Kristin yang sedang emosi jadi muak melihatnya.
Di tarinya tangan Erni dengan kasar hingga handuknya terlepas.
Seketika juga teman-teman satu kontrakan yang sedang melihat live action itu langsung terbelalak matanya karena melihat tubuh sexy Erni tanpa sehelai benang.
“Wauuu…” seru semua penghuni kontrakan.
Melihat Erni telanjang bulat Justiar langsung bangkit dan menutupi tubuh Erni dengan sarung yang ada didekatnya.
Dengan sigap dan cepat pula Kristin menghalau, Justiar menatap tajam kearah Kristin begitu juga dengan Kristin menatap lebih tajam sambil mencengkram tangan Justiar yang sedang memegang sarung.
" Mau apa...ngelindungin dia...Hah!!" kata Kristin sinis
" Kasihan dia...jadi bahan tontonan..." sahut Justiar sambil menepis tangan Kristin. Tapi sayangnya tangan Kristin lebih kuat mencengkram nya.
" Biar aja dia gitu...toh dia juga g malu kan telanjang di depanmu, sama aja kan..." kata Kristin sambil membuang sarung Justiar.
"Yank. Aku tau kamu marah, tapi plis jangan keterlaluan dini donk." pinta Justiar memohon.
"Orang goblok namanya kalo g marah liat cowoknya ketahuan ML sama cewek lain."
Erni hanya pasrah diperlakukan kasar oleh Kristin. Ia hanya berjongkok sambil menangis karena malu.
"Ruly..." Kristin memanggil Ruly.
" Ya... gimana Kris..." Ruly gemetar saat namanya dipanggil.
"Loe anterin nih lon*** ke terminal atau ke stasiun... pastiin dia balik ke kotanya. Gue gak mau liat mukanya dia lagi...Gue muak liat orang yang sok suci...najis..." titah Kristin.
"I...iya Kris...tapi apa g..." belum selesai Ruly ngomong Kristin melempar baju Erni yang berserakan di lantai dengan menggunakan kakinya.
"Buruan pakai baju loe...dan pergi dari sini...gue muak liat muka loe yang sok suci." bentak Kristin.
Erni langsung memunguti bajunya. Baru melangkah menuju kamar mandi Kristin menarik rambutnya.
"Loe mau kemana...loe pake aja disini ngapain juga pake di kamar mandi...toh mereka juga udah pada tau." kata Kristin sinis.
Justiar hanya mampu menahan malunya. Ia tak mampu berbuat banyak untuk Erni karena sekali saja dia menolong Erni maka Kristin akan lebih kasar terhadap Erni dan dirinya.
*****
Kristin memang punya sikap yang baik sebenarnya tapi jangan salah jika dia sudah disakiti hatinya maka ia akan menjadi lebih garang dari laki-laki.
Bagi sebagian orang menjadi perempuan anggun itu harus lemah lembut. Tapi itu tidak berlaku untuk Kristin. Baginya perempuan yang anggun juga harus bisa jaga diri... mampu melindungi dirinya maupun orang lain.
Maka dari itu sejak SD ia sudah berlatih Taekwondo, maklum Papa Kristin seorang pelatih Taekwondo. Dari empat bersaudara cuma Kristin yang menekuni Taekwondo sampai tingkat tinggi. Bahkan saat ia SMA sudah menjadi pelatih untuk pemula.
Kristin sering dikira kalo dirinya lemah, secara ia seringkali disuruh mama untuk ikutan lomba modeling. Alasannya supaya lebih feminim.
******
Masih terlihat emosi Kristin saat Ruly membawa Erni pergi dari kontrakan.
Perang dingin antara Kristin dan Justiar kembali berlanjut. Sampailah pada titik terakhirnya Kristin memilih untuk putus. Tapi Justiar masih bersikeras untuk mempertahankan hubungan mereka.
"Bilang sama aku apa alasannya aku harus mempertahankan mu... kasih tau aku apa baiknya kamu..." tegas Kristin.
"Aku mungkin bukan yang terbaik buat kamu yank... tapi setidaknya kamu pertimbangkan lagi hubungan kita ini. Kita udah ngelewatin banyak masalah, masa iya cuma masalah kaya gini kita putus..." pinta Justiar memohon.
"Masalah kaya gini katamu... sebenarnya otakmu ada apa g sih...kamu bilang ini masalah kecil...geblek ni orang ya..." degus Kristin.
"Bukanya setiap hubungan pasti ada up and down nya..." bela Justiar.
Muka Kristin kembali merah karena kesal. Tangan kanannya mengepal kuat dan langsung saja.
