Altaf sedang berada dihalaman tempat Devina dan Berlin belajar menari.Saat Devina datang,Altaf pun pergi..Altaf begitu cuek,lama-lama Devina jengkel dengan sikap dan sifat Altaf..
"Ihh..cuek sekali tu orang...gak ada basa-basinya sama sekali,tapi setelah dipikir-pikir...selama aku disini,belum pernah melihatnya bicara...apa sedang sariawan atau sakit tenggorokan ya..."ujar Devina dalam hati..
Devina mempersiapkan diri untuk memulai latihannya...tak lama kemudian Berlin dan mamanya datang..
"Halo kak..."ujar Berlin
"Halo Juga..."ujar Berlin..
"Hai Vin....bagaimana kabar kamu hari ini..."ujar Renita
"Kabar Vina baik tante.."ujar Vina..
Vina mulai melatih Berlin setelah pemanasan.
Berlin mulai luwes gerakannya..setelah beberapa saat latihan Berlin dan Vina berhenti sejenak untuk istirahat..
Saat Devina selesai mengambil sesuatu didalam tasnya dan meletakkan tasnya sembarangan,sebuah kertas keluar dari tas Devina,Renita yang melihatnya,mengambil kertas tadi..
"Ini apa Vin..."tanya Renita sambil menunjukkan sebuah kertas tadi..Devina yang sedang minumpun menoleh..
"Apa ya tante Devina juga tidak tau.."ujar Devina sambil melihat-lihat kertas tadi..
"Ini tadi tante lihat keluar dari tas kamu.."ujar Renita..Devina melihat kearah tasnya dan sedang berfikir...
"Oohh..ini kemarin pas Devina dan mama sedang berbelanja,ada orang yang sedang nyebarin selebaran dan Devina dikasih,tapi Devina belum sempat melihatnya tante.."ujar Devina..
Renita melihat dan membaca selebaran tadi.
Ternyata disana tertulis ada sebuah kompetisi kolaborasi antara bermain musik dan menari,dan disana tertulis bisa berpasangan antara laki-laki dan perempuan,laki-laki dan laki-laki atau perempuan dan perempuan...yang penting berpasangan.Renita melihat kearah mansion Altaf lalu melihat kearah Devina...
Renita berfikir sejenak lalu melihat selebaran tadi...disana tertulis,kompetisinya akan diadakan di Itali...tapi kompetisi awal akan diadakan disini.
Devina melanjutkan latihannya dengan Berlin dan Renita menyimpan selebaran tadi.
Hari ini les tari Berlin akhirnya selesai.Devina langsung pamit untuk pulang..
"Vin..diam disini dulu...tante pengen ngobrol-ngobrol sama kamu..."ujar Renita..
"Tapi tante..."ujar Vina..
"Udah gak ada tapi-tapian..nanti biar tante telfon mama kamu...tante akan ngomong kalau kamu akan makan malam disini..."ujar Renita memaksa..
"Baiklah tante...tapi Devina numpang mandi dulu ya tante...gerah dan keringetan tante.."ujar Devina.
"Ya...nanti kamu pakai kamar mandi yang ada dikamar tamu ya..."ujar Renita
"Ya tante.."
Renita mengantar Devina kekamar tamu..
"Nah kamu sekarang mandi dan berganti pakaian ya....eh ngomong-ngomong kamu bawa baju ganti.."ujar Renita
"Bawa kok tante..."ujar Devina..
Devina masuk kedalam kamar lalu segera mandi.Selesai membersihkan diri,Devina rebahan sebentar dikasur yang ada didalam kamar sambil memainkan ponselnya.
Pintu kamar tiba-tiba ada yang mengetuk,Devina bangun lalu membuka pintu..
ternyata disana sudah ada Berlin dengan senyum manisnya..
"Berlin....ada apa.."tanya Devina
"Kakak nginap disini..."tanya Berlin
"Enggak sayang...memangnya kenapa.."ujar Devina sambil membungkuk menyamakan dengan Berlin.
"Yah...kenapa gak nginap saja sih kak..."ujar Berlin sambil cemberut..
"Gak Bisa sayang...."
Saat Devina dan Berlin sedang asik mengobrol,seorang pembantu dirumah Altaf memanggil Devina dan Berlin untuk segera keruang makan..
Devina dan Berlin berjalan keruang makan sambil bergandengan tangan...setelah sampai dimeja makan..ternyata disana sudah ada mama papa Altaf dan juga Altaf..
Devina duduk disamping Altaf..Devina melihat kearah Altaf dengan sungkan.
"Pa..ini Devina..guru les tari Berlin...Vin ini suami saya...Irvan..."Renita memperkenalkan keduanya...
Memang keduanya tidak pernah saling bertemu karena papa Altaf sering pulang malam saat bekerja..
"Hai om..."ujar Vina sopan..sambil mencium tangan Irvan..
"Hhmm...bagaimana kabar papa kamu..."ujar Irvan..
"Kabar baik om.."ujar Devina..
"Bisa kita mulai makan malamnya.."ujar Altaf dingin tanpa senyum diwajahnya..
Renita yang melihat tingkah Altaf..menggeleng-gelengkan kepala..
Disaat sedang makan malam...Renita mengeluarkan secarik kertas..
"Apa ini ma..."ujar Irvan..
"Ini pa..tadi Devina membawa selebaran tapi dia belum melihat isi dari selebaran ini..."ujar Renita..
"Memang isinya apa tante.."ujar Devina..
"Ada kompetisi bermusik sekaligus menari..jadi mama ingin..Altaf dan Devina mengikuti ajang kompetisi ini.."ujar Renita..
Devina melihat kearah Altaf
"Aku tidak mau.."ujar Altaf sambil berdiri dari kursi makannya..
"Aku sudah selesai...aku pergi kekamar dulu.."ujar Altaf lagi..
Renita mengejar Altaf kekamarnya..
"Al...tunggu Al...dengerin mama dulu.."Renita mengejar ke dalam kamar Altaf..
"Ada apa lagi sih ma.."ujar Altaf..
"Al..mama ingin kamu ikut dalam kompetisi itu...lagian nanti kompetisinya dilaksanakan diItaly..jadi kamu bisa sekalian mampir ke rumah senior kamu..."ujar Renita masih merayu dengan membujuk Altaf.
"Tapi ma...cewek itu sudah bersuami...masak iya Altaf membawa istri orang ke Itali...gak mau Altaf ma.."ujar Altaf
"Sayang..kamu belum tau ya..Suami Devina itu sudah meninggal...setelah mereka menikah...suami Devina ditugaskan untuk segera kembali keperbatasan...tapi saat suami Devina sudah mau berangkat dan sedang berada didalam pesawat...tiba-tiba pesawatnya terjatuh didaerah pegunungan...menurut cerita dari tante Lita mamanya Deviba seperti itu..."ujar Renita..
"Tapi ma.."ujar Altaf mencoba menolak..
"Sayang...tolong ikut ya...itu agar bisa membuat Devina bahagia..dia sudah lama bersedih karena kehilangan suaminya...tante Erlita ingin sekali melihat Devina bahagia...dan kebahagiaan Devina ada didunia tari..."ujar Renita..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments