...be enjoy.....
.......
.......
Dua hari sudah Genta, Ayahnya Raya disibukkan dengan urusan kantornya. Membuat Raya mau tidak mau harus mengurus sarapannya sendiri. Bukan malas atau sebagainya, sejak dulu ayahnya selalu berusaha menyiapkan semua kebutuhannya sendiri, terlalu bekerja keras agar terlihat seperti seorang ibu bagi Raya. padahal Raya sendiri sudah sangat bahagia walau hanya mempunyai sosok ayahnya.
Raya yang sudah bersiap dengan seragam rapinya, duduk sendiri memakan rotinya sebagai sarapan. Mengetikkan sesuatu di Hp yang berada di tangan kirinya, yang kemudian ia kirimkan kepada ayahnya.
Merasa selesai dengan sarapannya, Raya mengambil tas birunya menuju pintu rumah. Baru saja ia membukanya.
“ SURPRISE ! " teriak Lula muncul begitu saja dari balik pintu berdiri ceria di depan Raya.
Lanjutnya tertawa “ Hahaha..muka kamu Ray.. ini balasan kemarin kamu udah kagetin aku. Haha" seperti puas melihat ekspresi Raya yang shok, begitu bahagia Lula membalasnya. “ Puas lo hmm?” pura-pura sinis Raya bertanya, membelakangi Lula yang menahan tawanya mengunci pintu.
“Hahaha.. udah deh yuk ikut aku, mami udah nungguin tuh di mobil" kata Lula sambil menarik tangan Raya menuju mobilnya.
Sesampainya mereka di sekolah, tepatnya di gebang SMA Dalta. Beberapa pasang mata tersorot melihat keakraban Lula dan Raya. Dilihat dari sisi manapun, mereka berdua sudah seperti kaka beradik yang tidak terpisahkan.
Tidak terkecuali sorotan mata tajam Wakil ketua OSIS, si Tama. Saat ini Tama memang bertugas menjadi pendisiplin siswa di pintu gerbang. Tatapannya terus jatuh pada Lula disamping Raya, tentu saja itu semua tidak lepas dari pandangan Raya. Namun yang aneh adalah tatapan itu seperti menyiratkan sesuatu yang mencurigakan. Pikir Raya.
Terbukti saat di kantin ketika jam istirahat pertama berbunyi.
Tama dengan terangnya duduk di kursi meja kantin bergabung bersama Raya dan para temannya. Apakah ia tidak tahu efek apa yang timbul jika seorang senior terlihat bersama adik juniornya. Lihat saja tatapan sekitarnya.
Tidak ingin terlalu ge’er dengan suasan yang timbul.Raya hanya diam menikmati makan siangnya.
Lain untuk Alisha yang kini merasa jijik sendiri melihat tampang Tama yang sok-sok’an. Dan jangan tanya bagaimana ekspresi Bele, sangat jelas saat ini Bele tersenyum manis seperti melihat idolnya yang sering ia tonton di Hp iphonenya.
“Hai.. kalian yang kemarin ngumpulin formulir di ruang OSIS kan ?” tanya Tama dengan senyumnya yang manis. Okey kini dia berhasil menarik perhatian Raya, genap ketiga pasang mata itu tertuju kepada Tama yang menjadi pusat.
“ Iya kak, emang kenapa? Ada yang bisa kita bantu?” kata Bele begitu lancar. Alisha yang mendengarnya memutar malas bola matanya. Sekarang Bele telah mengganti panggilannya menjadi kakak setelah mendapat semprotan dari Alisha.
“ Haha ngga kok, gue datang kesini Cuma mau kenalan aja kok, oh iya gue Tama, Antama Jagraaksa" Mengulurkan tangannya berharap dibalas oleh gadis di depannya.
Raya masih sibuk dengan pikirannya, mencerna apa yang sebenarnya Tama harapkan. Ia pikir Tama lebih tertarik dengan Lula, karena sedari gerbang, fokus Tama selalu kearah Lula, tapi kenapa saat ini Tama malah berkenalan dengan dirinya.
Se cuek-cueknya seorang Raya, ia masih tahu cara menghormati seorang senior maka tidak ada salahnya, pikirnya untuk meladeni acara perkenalan ini. “Saya Rayana kak, ini Alisha, dan itu yang kacamataan Belenia" tanpa membalas tangan yang tergantung itu, Raya lebih memilih menunduk hormat.
“Oh, okey salam kenal ya “ ucap Tama dengan tetap mempertahankan sikap coolnya. Cukup memalukan untuknya, pertama kali ada yang menolak uluran tangannya. Menarik. Batinnya.
***
Pengalaman pertama bagi Raya berkenalan dengan seorang siswa, melihat selama ini Raya hanya punya Lula sebagai temannya. Sebenarnya dulu saat SMP ia pernah kedatangan anak laki-laki seperti kejadian Tama tadi, namun semuanya hanya tertarik pada Alula. Menurut Raya itu semua wajar, karena Lula sejak dulu memang sangat cantik dan baik kepada semua orang, ia tidak pernah merasa iri akan hal itu.
Berpikir posistif, Raya menyimpulkan mungkin ia sedang mengalami peningkatan pergaulannya.
Baru ingin menikmati kasur setelah kelelahan pulang sekolah, Raya dibuat bergerutu tidak jelas kerena notifikasi Hpnya berbunyi. Ternyata itu dari Grup Linenya dengan kedua temannya. Raya memutar bola matanya saat Alisha mengirim pesan hanya untuk memberitahukan semua perasaan muaknya terhadap Tama, sedangkan Bele tetap memberikan pujian-pujian lebaynya.
“*Oh iya besok kan weekend*” kata Raya bermonolog. Mungkin asik Pikirnya mengajak Alula dihari libur, seperti biasa yang mereka lakukan.
Mengirimkan pesannya, Raya malah mendapat telpon langsung dari Lula.
“ Halo La. Gimana ?” kata Raya saat mengangkat telponnya.
“ Maaf ya Ray, sebenarnya Lessa sama teman-temannya ngajakin aku buat jalan ke MOL besok, gimana dong ?” dari yang terdengar di balik sana, Raya tahu Lula sedang tidak enak kepadanya. “ Atau gini aja, kamu ikut aku aja besok, sekalian kita jalan-jalan okey ?“ lanjutnya dengan nada senang, seakan mendapat solusi agar tidak ada yang bersedih.
Raya sebenarnya tidak ingin ikut campur dengan Lessa dan kawan-kawannya tapi disisi lain, Raya juga khawatir kepada Lula yang baru pertama kalinya keluar bersama teman-temannya.
Diseberang sana Lula masih tetap memohon agar Raya bisa ikut dengannya. “ Iya deh nanti gue temenin lo” putus Raya.
_
Esoknya saat Raya dan Lula datang di tempat mereka janjian, tatapan sinis sudah mereka dapatkan. Lebih tepatnya untuk Raya seorang. Baru saja datang sudah tidak nyaman, itulah yang ia rasakan. Raya yang memakai pakaian kasual dengan tambahan tas selempangnya itu memilih untuk berjalan paling belakang.
Sibuk matanya menjelajahi isi MOL, tangan Raya di tahan oleh seseorang.
“ Sebenarnya apa sih yang lo pikirin ?” kata Lessa dengan tatapan sinis.
“ maksud lo” saat ini Raya masih bisa menahan ketersinggungannya atas tatapan sinis gadis didepannya.
“ Lo pura-pura ngga sadar apa? Keikutsertaan elo di sini hanya buat yang lain ngga nyaman”
hey yang ngga nyaman itu diri gue asal lo tahu. Batin sinis Raya. Tinggal hitungan detik saja emosinya siap meluap hingga Lessa menambahkan kalimatnya.
“ Lo takut Lula kenapa-kenapa? Hello... Lo bisa lihat sendiri kan dia nyaman sama kita, dan itu tanpa elo yang harus ngawasin dia “ tambah Lessa begitu sarkas sambil menunjuk Alula yang terlihat asik bersama Rere.
Benar saja. Disana walaupun Lula tampak kelimpungan meladeni celoteh Rere tentang tampannya seorang Tama, Raya bisa merasa jika Lula sangat senang berada bersama mereka.
Gue terlalu bodoh atau apa. Batin Raya. Dia malah terlihat sangat miris, merasa mungkin dirinya terlalu over khawatir atas sahabatnya.
Lihat saja, atas keputusannya pergi bersama Lula, ia hanya berakhir pada diri yang terabaikan.
.
.
.
.
...jangan lupa.VOTE, LIKE DAN COMENT ya.... hehehe...
...🖐...
...❤
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
BELVA
slm kenal buat authori ya
2021-01-23
0
Emonee
lanjut like🌟🌟🌟🌟🌟🧡🧡🧡🧡🧡
2021-01-12
0
Deska wu
like
2020-12-31
2