DEBU ORBIT Sang Bintang
Bintang dan debu orbit. Berbeda nasib, yang tanpa sadar persahabatannya begitu erat. Menjalin suka duka di alam tata surya yang jauh di atas sana. Bintang yang percaya diri selalu mendapat banyak perhatian. Sangat cantik sesuai dengan cahayanya yang begitu gemilang.
Berbeda dengan debu orbit. Dia tahu jika dirinya hanya sebuah partikel kecil yang menyumbang sedikit peran. Tidak ingin terlalu nampak. Debu kecil seakan mengikuti di mana jalur dia ditetapkan.
Debu dan bintang ada, karena rasa kesepian yang sama.
Persahabatan yang awalnya kuat, seiring waktu mendapat banyak rintangan. Bintang yang banyak mendapat pujian akhirnya berubah. Sahabatnya tidak lagi sama. Siapa bilang debu tidak cantik. Meski dia hanya partikel kecil, debu orbit bisa memancarkan cahaya dari sebuah matahari. Bahkan dia mampu membuat sebuah cahaya zodiak yang sangat cantik. Namun sayangnya semua mengira itu adalah bintang.
Debu kecil masih terus setia pada sahabatnya. Mengikuti bintang kemanapun dia pergi. Sampai pada kisah, mereka berdua sangat tertarik dengan sebuah kuasar. Kuasar adalah inti dari galaksi alam semesta yang begitu kuat. Dan untuk kesekian kalinya, debu mengalah. Kuasar lebih tertarik pada bintang yang begitu bercahaya.
Sang bintang menjadi sombong, terlalu hanyut pada apa yang dia inginkan. Menjauhi debu dan berakhir pada debu yang kesepian. De---
Hahh !!
Untuk kesekian kalinya ia terbangun dari mimpi itu. Mimpi saat ia dan ibunya dulu duduk bersandar di tepi kasur, mendengar dongeng Debu dan Bintang. Dan untuk kesekian kalinya mimpi itu tidak perna tuntas. Berakhir di tengah dongeng. Raya sangat penasaran dengan kelanjutan cerita itu.
Ia ingat, cerita itu dibacakan oleh ibunya saat umunya 9 tahun. Tentu saja itu yang membuat ia lupa keseluruhan cerita. Cerita itu juga yang menjadikan Raya sangat teropsesi dengan hal yang berbau antariksa.
Dia Rayana Kira Argenta. Gadis 15 tahun yang baru saja terbangun dari mimpi indah di atas meja belajarnya. Ia adalah anak tunggal. Ibunya meninggal dunia sejak Raya umur 10 tahun akibat kebakaran yang terjadi waktu itu.
Meregangkan tubuhnya. Raya baru sadar jika headsetnya masih terpasang di telinganya. Hal itu sering terjadi padanya, membuat sang ayah harus menasihatinya panjang lebar. Mata yang masih mengantuk itu terbelalak ketika jam wekernya menunjukkan angka 06.15. Tidak menunggu lagi. Kaki mungil Raya bergegas melangkah ke dalam kamar mandi.
Di lantai bawah, ayahnya, Genta lelaki berdarah indo-jepang itu sibuk manata roti sebagai sarapannya bersama anak gadisnya, Raya. Genta adalah orang tua tunggal setelah istrinya Ariana sekaligus bundanya Raya meninggal 11 tahun yang lalu. Ia bekerja sebagai seorang pengusaha di bidang pergudangan yang cukup sukses.
Baru saja merasa pagi yang tenang. Dahi Genta dibuat berkerut mendengar kegaduhan dari arah kamar Raya. Belum selesai ia ingin berteriak memanggil gadis kecilnya. Raya secepat kilat mengambil tangan Genta yang kemudian di salimnya. Jarum jam yang tidak berhenti sedetikpun membuat Raya semakin gusar, ia tidak ingin telat untuk hari terakhir MOS di SMA DALTA.
“Ayah, Raya barangkat dulu ya, takut telat, i love you ... bye, " dalam sekejap tubuh Raya sudah menghilang dari arah pintu.
Raya lebih memilih menaiki bus menuju sekolahnya. Alasannya, ia ingin mandiri, toh juga sebenarnya ia belum bisa mengendarai mobil, motornya hanya ia pakai untuk sekedar berkeliling di dekat rumahnya.
Raya punya prinsip, ia ingin semua yang ia lakukan atas apa yang ia miliki bukan karena apa yang orang lain inginkan, bukan juga atas apa yang di miliki ayahnya. Seperti saat mendaftar di SMA Dalta, ia diterima masuk melalui jalur beasiswa sementara dirinya mungkin saja bisa masuk dengan mudah. SMA Dalta terkenal dengan para siwanya yang elit dan berkelas.
