi ngerepotin." balas Kristin.
"Tenang aja, aku senang kok bisa bantu kamu. Sudah sana masuk ntar telat lagi. Semangat semoga berhasil." Sam memberikan semangat kepada Kristin.
*****
Saat interview.
"Kristin Violetta Angel." nama Kristin dipanggil untuk masuk ke dalam ruang interview.
"Ya." Kristin maju kemudian memasuki ruang interview.
Hampir lima belas menit Kristin didalam ruangan itu, Kristin keluar dengan langkah gontai. Ia langsung pulang menuju kosannya yang berada dekat dengan gedung Hotel tersebut. Dengan membawa tas ranselnya Kristin memasuki kamar kosnya.
"Kristin, kirain lo udah pindah." sapa Yuna tetangga sebelah kamar kost Kristin.
Kristin tersenyum dengan wajah lemas.
"Hari ini baru mau ambil barang-barang, kenapa emangnya?" Kristin balik tanya.
"Soalnya kemarin tante kos bawa anak baru, kayaknya dia yang bakal pake kamar lo selanjutnya." jelas Yuna.
"Oh... ya udah gue beres-beres dulu ya, Yun." jawab Kristin malas.
"Ok... oh ya, lo dicariin Nadine tuh tadi pagi." tambah Yuna sebelum meninggalkan kamar Kristin.
"Hm, ya makasih. ntar gue ke kamarnya." sahut Kristin lagi.
Kristin masuk ke dalam kamarnya dan mulai membereskan barang-barang miliknya.
"Tok... tok..." pintu kamar Kristin yang terbuka di ketok Nadine.
"Baru dateng lo??" tanya Nadine yang tiba-tiba muncul.
"Eh... lo, masuk. Kebetulan bantuin gue sini." ajak Kristin.
Nadine masuk ke dalam kamar Kristin dan duduk disampingnya.
"Lo berantem sama Justiar?" tanya Nadine sambil memegang tangan Kristin yang terbalut perban.
Kristin hanya menjawab dengan senyuman.
"Tadi, pagi-pagi dia datang kesini cari lo." lanjut Nadine.
"Terus... lo bilang apa?" sahut Kristin acuh.
"Ya, gue bilang aja lo gak kesini. Semalem lo tidur dimana?" tanya Nadine lagi.
"Hotel." jawab Kristin singkat.
"Katanya lo mampir ke klubnya Arthur." lanjut Nadine.
"Heem... tau dari mana lo." Kristin menatap Nadine curiga.
"Justiar yang bilang." sahut Nadine sambil membantu Kristin memasukan barang kedalam kardus.
Kristin memicingkan matanya menyelidiki pertanyaan Nadine.
"Biasanya kan, kalian suka kesana klo lagi pada galau." sambung Nadine.
Bep... bep... notifikasi sms masuk.
Kristin menatap layar ponselnya lalu tersenyum.
"Sapa? Senyum-senyum sendiri kaya orang gila aja lo." kata Nadine yang sedang membantu memasukkan barang bawaan Kristin.
"Sam, lo pasti kenal? dia teman abang lo." sahut Kristin sambil membalas sms Sam.
"Samuel Edricko?! Anak Psikologi itu?!" Nadine kaget mendengar Kristin kenal dengan Sam.
"Biasa aja kali kagetnya." Kristin pun ikut jutek.
"Lo ketemu dimana sama dia?" Nadine jadi penasaran.
"Di klubnya Arthur." sahut Kristin santai, merasa tak bersalah.
"Jangan bilang lo semalam di hotel, sama dia ya." Nadine sedikit mengancam.
"Emang kenapa?? lagi pula kalau gak ada dia gue mungkin udah digondol om-om hidung belang." kenang Kristin.
"Lo... gak tau ya,siapa dia?" Nadine masih memberi penekanan.
"Dia tuh terkenal playboy, suka mainin anak orang." belum selesai Nadine ngomong Kristin langsung memotong.
"Yang penting dia gak ambil kesempatan dalam kesempitan. Gak kayak temen lo itu, tau gue gak ada langsung maen sama cewek lain." nada bicara Kristin terdengar kesal mengingat kelakuan Justiar semalam.
Nadine terdiam mendengar suara Kristin yang kesal terhadap Justiar. Kristin yang telah selesai mengepak semua barang miliknya langsung merebahkan tubuhnya di kasur busa yang ada disampingnya.
Tubuhnya menggeliat seperti kucing yang baru bangun tidur.
"Huah...(menguap) pinggang gue, aduh... pegel banget." Kristin merasa lelah mengemasi barang-barang miliknya.
"Udah kaya orang tua aja lo." sahut Nadine.
"Eh... gue tinggal dulu ya, lo udah kelar kan." Nadine hendak keluar dari kamar Kristin.
"Lo mau kemana??" Kristin yang tadinya rebahan langsung bangkit kembali.
"Gue lupa kalo ada kuliah siang ini." Nadine langsung pergi menuju kamarnya dan bersiap untuk berangkat ke kampus.
Di luar kosan terlihat Tante pemilik kos tengah menunggu kedatangan seseorang.
Kristin yang melihat wanita itu berdiri sendiri langsung menghampiri.
"Siang tante." sapa Kristin.
"Eh kamu Kris, kapan datang?"sahutnya kaget melihat kedatang Kristin yang tiba-tiba nongol.
"Tadi pagi Tante. Oh, ya... mumpung ketemu Tante sekalian saya mau pamit." tutur Kristin memberikan salam pada pemilik kos.
