Setelah sekitar tiga jam perjalanan,akhirnya mereka sampai ditujuan..seseorang telah menjemput mereka..
"Kami dari keluarga Ardi Bagaskara..."ujar Beni pada seorang penjaga yang berada digerbang camp..
"Tolong kamu antar mereka pada salah satu tenda yang berada disana..."ujar sang penjaga pada bawahannya.
Keluarga Beni langsung diantar ke para korban yang baru ditemukan,Semua keluarga Bagaskara memeriksa setiap korban.mereka saling memberi kode menggelengkan kepala...pertanda kalau dari para korban tidak ada yang mirip dengan ciri-ciri Ardi.
"Apakah ada salah satu dari korban ini adalah keluarga anda..."ujar seseorang yang mengantar tadi.
"Tidak ada.."ujar Beni..
"Sebenarnya didalam pesawat ada sekitar 15 orang penumpang.dan yang kami temukan baru 8 orang..masih sisa 7 lagi yang belum ditemukan..mudah-mudahan salah satu dari korban tersebut adalah keluarga anda..."ujar si pengantar.
"Apakah ada kemungkinan untuk putra saya selamat pak..."ujar Rahayu..
"Kami tidak bisa memastikan,melihat dari bangkai pesawat yang sangat hancur..mustahil jika ada yang selamat..tapi harapan dan sebuah keajaiban itu pasti ada..."..
"Apakah kami boleh melihat bangkai pesawatnya pak"ujar Devina yang tak henti-hentinya mengeluarkan air mata.
"Maaf buk...untuk sementara ini..masih belum boleh untuk kelokasi..."
Semua terdiam.
Tiba-tiba ada orang yang berteriak kalau ditemukan satu korban lagi..Keluarga Bagaskara sangat antusias untuk segera melihat korban yang baru datang..Dan betapa terkejutnya mereka dengan ciri-ciri korban tersebut..memang wajahnya sudah tidak bisa dikenali bahkan kedua tangan pun juga sudah putus.Devina histeris ketika melihat papan nama yang berada didada sebelah kanan korban...disana tertulis "ARDI BAGASKARA"..
seketika Rahayu juga histeris.
"Gak mungkin...ini gak mungkin Ardi pah..."ujar Rahayu.
Beni hanya menahan tangisnya..
"Yang kuat ya mah.."ujar Beni..
Devina memeluk badan Ardi..
"Ardi...ini bukan kamu kan...kamu sudah berjanji untuk menjemputku...tapi sekarang apa...kamu malah pergi untuk selama-lamanya..."ujar Devina dalam tangisnya.
Devina memeluk tubuh yang sudah kaku dan sudah tidak bisa kenali itu lagi.
Devina menangis didepan jasad yang sudah tidak utuh.Dia mencurahkan segala kesedihan didepan kedua orang tua dan para penyelamat yang masih berada disana.
Keluarga Ardi mengurus jasad Ardi untuk bisa segera dibawa pulang.Devina tidak henti-hentinya menitikkan air mata,sampai kedua matanya sembab dan memerah akibat terus-terusan menangis.Devina tidak pernah sedikitpun meninggalkan jasad Ardi,sampai diambulance pun Devina terus memegang wajah Ardi yang sudah tertutup dengan kain putih.
"Ardi...aku tidak menyangka...sesakit ini saat kehilanganmu.mungkin aku dulu belum menyadari kalau benih-benih cinta itu sudah hadir...tapi saat aku baru menyadari tentang perasaanku...dan itu sudah terlambat...andai waktu bisa diputar...aku akan mengatakan kalau aku mulai mencintaimu...."ujar batin Devina.
***
Jenazah Ardi sudah sampai dirumah keluarga Bagaskara..disana sudah banyak pelayat yang mulai berdatangan,sesampainya disana dengan dibantu para tetangga...prosesi acara untuk pemakaman Ardi sudah dilakukan,tinggal mengurus jenazahnya saja.Rahayu tidak henti-hentinya menangis disisi Ardi.sedangkan Devina hanya terdiam,sepertinya air mata Devina sudah kering.begitu juga dengan Erlita,biar pun baru beberapa jam menjadi menantu dikeluarga prayoga tapi Keluarga Devina sudah sangat menyayangi Ardi.
***
Proses pemakaman untuk Ardi sudah selesai,kini kisah Ardi hanya tinggal dipapan nama batu nisan.Devina duduk sambil terus mengusap batu nisan Ardi.Devina dan Rahayu menangis dipusara Ardi.Semua pelayat sudah pulang.Tinggal keluarga Ardi dan keluarga Devina..
"Sayang...kamu tenang disana ya..."ujar Devina...
"Vin...kita pulang ya sayang..."ujar Erlita...
"Bu Rahayu...saya bawa pulang Devina kerumah kami dulu ya..."ujar Erlita meminta izin kepada Rahayu.Rahayu yang mengerti keadaan Devina..hanya mengangguk pelan.
Devina berjalan sambil dipeluk kedua orang tuanya.Sesekali dia menoleh kemakam Ardi.
***
Hari berganti hari..bulan berganti bulan,kini masa iddah Devina sudah selesai.Erlita menghampiri Devina yang sedang duduk dijendela kamarnya.
"Sayang..ayo sarapan dulu..."ujar Erlita.
Memang sejak ditinggal Ardi untuk selama-lamanya,Devina lebih sering menyendiri dan selalu murung.Dia berbicara hanya seperlunya saja..Devina yang dulu ceria dan manja seperti hilang...berganti Devina yang pendiam dan selalu terlihat Sedih.
Devina berjalan menuju keruang makan..
"Selamat pagi sayang.."ujar Irvan menyapa Devina..
"Pagi pa.."ujar Devina dengan suara yang serak karena keseringan menangis.
"Sayang ini sudah empat bulan sejak kepergian Ardi.kamu harus melanjutkan hidup kamu.jangan selalu mengurung diri dirumah...carilah kegiatan yang kamu sukai...seperti hobi kamu atau apapun itu..."ujar Irvan yang sangat sedih melihat keadaan putrinya sekarang..
"Ya pah..."jawab Devina singkat..
Kedua orang tua Devina saling pandang.Mereka menghela nafas panjang melihat keadaan Devina sekarang.
***
Ditempat lain..Berlina,Adik Altaf selalu merengek meminta les menari.Entah dimulai dari mana,tiba-tiba Berlina menyukai seni tari.
"Pah..mah...Berlin ingin ikut les tari yang ada disekolah ya ma..."ujar Berlin disela-sela bermainnya.
"Kenapa kamu tiba-tiba ingin les menari sayang.."ujar Renita
"Kemarin aku lihat ditelevisi orang-orang menari sangat indah sekali.."ujar Berlina polos.
"Sayang kegiatan kamu itu sudah banyak..belum les-les kamu yang lain...apa kamu tidak takut capek..."ujar Renita.
"Gak kok ma..Berlin gak capek...malah Berlin senang kalau mama mau mencarikan berlin guru tari...jadi Berlin bisa les dirumah."ujar Berlin seperti sudah yakin dengan keinginannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments