...Terkadang apa yang terlihat bisa menjadi bukti kuat dari apa yang selama ini menjadi kecurigaan...
^^^Rayana, gadis debu_-^^^
...
Raya Berjalan bersenandung kecil dengan Headset di telinganya, cukup cerah untuk hari Senin penuh kegiatan.
Berhenti sejenak seakan teringat sesuatu. Tas yang awalnya di punggungnya berubah ke depan dadanya, merogok isi tasnya dengan gerakan grasak-grusuk.
Hampir aja gue lupa. Batinnya. Ia pindahkan surat beramplop pink itu kesaku roknya. Surat itu adalah surat cinta yang kemarin di berikan Tama untuk Bele dari Bimo.
Melanjutkan jalannya menuju kelas. Dari arah depannya Alisha malah berlari menuju Raya. Merangkul dengan cengiran bahagianya.
“ Plis... jangan gila deh. Masih pagi Sha, “ ucap Raya.
Menghembuskan nafasnya menyingkirkan tangan Alisha dengan gerakan seperti mengangkat benda menjijikkan. Tidak terlihat jahat menurut Alisha, malah ia tetap menganggapnya hanya bercanda.
“ Enak aja bilang gue gila, lebih tepatnya ba-ha-gi-a.. tahu, hari senin yang di benci semua siswa berubah menjadi hari ter happy karena apa?... yaps jam kosong.. hahaha."
Raya dengan enggan mengangguk tanda mengeti apa yang menjadi alasan bahagianya seorang Alisha.
“ Udah-udah ! bahagia lo entar aja, sekarang Bele mana, udah di kelas dia nya? “ tanya Raya
“ Jangan tanya kutu buku satu itu, sarangnya kalau bukan mengeram di kelas kita ya di perpus, kalau ngga caper di kelas XI ipa 2, kelas Tama," ucap Alisha dengan kalimat pelan di akhir kata.
“ Oh “ balas Raya singkat, melanjutkan langkahnya kearah kelas.
Memasuki ruangan kelas, mata Raya sudah menangkap sosok Bele tengah membaca buku entah apa judulnya. Merogok saku roknya, melemparkan surat itu kearah meja Bele. Tanpa mengucapkan apa-apa Raya dengan tenang duduk meletakkan tasnya di bangku mejanya.
Berbeda dengan Bele dan Alisha yang menyusul berdiri di hadapan Bele, mereka berdua cukup penasaran dengan surat itu. Mengambil dengan cepat lalu membukanya. Bukan Bele tapi Alisha.
Seakan menyesali keputusannya membuka surat itu, Alisha dengan wajah datar menghadap depan, memberikan surat yang berada di tangannya kepada Bele.
Kenapa sih ?. Batin Bele heran.
Bele yakin permasalahannya ada di isi surat itu. dengan percaya diri Bele membukanya lalu membaca setiap goresan tintas di dalamnya.
...Dear...
...Untukmu yang jauh disana...
.........
...Berbeda kelas tapi tak apa lah.....
.........
...“ hewan tupai lagi ngaso...
...di sleding orang lagi jalan...
...salam sayang senior lo...
...Bimo kece nan tampan”...
.........
...Kata orang ngga kenal...
.........
...Maka tak sayang...
.........
...Gue udah kenalan lewat surat ini...
.........
...Boleh dong kita jadi sayang-sayangan.....
Setelah membacanya, entah apa yang ada di pikiran Bele. Melipat kembali surat itu, Berbalik kearah Ailsha pikirannya kosong melompong.
“ Hm... ini harus gue bales ya ?” tanya Bele dengan nada polosnya.
Alisha yang sudah dari tadi menahan kegeliannya memeluk kepala Bele penuh drama.
“ Bele lo tenang ya... anggap surat itu angin lalu, jangan di bales jangan dipikirin, otak lo masih belum cukup umur oke, “ kata Alisha mengelus lembut rambut Bele.
Semua kegiatan absurd itu tidak luput dari Raya. Memutar bola matanya Raya meramalkan doa-doanya untuk segerah memusnakan teman-teman nya itu.
***
Menjelang siang, suasana sekolah masih tenang, adem ayem.
Sampai pada saat 10 menit setelah istirahat kedua. Kantin yang awalnya mulai mengurangi siswa nya karena sebentar lagi jam masuk berbunyi, kembali ramai.
Lebih tepatnya di samping kantin.
Beberapa siswa berkerumun membentuk lingkaran besar dengan suara gaduh di tengahnya. Raya sebenarnya tidak tertarik, namun ia heran mengapa sudah tahu ada perkelahian, siswa lainnya seakan hanya menonton. Dan bukan hanya itu, tatapan Raya jatuh pada sosok yang tengah aduh jontos di tengah kerumunan.
Kalau ngga salah itu kan kak Lucas temennya kak Ta—.
Belum selesai membatin Raya di buat heran lagi. Disana tepat di belakang beberapa siswa yang menonton, Tama berdiri tegak menonton temannya sendiri.
Terpekik kaget Raya ketika tangan Alisha menepuk pundaknya.
“ Kenapa Ray ? yuk balik ke kelas, “ ajak Alisha. Alisha bukannya tidak tahu tentang kehebohan perkelahian disana. Malah ia tahu semuanya, perkara Tama pun ia sebenarnya tahu, makanya Alisha memilih cuek saja.
“ Huh....!! kenapa lo liatin Tama-Tama itu segitunya Ray? , heran dengan sikapnya? “ lanjut Alisha buka suara tentang Tama yang aneh.
Tentu saja Aneh, lihat saja, seorang Tama yang terkenal dengan keramahannya, wakil ketua osis, sikap baiknya hanya berdiam diri tanpa memisahkan kerumunan itu. Apalagi disana di depan matanya temannya sendiri, Lucas sedang berkelahi.
Perkataan Alisha barusan hanya menambah kesan jika temannya itu tahu bagaimana sebenarnya sikap Tama.
Apa gue mulai setuju dengan sikap Kak Tama yang aneh. Kata Raya dalam hati.
Tanpa berucap lebih membalas ucapan Alisha, dengan berat hati Raya meninggalkan kantin. Rasa penasarannya belum teratasi sama sekali.
Dari awal memang Raya sudah merasa aneh dengan sikap Tama. Hanya saja seaneh-anehnya orang, ia tidak akan berdiam diri menyaksikan dengan wajah datar dan tenang saat temannya sendiri sedang berkelahi.
Setelah keluar kantin dan menuju kelas. Rasa penasarannya tidak hilang begitu saja. Sambil menunggu guru masuk mengajar, Raya coba mendekati Alisha untuk menuntaskan pikiran-pikirannya.
“ Sha entah hanya perasaan gue aja atau sebenarnya lo itu tahu banyak soal kak Tama, ” ucap Raya tiba-tiba.
Terlalu jengah untuk Alisha mendengar nama orang yang ia benci.
“ Ray jangan bilang lo itu tertarik sama senior lo itu, “ balas Alisha menaikkan alisnya.
“ Tertarik..? mungkin, tapi tertarik untuk dengar alasan logis kenapa sifat dia kayak gitu. Lebih tepatnya penasaran ” ucap Raya beralasan.
“ Ray.. ! huh...oke lo bener, gue emang tahu sesuatu soal Tama, karena gue tahu maka gue akan pringatin lo untuk ngga usah deket. Lo hanya akan cape selalu menebak sifat asli dari Tama karena... karena seseorang pernah kecewa dan gue ngga rela,” kata Alisha panjang lebar.
Seseorang?. Tanya Raya dalam hati
Merasa percakapan ini mulai sensitif, Raya mengerti. Akhirnya ia mengalah lagi dan lagi membiarkan pikirannya campur aduk.
TING !!
Bunyi notifikasi muncul dari arah saku baju Raya.
Kak Tama
Ray gue lupa nanya, surat dari temen gue udah nyampe kan ke temen lo?
Segerah Raya membalasnya. Walau hatinya agak aneh. Tama manusia beribu sifat itu baru saja dibicarakan seakan sifatnya berubah kembali ke sifat Tama yang ramah.
Raya
Suratnya udah gue kasih kak
^^^Kak Tama^^^
^^^Oh iya, lo mau balik bareng ngga Ray, mumpung gue bawa mobil.^^^
Tanpa basa basi kali ini, melihat balasan Tama seperti itu. Raya dengan yakin jika dirinya harus menolak.
Raya
Maaf kak, kayaknya gue ngga bisa deh.
.
.
.
...jangan lupa tinggalkn jejak ya......
...vote, like dan coment🖐🖐🖐🖐🖐...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Emonee
Semangat raya
2021-01-17
1
Elis
Surat nya kok bikin ngakak ya😂😂😂
2021-01-15
1
Nyai iia
like like
2021-01-10
1