"Kamu sudah dapat kosan baru?" muka si tante berubah khawatir.
"Emm... sudah Tan, hari ini saya baru saja selesai beres-beres." ucap Kristin bohong.
"Tapi gak langsung keluar juga kan?" tambah tante pemilik kos.
"Kalo boleh saya nanti titip barang-barang dulu soalnya saya belum bisa bawa semua." Kristin meminta ijin.
"Ya gak pa-pa lagian kan kamu habis waktunya baru minggu depan." terang si Tante.
Kristin hanya mengangguk.
Lumayan lama mereka mengobrol hingga obrolan mereka terhenti karena ada seseorang yang memperhatikan mereka dari seberang jalan.
"Kris... kamu kenal sama orang yang disana." Tante menuju dengan dagunya ke arah orang yang dimaksud.
Kristin memicingkan matanya mencoba mengenali wajah orang tersebut.
"Gak jelas Tante, mendingan kita masuk ke dalam aja Tan."
"Ya udah, kamu masuk duluan. Tante masih ada urusan sama penghuni kamar depan ini." si Tante menyuruh Kristin masuk sementara dirinya masih menunggu kedatangan penghuni kamar depan, yang dikenal sebagai cewek simpanan kata para penghuni kost yang lain.
Hari mulai gelap Kristin yang merasa lelah memutuskan untuk mandi. Ia berjalan menuju kamar mandi yang ada di samping tangga.
Kostan Kristin memang bukan kostan yang mahal. Per Bulannya hanya perlu membayar biaya sewa 300rb saja pada masa itu. Fasilitas yang disediakan hanyalah kamar berukuran 3x2 dan lemari pakaian minimalis yang berukuran kecil serta satu buah kasur busa ukuran single.
Selesai mandi Kristin melihat ke layar ponselnya. Beberapa SMS masuk, satu persatu dia baca.
Satu pesan dari Nicko [Dimana lo? bisa ketemu?]
[Yang, maafin aku.]
[Yang, kamu dimana? Angkatan telponnya.]
[Yang, aku sama Erni itu gak ada apa-apa.] dan masih banyak lagi pesan dari Justiar.
[Are you ok?]
[Malam ini bisa ketemu kah?] pesan dari Sam yang membuat Kristin tersenyum.
Dan satu pesan dari Dennis [Masih di kost?]
Dari beberapa pesan yang masuk hanya pesan Sam lah yang Kristin balas.
[Thanks... I'm ok. mau apa emang?]
[Aku pengen tau keadaanmu dan pengen ngobrol sama kamu. Boleh?] balas Sam cepat.
Kristin pun langsung menjawab [Ok. dimana?]
[Cafe Segaran ya jam 7 aku tunggu.] pesan terakhir dari Sam.
Kristin tersenyum setelah menerima pesan itu. Ia pun segera bersiap untuk pergi.
"Mau kemana non?" Nadine tiba-tiba muncul mengagetkan.
"Astaga... ngagetin aja." Kristin menepuk-nepuk dadanya.
"Lo mau kemana? Keburu-buru gitu." tanya Nadien lagi.
"Mau kencan." jawab Kristin singkat sembari memoles bedak di wajahnya.
"Weh... langsung move on lo." goda Nadien yang menyandar di pintu kamar Kristin.
"Ya donk... duluan ya bye..." Kristin langsung nyelonong pergi.
*****
Cafe Segaran.
Kristin memasuki cafe tersebut. Matanya berkeliling mencari sosok yang hendak ia temui. Seorang cowok melambaikan tangannya. Memberi kode kepada Kristin untuk segera menghampiri.
"Maaf nunggu lama ya?" tanya Kristin basa-basi.
"Gak juga aku juga baru datang, mau pesan apa? Aku yang traktir." kata Sam menyodorkan buku menu kepada Kristin.
Mereka memesan makanan, sambil menunggu pesannya terjadi obrolan yang cukup seru antara mereka. Dan..
"Bip... bip... bip..." ponsel Sam bunyi. Sam mengintip pada layar ponselnya.
"Maaf, aku angkat dulu ya." Sam meminta ijin untuk menjawab panggilan tersebut.
Lumayan lama Sam meninggalkan Kristin untuk menjawab teleponnya.
"Ada masalah ya?" tanya Kristin penasaran.
"Eh... bukan cuma, ada orang yang pengen ketemu kamu." jawab Sam ragu.
Kristin menatap curiga. "Siapa?"
"Dennis. itu dia." Sam merasa tidak enak terhadap Kristin.
Seketika wajah Kristin yang tadinya sumringah berubah menjadi sedikit murung. Dennis menghampirinya dan duduk disamping Sam berhadapan langsung dengan Kristin.
"Kenapa SMS gue gak dibalas?" tanya Dennis datar.
"Lo kan tau kalo gue di kost ngapain juga di bales." Kristin jadi jutek.
Dennis menarik nafas dalam dan panjang.
"Gimana interview mu tadi?"
"Not bad." jawab Kristin singkat.
"So, kapan mulainya?" sambung Dennis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
dhapz H
dulu saat tau justiar selingkuh Kristin sebegitu marahnya sampe pake di hajar segala.. begitu sam ambil keperawanannya.. kok mlh pasrah sih kayak merelakan gitu gimana siih Kristin
2022-04-04
0
dhapz H
siapa Dennis kok Kristin kayaknya gak suka
2022-04-04
0