...^^^ jangam lupa tinggalkan jejak ya ^^^...
...like...
...coment...
...vote...
...terimakasih...
Tidak ada alasan sedikitpun untuk seorang siswa tidak berangkat sekolah. Tentu saja karena itu adalah kewajiban. Bagi Raya itu pun sangat lah penting, sepenting harus bangun pagi-pagi dan berakhir harus bersabar berdempetan di dalam bis.
Siapa bilang jika sebuah Drama hanya ada di Film Korea, malah pagi ini Raya seakan hidup di dalam Drama lebay si tukang kernet bis.
Bayangkan saja berapa kali ia harus berteriak meminta kembalian uang namun kernetnya malah mengacuhkannya. Tapi disisi lain jika ada penumpang cantik dan sexy kernet itu langsung fokus.
Turun dari bis seperti biasa, Raya harus menyebrang terlebih dahulu menuju gerbang sekolahnya. Menginjakkan kakinya sampai disisi jalan. Perhatiannya berfokus pada Tama yang kembali lagi terlihat bersama motor merah. Bedanya kini Raya tahu siapa pemilik motor itu.
Rasa kesal kembali muncul saat kejadian malam kemarin teringat olehnya.
Flashback on
“ Lo ? tunggu, itu motor elo?” berjalan mendekati Asa membawa helm di pelukannya.
“ Kenapa emang, bukan urusan elo juga, “ ucap sinis Asa.
“ Ets.. bukan urusan gue? Jelan jelas ini ada hubungannya dengan gue, “ tidak kalah sinisnya seorang Raya.
Seakan menunggu lanjutan emosi lebay Raya, Asa hanya diam dengan ekspresi datarnya, membuat Raya semakin meradang.
“ Jadi lo ngga ingat apa yang udah lo lakuin sama Headset gue? “ tanya Raya menggebu.
“ Headset? Headset apaan, ngaco lo! “ balas Asa heran. Bukan berpura-pura dirinya memang tidak mengingat soal Headset gadis di depannya.
“ Gue kasih ingat kalau lo lupa! nih.. motor lo nih. Udah hancurin Headset gue beberapa hari yang lalu, dan lo malah ngga tanggung jawab. Malah pura-pura lupa lagi," lanjut Raya dengan sengitan muka yang sinis.
Asa yang memang tidak mengingatnya hanya menghembuskan nafasnya lelah. “ Terus lo maunya apa? Gue bener-bener ngga ingat sama Headset lo bukan pura-pura ngga ingat.”
“ Songong banget sih, minta maaf kek, nawarin ganti rugi kek atau apa gitu,“ gerutu Raya.
Gini nih cowok selalu salah. Batin Asa. “ Ya udah gue-minta-maaf-yaaaaa, klau lo mau minta ganti rugi, besok-besok aja ya gue mau pulang, ngantuk, “ ucap Asa setelahnya. Kemudian mengegas motornya pergi begitu saja.
Raya masih diam, mancernah apa sebenarnya terjadi.
Lah kok gue ditinggal. Sial!!.
Flashback off
Melanjutkan jalannya, memasang muka datar. Raya bertekat ia tidak ingin berurusan lagi dengan Asa. Untuk ganti rugi Headsetnya, ia bahkan sudah mengikhlaskannya.
Saat bersamaan mata mereka bertemu. Tapi seketika juga Asa memutus kontak matanya, pergi seperti semalam, seakan tidak pernah kenal denga Raya.
SOK !!. umpat Raya dalam hati.
***
Saat makan siang di kantin sekolah.
“ Ray, Bel lo pada pesen apa? Nanti biar gue yang pesenin,” ucap Alisha menawarkan diri. Tumben sekali dirinya berkelakuan baik. Hahaha.
“ Gue samain aja, “ sambil bermain Hp Raya hanya berucap cuek. “ Hmmm kalau gue bakso aja “ ucap Bele selanjutnya.
Mengacungkan jempolnya, Alisha beranjak pergi menuju ibu kantin penjual bakso.
“ Bel ! gue ketoilet dulu ya, nih Hp gue titip di elo ya,” Pamit Raya kemudian.
Berjalan menyusuri koridor ke arah toilet perempuan. Menyelesaikan aktifitasnya kemudian keluar, kembali menuju Kantin.
Baru saja dirinya berniat berbelok arah, Lesaa, Xela dan Rere terlihat seperti memang menunggu Raya di ujung koridor.