Turun perlahan dari tangga bus. Raya terus saja berkomat-kamit menyerukan kata-kata harapan agar tidak telat di hari terakhir MOS-nya. Baru saja ingin menyeberangi jalan. Headsetnya malah terkapar hancur di depan matanya.
Motor sialan!!! apes banget sih. Gerutu Raya dalam hati. Gara-gara motor sport merah yang barusan lewat headsetnya menjadi korban tabrak lari.
Astaga telat!. Raya menepuk jidatnya, ia baru sadar malah menghabiskan waktu meratapi kesialannya. Jangan ditanya ia akan berakhir di mana. Tentu saja ia berada di depan gerbang yang dikunci oleh satpam sekolah, akibat telat 5 menit.
Raya bertekat jika saja dirinya mendapat dead note, ia akan menulis seseorang yang berada di atas motor sport merah tadi.
***
Seorang gadis tengah duduk dengan napas yang terengah-engah. Mengibaskan tangannya ke arah wajah sebagai kipas. Dia, Raya yang 30 menit lalu mendapat hukuman berjemur di bawah tiang bendera.
“ Kamu kok bisa telat sih Ray? " suara lembut dan halus terdengar dari seorang gadis yang baru saja datang. Membawakan air mineral untuk Raya.
“Ngga tahu juga La, kenapa gue bisa kecolongan bangun siang, " jawab Raya sambil mengambil botol air dari tangan Alula.
Dia Alula Jocasta Bima, sahabat sedari lahir seorang Raya. Mereka bersahabat, begitu juga dengan keluarga mereka. Sejak bundanya meninggal orang tua Alula tidak pernah henti-hentinya memberikan kasih sayang yang sama kepada Raya. Karena kepercayaan yang penuh juga yang membuat orang tua Alula menitipkan Alula kepada Raya.
Alula anak yang sangat polos, baik, dan mudah bergaul, karena sifat kepolosannya itu yang membuat Bima dan Luna, orang tua Alula sedikit khawatir. Lihat saja gaya bicara Alula, memanggil dengan “Aku-Kamu” kepada semua teman sebayanya.
“ Jangan bilang kamu searching dongeng itu lagi sampai malam ya?” tebak Alula dengan matanya yang mengintimidasi.
Habis sudah kini dirinya, seperti tertangkap basah. Raya hanya merespon dengan cengiran andalannya. Ia sangat teropsesi dengan dongeng itu. Saking penasarannya ia mencoba terus mencari di berbagai website apakah ada cerita mengenai dongeng itu, namun nihil. Alula sebenarnya tahu namun gadis cantik itu hanya menganggapnya sebagai cerita hayalan semata.
“ LULA!! “ panggil seseorang dari arah belakang Raya dan Alula. Berbalik mereka berdua , melihat siapa yang barusan berteriak memanggil Alula.
“Eh Lessa, kenapa?” Tanya Alula saat gadis yang bernama Lessa itu menghampiri ke tempat mereka duduk. “ Ngga kenapa-kenapa kok, Cuma manggil doang, tuh anak-anak lain nungguin lo."
Walaupun Lessa tidak terang-terangan menunjukkan sikapnya. Raya paham, sangat paham jika sebenarnya Lessa kurang suka dengannya.
“ Ya udah. Ray Aku duluan ya, kamu jangan sampe dihukum lagi. Hehehe, ” pamit Alula menuju kelasnya. Kelasnya berbeda dengan kelas Raya otomatis Raya kini tinggal sendiri.
Hanya perasaan Raya atau memang ia merasakan kecanggungan atas responnya depada Alula. Ia hanya tersenyum tipis dan mengangguk. Seketika saat menatap punggung mungil Alula semakin menjauh. Pikirannya muncul begitu saja. Ia teringat dengan kisah Debu dan Bintang.
Melihat Alula sangat akrab dengan teman barunya. Ada rasa khawatir di hati Raya. Bagaimana kelanjutan persahabatannya dengan Alula. Apakah akan sama dengan kisah dongeng itu?
.
.
.
●jangan lupa like ya😁🖐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
ChocoMUffin
Haiii aku mampir nih. maaf baru bisa mampir sekarang. Ceritamu bagus. semangat yaaa. bikin karya baru dong
2022-01-06
0
Dhea Sukma
Semangat...
Mampir ya ke Novelku, WITHOUT YOU dan MENGENANG JEJAK MASA LALU
2021-12-28
0
Nona Bucin 18294
hai kak aku mampir salken dari Mama muda 😊💜💜😊
2021-07-27
0