Ara sudah sembuh total, setelah dia dirawat selama 3 hari. Selama 3 hari itu pula, Tony tidak pergi bekerja, karena masih sangat mengkhawatirkannya.
Apalagi sekarang sudah mulai tumbuh rasa cinta pada istrinya, hingga dia tak mau meninggalkan istrinya walaupun hanya sebentar saja.
Sudah 3 hari dia hanya ke kamar mandi seperlunya, bahkan makan tiap waktu pun di dalam ruangan istrinya dirawat. Dia benar-benar tidak ingin dan masih ketakutan jika sesuatu akan terjadi pada istri dan bayi di dalam kandungannya itu.
Tentu saja yang merasa bahagia melihat cucunya sekarang, yang sangat perhatian pada istrinya itu adalah Neneknya. Tidak sia-sia dia memarahi cucunya tanpa henti dan memberikan kesempatan pada cucunya.
Hari ini adalah hari kepulangan Ara, nenek dan ibu mertuanya tidak ikut menjemput. Mereka hanya mempersiapkan semuanya di rumah untuk kepulangan menantunya itu, jadi Ara hanya pulang dengan suaminya.
Saat semuanya sudah siap untuk kepulangannya, Ara pun turun dari ranjang. Dia hendak melangkahkan kakinya, tapi karena selama ini dia bed rest, jadi dia jarang menginjakkan kakinya itu untuk berjalan. Sehingga saat dia mulai melangkah kakinya, seketika kakinya lemas hingga membuat badannya akan terjatuh.
Untung saja saat itu Tony ada di dekatnya dan langsung menopangnya lalu menariknya ke dalam pelukannya.
"Sudah....biar aku gendong saja." kata Tony lembut.
Ara yang digendong pun memeluk leher suaminya, dia menundukkan kepalanya ke dada suaminya, karena wajahnya sudah sangat merah menahan malu.
Tony hanya tersenyum melihat kelakuan istrinya, dia pikir istrinya sangat pemalu dan juga sangat imut. Istrinya itu juga menggemaskan dan sangat lucu.
Setelah sampai di rumah, Tony tetap menggendong Ara sampai ke kamar tidur mereka, karena istrinya itu tertidur saat di perjalanan.
Tony pun membaringkannya dengan sangat perlahan dan lembut, dia menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya dengan perlahan, karena takut istrinya terbangun.
Kemudian dia mengusap pipinya dan mengecup dahinya dengan lembut, dia duduk di sampingnya sambil memegang tangan istrinya itu. Dia lalu berpikir alangkah lengkap hidupnya saat ini, tapi saat dia teringat tunangannya, Tony menghela nafasnya.
"Apakah ini waktunya aku mengingkari janjiku padamu, bolehkah sekarang aku melepaskan mu? Meskipun begitu, selamanya aku tak akan melupakan mu. Maafkan aku yang tak bisa menjaga hati ini, cinta pertamaku, Aulia." gumamnya sambil memikirkan tunangannya, tak terasa air matanya menetes dan jatuh di pipi istrinya.
Akhirnya Ara pun terbangun dan kaget melihat suaminya itu sedang menangis. Dia pun mengusap lembut air mata suaminya.
Tony pun tersadar dari lamunannya dan merasakan tangan istrinya sedang mengusap air matanya, istrinya sedang memandangnya dengan tatapan lembut dan sedih.
Tony dengan cepat tersenyum dan segera memasang wajah bahagianya, karena tidak ingin istrinya itu tau perasaanya dan apa yang sedang dia pikirkan.
"Sayang....kamu sudah bangun, kamu ingin melakukan atau ingin makan sesuatu?." tanyanya lembut pada istrinya.
"Hem...kenapa kamu menangis? Apa terjadi sesuatu?." Ara balik bertanya.
"Tidak ada apa-apa, mataku hanya kemasukan debu, hehe...." Ngeles Tony sambil nyengir.
"Mm.... benarkah? Kamu tidak berbohong?." Tanyanya lagi pada suaminya.
"Tentu saja......baiklah, sekarang jawab pertanyaan ku tadi." balasnya lagi pada istrinya.
"Aku ingin makan rujak dan juga manisan buah..." kata Ara sambil tersipu malu.
"Baiklah, aku akan menyuruh Dimas membelinya......" Jawab Tony, Dimas adalah pengawal pribadinya.
Ara malah menggelengkan kepalanya dan membuat Tony bingung.
"Aku mau kamu yang beliin....gak mau orang lain. " Ara meminta lagi sambil mengatakannya manja.
Tony masih terbengong mendengar permintaan istrinya, apalagi melihat tingkah istrinya yang manja itu.
"Ini bukan mau ku, ini kemauan baby di perut......" Ara berbicara manja lagi sambil mengusap perutnya.
Akhirnya Tony tertawa sangat keras yang sangat jarang terdengar di rumah itu, Nenek dan Ibunya yang berada dibawah pun menatap heran ke lantai atas kamar mereka.
"Ihhhh, kamu malah tertawa...kamu menertawakan aku!." Ara cemberut dan memanyunkan bibirnya, perilakunya itu malah membuat Tony semakin gemes.
Tanpa sadar karena melihat bibir istrinya, dia akhirnya tak tahan lalu mencium bibir istrinya itu dengan lembut.
Ara tersontak kaget dan tubuhnya langsung kaku. Tony yang merasakan tubuh kaku istrinya, lalu mengusap punggungnya lembut, Ara pun dengan malu membalas ciuman suaminya.
Tony yang mendapatkan respon dari istrinya, langsung memperdalam ciuman mereka, hingga mereka berdua kehabisan nafas dan terengah-engah.
Tony yang tidak bisa menahan hasr*t karena merasakan bibir istrinya begitu lembut dan manis, tanpa sadar tangannya bergerilya masuk ke dalam pakaian istrinya.
Ara yang terkejut dan tersadar cepat-cepat melepaskan diri dari suaminya.
Tony yang sudah tidak bisa menahan hasratnya, hanya menatap bingung kearah istrinya.
"Kenapa? Apakah aku tidak boleh menyentuh istriku sendiri?." tanya nya dengan suara serak dan parau.
"Bu...kan begitu, tapi ini masih siang hari bolong. Aku juga sebenarnya masih belum siap, aku hanya malu. Maafkan aku, aku tidak bermaksud menolak, karena sudah jadi kewajiban ku melayani mu." Ara menjelaskannya sambil menunduk malu dan merasa bersalah.
"Hahaha......sayang, kamu sangat lugu dan lucu. Baiklah, karena alasanmu yang masuk akal, aku kali ini akan memaafkan mu." balas Tony sambil mencolek mesra hidung mungil istrinya, lalu dia menghembuskan nafasnya, karena harus menekan hasratnya.
Tony pun memeluk lembut istrinya, tiba-tiba dia baru teringat permintaan istrinya. Dia pun mencium kening istrinya dan mengatakan padanya, dia akan pergi sebentar mencari apa yang di inginkan istrinya.
^Bersambung^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments