...hay...hay........
...up lagi nih hehe.....
...yang penting enjoy ya, semoga terhibur selalu😁😁...
...*❤**jangan lupa tinggalkan jejak ya***❤**...
_______ __________
...Apa yang salah dengan semua ini sampai-sampai aku tak bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang hanya berpura-pura....
^^^Rayana gadis debu_-^^^
TOK..TOK..TOK!!
"Rayana"
TOK...TOK...
“ Rayana Kira Argenta”
Bukannya bangun, Raya memilih bersembunyi di balik selimutnya. Tidak jangan sekarang..
“ Rayana!!! Apa ngga mau sekolah? 5 menit lagi jam 7” Genta berteriak tapi tidak terlalu keras.
Mendengar sebutan angka seperti itu, tidak ada alasan lagi, ia harus segera bangun. Raya sempoyongan menuju pintu dan membukanya cepat.
“Be..beneran Yah? 5 menit lagi jam7” ucap Raya tidak biasa.
“Ngga kok, ini masih jam setengah 6 lewat” balas Genta dengan santai.
Raya tersadar seketika. Ayahnya ternyata hanya membohonginya, tidak lucu. Merasa sangat kesal setelahnya, tidak pandang bulu, Raya emosi dan berujung pintunya menjadi korban. Ia menutupnya dengan sangat kencang. Sedangkan sang Ayah hanya tertawa di balik sana.
Beberapa menit kemudian Raya turun. Ekspresi manyun tidak bisa ia tahan, mungkin ada saatnya ia akan menyusun rencana membalas sang Ayah.
“Pagi-pagi manyun udah kayak bebek aja kamu kak” ucap Genta sambil tersenyum. Dengan talenan ia meletakkan Roti dihadapan Raya saat di meja makan.
“Tumben Ayah belum berangkat!” ucap Raya masih manyun.
“Ya ngga apa-apa, Ayah Cuma lagi pengen nganter kamu kesekolah”
Raya tidak bisa menyembunyikan raut bingungnya. Tapi tidak lama setelahnya Genta menjelaskan lagi.
“Ayah hari ini ngga masuk kantor”
Raya ber-oo ria saja.
Makan sudah selesai. Berangkatlah anak dan ayah itu berbarengan.
Sesampainya di sekolah..
“Belajar yang baik, jangan kebanyak main okey” ucap Genta saat mereka sudah sampai di depan pintu gerbang sekolah.
Raya menatap sengit ayahnya, ia bukan orang yang seperti kebanyakan main-main dalam sekolah. walau begitu ia juga tahu jika ayahnya hanya bercanda, hanya memberikan nasihat random.
Sebelum benar-benar keluar dari mobil Ayahnya, ia melemparkan kata-kata untuk ayahnya. Berakhir dengan kemenangan untuk Raya.
“Ayah juga jangan kebanyak main ya, langsung bawa kerumah kalau bisa” ucap Raya mengejek nada bercanda setelahnya kabur begitu saja. Ayahnya hanya melongo dibuatnya.
Hal itu secara tidak langsung membuat suasana hatinya sangat bahagia. Kecuali saat pagi ketika dibangunkan oleh Ayahnya. Berjalan menuju kelas seperti biasa. Ia berharap tidak akan ada lagi yang merusak suasana hatinya.
“Pagi semua!!” ucap Raya ceria memasuki kelas.
Kemudian duduk di bangkunya. Alisha dan Bele lantas seperti dalam satu pikiran saat memandag Raya. Mereka berpikir anak seperti Raya tidak pernah seceria ini sebelumnya. Dan jika sudah begitu pasti ada apa-apa dengannya.
“Tumben ceria amat bu” ucap Alisha memancing.
“Raya sehat?” tanya Bele.
Mati-matian Raya bersabar, moodnya tidak akan lemah Cuma gara-gara pertanyaan Bele. Padahal sudah jelaskan ia sangat sehat. Ada-ada saja.
“Gue sehat! Sangaaaat sehat”
“Tapi ngga biasa lo seceria ini?”
“Emang harus ada alasan untuk orang bisa ceria ya?” tanya balik Raya. Alisha memutar malas bola matanya. Bertanya malah di balas tanya.
“Yuk Bel, ngomong sama makhluk ini Cuma buat kita jadi stres”
Kembali lah Alisha dan Bele menuju bangku masing-masing.
***
Raya mendengus sebal. Saat ini sebenarnya waktunya untuk makan dikantin namun karena Alisha ia harus menuntaskan terlebih dahulu kebutuhan penting anak itu. ia berjalan menuju kantin bersama dengan bele tapi bukan untuk makan, melainkan membeli sebuah benda keramat perempuan.
