Rumah Sakit.
Ara yang sudah diperiksa itu pun keluar dari ruangan IGD, dia langsung dimasukan ke ruang rawat inap. Dokter Leo yang memeriksa pun, menghampiri semua orang yang sudah menunggu.
"Ibu dan bayi dalam kandungannya sekarang baik-baik saja, jika telat sedikit saja dibawa ke Rumah Sakit, kalian akan kehilangan bayi itu. Rasa sakitnya terjadi karena stres dan kejutan berlebihan, juga kekurangan nutrisi karena tidak ada makanan yang masuk. Aku nanti akan menyiapkan vitamin dan obat untuk rasa mual nya." Dokter Leo menjelaskan.
Dokter Leo menjelaskan kembali. "Satu hal lagi, kandungannya sangat lemah, jadi dia tidak boleh mendengar hal atau berita yang dapat membuatnya shock."
Tony yang mendengarnya pun semakin merasa bersalah, dia menundukkan kepalanya. Dia benar-benar menyesali perbuatannya itu, dia berjanji dalam hatinya, mulai sekarang akan berusaha menjaga kelakuannya pada istrinya.
Mereka sekeluarga pun masuk ke dalam ruang rawat inap, mereka melihat Ara terbaring lemah di ranjang pasien dan belum sadarkan diri.
Neneknya yang melihatnya langsung menangis, karena merasa kasihan pada cucu menantunya itu. Ara harus mengalami kesakitan seperti itu, dia tidak henti-hentinya memarahi dan membentak cucunya.
"Dasar cucu tak berguna, cucu kurang aj*r. Dalam kandungannya adalah anakmu! Bagaimana jika mereka berdua kenapa-napa?."
Disaat Neneknya masih memarahinya, Tony melihat Ara sudah tersadar.
Neneknya yang juga melihat Ara sudah tersadar langsung terdiam, dia segera memegang tangan Ara.
"Kamu sudah sadar, maafkan nenek yang tidak bisa menjagamu. Maafkan nenek juga yang tidak bisa mengajari cucu nenek yang brengs*k itu." kata neneknya sambil memaki cucunya.
Tony yang sejak tadi dimarahi hanya bisa pasrah mendengarnya, karena kesalahannya kali ini memang benar-benar sangat fatal. Andaikan saja dia tidak cepat-cepat membawanya ke rumah sakit, mungkin seumur hidup dia akan menyesalinya.
"Sudahlah nek, nenek lihat sekarang aku dan bayinya baik-baik saja...." Ara berkata sambil memaksakan senyumannya, karena dia masih merasa kesakitan.
"Jangan bohong sama nenek, nenek tau kamu masih kesakitan....sekarang istirahatlah lagi."
Ara yang masih lemas pun, tertidur kembali dan mereka berniat menunggunya sampai Ara bangun lagi.
Akhirnya Tony mengatakan sesuatu.
"Nek..mah, pulanglah. Disini banyak sekali penyakit, biar aku yang menjaga istriku." Kata Tony sambil menatap mereka berdua.
"Apa kamu yakin, kamu akan merawatnya bukan menyakitinya lagi?!." Sindir neneknya.
Tony yang merasa sudah habis kesabarannya, membalas perkataan sinis neneknya.
"Nek....yang terjadi tadi aku benar-benar tidak sengaja. Aku berkata seperti itu kepadanya, dan aku mengakui aku yang salah. Sekarang aku menyesalinya dan ingin memperbaiki kesalahanku. Jadi tolong kasih aku kesempatan, agar aku bisa meminta maaf dan merawat istriku sendiri." Jawabnya dengan wajah yang murung dan sedih.
Nenek nya menghela nafas panjang, lalu membuangnya kasar.
"Baiklah, nenek kasih kamu kesempatan, gunakan sebaik baiknya!." Balas neneknya lagi.
"Pasti nek, jangan khawatir." Tony menganggukkan kepalanya.
Akhirnya Nenek dan Ibunya pulang, kini tersisa dia di kamar rawat istrinya. Dia lalu duduk di samping ranjang istrinya, dia menatap wajah wanita yang sudah menjadi istri dan ibu dari anaknya itu, dengan tatapannya yang lembut.
Saat dia melihat istrinya kesakitan, lalu mendengar bahwa telat sedikit saja mereka akan kehilangan bayinya. Dia benar-benar merasakan ketakutan, dia akan kehilangan istri dan anaknya.
Tony tersadar, jika dia tidak ingin kehilangan wanita yang sekarang menjadi istrinya itu. Sepertinya sosok istrinya ini dengan perlahan telah masuk ke dalam hatinya, ketakutannya akan kehilangan itu adalah nyata. Dia tidak mau kehilangan apapun lagi dalam hidupnya.
Saat dia sedang menatap dan menata hatinya untuk lebih perhatian pada istrinya nanti, dan juga akan mencoba mencintai istrinya ini, tiba-tiba Ara bergerak dan membuka kedua matanya.
Tony tanpa sadar berkata. "Hai sayang... kamu sudah bangun, apa masih sakit?." Tanya Tony lembut sambil mengelus perut istrinya.
Ara terkejut lagi dengan perubahan barunya. "Apa otaknya bermasalah lagi?." Ucapnya dalam hati.
Tony yang melihat raut kaget di wajah istrinya, dia langsung bisa membaca isi pikiran dari istrinya.
"Bolehkah aku mengatakan sesuatu?." Tanya nya lembut pada istrinya.
"Baiklah....apa yang ingin kamu katakan?."Ara pun menyerah bertanya tanya dalam hatinya, lebih baik semuanya jelas.
"Bisakah kamu memberikan aku kesempatan, untuk menebus semua perbuatan dan perkataan buruk ku padamu? Aku tau aku adalah suami brengs*k dan kasar, tapi saat aku mendengar kita hampir kehilangan bayinya. Aku sangat menyesalinya, juga takut kehilangan kalian berdua." ucapannya terjeda.
"Jadi bisakah kita mulai lagi dari awal, hubungan pernikahan ini? Aku berjanji akan menyayangi kalian berdua, maukah?." Lanjutnya lagi sambil memegang tangan Ara, dan terlihat wajahnya yang bersedih tapi penuh harap.
Ara pun melihat wajahnya yang murung dan sedih, dia juga melihat masih tersisa raut ketakutan dari wajah suaminya itu. Ara juga melihat kesungguhan dan ketulusan dari mata suaminya.
Akhirnya Ara yang melihat ketulusan suaminya mengangguk setuju, dia langsung memeluk suaminya sambil menangis karena terharu.
Pertamanya Tony sangat kaget, tapi dia langsung tersenyum dan balas memeluk istrinya. Tony merasa hatinya ringan, juga dia merasakan kebahagian yang sudah lama hilang darinya.
^Bersambung^
Jangan lupa like nya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
zee_
semudah itukah?
2024-01-03
0