“ Hah.... susah ya kalau munafik itu muncul dalam diri seseorang yang ngga ada nilainya sama sekali... iya ngga Ray?” terhenti langkah Raya setelangnya. Raya sebenarnya tidak ingin meladeni mereka, namun mendengar namanya barusan disebutkan Oleh Xela, rasanya tidak ada alasan lagi untuk tidak tersinggung kan.
Berbalik Raya, menatap satu per satu 3 siswi modis di belakangnya. Menunggu kelanjutan drama yang mereka lakukan.
Lessa maju dengan percaya diri. Mendekatkan bibirnya tepat di samping telinga Raya. “ Lo tau kan maksudnya apa, orang munafik itu sama aja dengan sampah, “ bisik mengejak Lessa.
Mendengar itu, Raya dibuat tersenyum kecil “ jadi lo sebenarnya Cuma mau bilang tentang diri lo sendiri ya, ” balas Raya tidak kalah dengan nada ejeknya.
Benar saja, sudah bisa ditebak kelanjutannya. Emosi Lessa akhirnya keluar. Tangan yang tadinya diam bergerak menunjuk sambil mendorong bahu Raya.
“ Jaga mulut Lo, lo itu hanya gadis sok-“ satu dorongan
“ Lo itu hanya kacung-“ dua dorongan
“ Dan lo itu ngga pantes temenan sama Alula secara lo cuma sam—“ berhenti suara Lesaa saat tangannya di tahan oleh Raya.
Jadi semua ini soal Lula?. Batin Raya.
Geram Raya setelahnya “ Lo –“
“ Raya? Eh kalian kenapa bareng disini?” ucap suara halus muncul memotong drama perseteruan Lessa dan Raya.
“ Hay..La, oh ini kita cuma kebetulan lewat terus ketemu Raya deh, iya kan Ray?“ ucap Xela merangkul Lula yang baru datang.
Raya mendengar suara Xela yang dibuat-buat seperti sok polos hanya memutar bola matanya. Tidak tahan lagi dirinya berada di lingkaran drama, bahkan melebihi drama didunia ini.
“ La duluan ya,” pamitnya singkat.
Memutuskan untuk kembali ke kantin, bisa dipastikan jika makanannya sudah menjadi dingin. Setelahnya tidak ada percakapan lebih ketika ia sampai.
Jam terus berputar, kesibukan siswa berpindah kedalam kelas. Sampai jam akhirnya menunjukkan waktu pulangnya para siswa. Tapi tidak bagi beberapa siswa terutama Raya dan teman-temannya.
Hari ini jadwal mereka untuk ekskul Sastra.
Menunggu dengan syahdu di bawah pohon, pasalnya Raya sekarang sendirian. Entahlah Alisha dan Bele lagi menghilang kemana. Belum juga mereka berkumpul di ruangan Sastra, Alisha harus pergi menemani Bele berganti rok, karena sebuah insiden memalukan setelah keluar kelas.
Rok Bele menjadi korban pemiliknya karena terlalu semangat berlari dan akhirnya jatuh ketika sebuah paku mengkait roknya.
Asik menendang-nendang batu kerikir, tiba-tiba Seseorang berdiri dihadapannya membuat Raya mengangkat kepalanya secara perlahan.
“ Hay ! lo ngapain sendirian disini? “ ternyata itu Tama, seniornya.
Cepat-cepat Raya mengobah posisi tubuhnya agar berdiri dengan sopan. “ I..iya kak, lagi nunggu teman,” kata Raya.
“ Oh iya kemarin kenapa lo ngga bales pesan gue?” tanya Tama setelahnya. Mencerna apa yang barusan Tama katakan. Raya tersadar ternyata nomor yang mengatas namakan Tama wantu itu benar-benar seniornya.
Menggaruk tengkuknya Raya tidak enak kepada Tama “ Maaf kak, saya pikir itu hanya orang lain bukan kak Tama, “
Kini Raya menyesal tidak mengikuti kedua temannya itu.
“ Oh gue pikir lo anti sama gue. Hahaha, “ ucap Tama dengan tawa manisnya. Namun setelahnya nada serius menguasai suasana mereka berdua.
“ Lo... kenapa diam aja pas di hadang sama Lessa dan teman-temannya?” lanjut Tama menyenderkan tubuhnya di pohon sebelah Raya.
Kenapa dia bisa tahu ya?. Tanya Raya dalam hati.
.......
.......
.......
.......
...jangan lupa like lagi hehe🥰
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
BELVA
bagus bngt 😭😭😭😭😭
2021-02-05
0
Nyai iia
likeeee
2021-01-08
2
Adel
like untukmu thor...
2021-01-06
1