"Prang..." kaca jendela kamar Justiar pecah kena pukulan Kristin.
Justiar yang kaget hanya mampu diam melihat kepalan tangan Kristin mulai mengeluarkan darah.
Terdengar suara lirih dari mulut Justiar.
"Sayang..." matanya tak mampu berpaling menatap sendu kekasihnya yang tengah terluka.
Justiar mendekati Kristin meraih tangannya tapi sayangnya langsung mendapat penolakan dari Kristin.
"G usah sok perhatian dah...gue g butuh empati dari loe." kata Kristin kasar.
"Tangan kamu terluka... setidaknya aku sembuhkan dulu lukamu." kata Justiar yang memegang tangan Kristin.
"Gue g butuh..." dihempaskan tangan Justiar.
"Luka ini g sesakit luka hati gue...paham loe..." pekik Kristin.
Kristin berlalu meninggalkan kamar Justiar. Diluar kontrakan Kristin sedang di obati oleh Niko
"Udah... besok-besok loe g usah maen debus lagi..." kata Niko terkekeh.
"Cuma luka kecil aja..." jawab Kristin.
"Loe sekarang mau kemana biar gue anter."
"G usah biar Ruly saja yang nganter gue nanti." Kristin mulai merapikan bawaannya.
Beberapa menit kemudian Ruly sudah sampai di kontrakan. Kristin merasa curiga dengan sikap Ruly.
Harusnya perjalan dari kontrakan ke terminal terdekat itu butuh waktu 15 menitan. Jadi logikanya kalo bolak-balik butuh waktu 30 menit. Tapi ini baru 10 menit Ruly keluar buat nganterin Erni udah balik lagi ke kontrakan.
"Cepet amat loe nganterin nya..." tanya Niko.
"Cepet lha... orang dianya g mau dianterin..." sahut Ruly. Kristin menatap tajam ke arah Ruly.
"Anterin gue sekarang." titah Kristin dan langsung menarik tangan Ruly.
"Eh...eh...iya ..iya..." Ruly ikut aja perintah Kristin.
Ruly membawa Kristin menuju jalan yang sempat dilewatinya tadi dan terhenti di sebuah pos ronda dekat rel kereta api.
Kristin langsung turun dari motor dan menghampiri Erni. Dan...
"Plak..." sebuah tamparan keras mendarat di pipi Erni.
Erni yang sedari tadi tengah duduk kaget tiba-tiba mendapat tamparan keras.
"Auuw... Kristin..." Erni mengelus pipinya. Jelas terlukis cap lima jari di pipinya.
Belum puas dengan menampar Kristin pun makin kasar hingga menyeret Erni keluar dari pos ronda.
"NGAPAIN LOE MASIH DI SINI."
"Maafin gue Kris...gue g ada maksud merebut Justiar." rengek Erni.
" Loe emang g maksud ngerebut...tapi loe sengaja tidur sama cowok gue...Iya kan!!!" seru Kristin
Justiar yang kebetulan ikut menyusul melihat kejadian itu hanya bisa terpaku.
Ia sadar apabila ia membantu Erni pasti akan lebih memperburuk keadaan.
Erni terus dicerca dengan pertanyaan yang menyudutkan dirinya. Memang benar kesalahan itu bukan hanya dirinyalah yang salah. Justiar pun punya andil dalam masalah ini.
Tapi yang membuat Kristin kesal kenapa dia harus pura-pura baik dan ramah padanya.
Apa lagi seminggu sebelumnya Erni sempat mengucapkan selamat ulangtahun padanya.
Karena selama ini yang Kristin tau Erni dan Justiar adalah sahabat dekat.
Perkelahian antar Kristin dan Erni memang tidak imbang.
Erni terlihat sangat pasrah diperlakukan kasar oleh Kristin. Bahkan kini mukanya berlumuran darah karena diseret Kristin ke tembok yang permukaannya kasar.
Justiar terlihat lemas melihat kemurkaan Kristin. Ia menyesal telah mengkhianati cinta Kristin.
"Kristin...aku mohon hentikan... kasih Erni...klo kamu mau hukum, hukum aku saja...aku yang salah...aku yang udah bohongi kamu." pinta Justiar bersimpuh di hadapan Kristin.
Kristin menendang Justiar yang tengah bersimpuh hingga terjengkang. Ia tak menghiraukan lagi rengekan mau pun rintihan Erni mau pun Justiar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
ria
semangaat kristin..
2022-04-13
0
Mhila Amhilawhaty
ini nhi yg baguss
2022-04-05
0
dhapz H
nah luu Justin jangan anggap Kristin lemah
2022-04-04
1