Karena Beberapa menit setelah bel istirahat Alisha kelabakan sediri perkara ternyata hari ini adalah hari pertamanya datang bulan, alhasil Raya dan Bele seakan menjadi pahlawan untuknya.
Raya masih ingat dan mempertahankan moodnya yang lagi sangat baik. Menolong temannya sesekali tidak apa untuk saat ini.
Dari arah cukup jauh Raya tertegun sebentar, masih terus berjalan tapi agak lambat dari Bele. Matanya fokus pada punggung dua orang yang membelakanginya. Mereka berdua tampak tertawa bercanda, akrap dimata.
“ Raya cepetan ih!!” ucap Bele menyadarkannya.
Raya maju mensejajarkan langkahnya bersama Bele kemudian. Aaa ia baru ingat perjalanan ke kantin tentu saja melewati tempat dua orang tadi. Apakah mereka akan bertemu? Terus bagaimana nantinya ia harus basa basi kah? Atau jalan aja pura-pura untuk tidak mempedulikan Tama dan Lula disana?.
Pikirannya mulai kacau. Mereka adalah Tama dan Lula, dua orang yang kembali terlihat keakrabannya entah bagaimana cerita mereka bertemu.
Tinggal beberapa meter, setelah belokan itu dengan tiba-tiba Tama malah muncul di hadapan Raya dan Bele.
Mereka bertiga sama-sama terkejut.
Tama tampak gelagapan seperti seseorang yang sedang tertangkap basah. Jika dipikir-pikir padahal tidak ada yang harus ditutupi kan. Tapi kalau Tama disini dimana sosok Lula sekarang. Apa iya salah melihat?. Tidak, iya yakin itu punggung Tama dan Lula kok.
“Kak Tama kenapa?” tanya Bele.
Bele ternyata juga sadar, Tama terlalu mencurigakan. Biasanya orang yang terkejut bukan bersikap seperti sekarang dengan apa yang ia tampilkan.
“Ka,.kalian sejak kapan disini?” Tanya balik Tama.
Raya dan Bele saling berpandangan. “sejak kapan?..hmmm, Baru sih kak, baru mau belok”.
Semuanya juga tahu pertanyaan itu aneh, mereka bingung ingin menjawab apa, alhasil ucapan Bele hanya sebatas itu.
“Oh,okey kalau gitu, eee gue duluan ya, b..bye” pamit Tama buru-buru.
“Lah kenapa dia kayak gugup gitu sih?”
Raya hanya mengangkat bahu acuh. Berapa banyak lagi dirinya harus menambah list keanehan dan kecurigaannya kepada Tama.
Baru saja deket kenapa sikap lo kayak gitu sih kak. Batin Raya
Setelah itu mereka melajutkan perjalanan menuju kantin.
***
“Nih cepetan sana ke toilet” ucap Raya menyerahkan benda yang diminta oleh Alisha.
“iya-iya btw maacih ya... ih sayang deh sama kalian” hmmm basi. Raya memutar bola matanya malas.
Sembari menunggu Alisha, Raya dan Bele hanya berdiam diri dengan makanan masing-masing di bangkun masing-masing pula. Sebelum mereka kembali tadi Raya secepat kilat membeli makan mereka juga, siapa yang mau menjamin waktu mereka akan kembali kekantin lagi.
“Ah...lega nya” ucap Alisha yang selesai dan datang kembali kedalam kelas.
Berbarengan dengan kedatangan Alisha, dari arah belakang seseorang masuk membuat kelas terdiam.
“Hay bebeb! Eh lagi makan ya”
Mendengar kata panggilan Bebeb , satu kelas menjadi diam kaku. Begitu pun dengan Raya dan Alisha yang terlihat menganga.
Alisha membalikkan badannya, menatap Bimo tajam permusuhan, setelah itu ia berlari ke samping Bele dan menutup telinga gadis lemot itu.
“Lo gila ya, Bebeb-bebeb panggilan macam apa itu, jangan ngerusak telinga temen gue ya” ucap Alisha. Bele hanya diam dengan tampang polosnya.
Bimo yang datang dengan Lucas disampingnya, buru-buru menyembunyikan dirinya di belakang Lucas.
Raya melihat itu melongo. Oh waw.. okey dia sekarang tidak meragukan lagi kekuatan sang Alisha ketika emosi.
.
.
.
...enjoy ya...
...like ...
...coment...
...vote jika ingin, ngga maksa kok hehe
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
ଓεHiatus 🦅💰⋆⃟𝖋ᶻD³⋆ғ⃝ẓѧ☂
ketika status ku dipertanyakan hadir
2021-01-26
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
lanjut like😍
2021-01-18
0
Nyai iia
like like..
janga lupa mampir "i will die in love"
2021-01-17
0