Erlita dan Irvan akhirnya sampai dikediaman keluarga Bagaskara..mereka segera memarkirkan mobilnya.Erlita mencoba menelfon Devina dari dalam mobil sedangkan Irvan masih memarkirkan mobilnya.
"Pah...dari tadi aku telfon Devina kenapa tidak tersambung terus....coba aku telfon mamanya Ardi ya pah..."ujar Erlita..
"Gak usah mah...kita kan sudah ada didepan Rumah Devina...kita masuk saja dulu..."ujar Irvan..
Erlita dan Irvan turun dari mobil..mereka menuju kepintu rumah Ardi..
tok...tok..tok...
Erlita mengetuk pintu...tak lama kemudian seorang pembantu keluar membukakan pintu..
"Eh Bu Lita...silahkan masuk buk..."ujar si pembantu.
"Ya...Devinanya ada..."ujar Erlita sambil memasuki rumah Ardi..
"Ada...sebentar saya panggilkan dulu..."ujar Si pembantu.Erlita mengangguk..
Erlita menunggu diruang tamu..
pelayan tadi menuju kekamar Devina dan mengetuk pintu yang terbuka..
Tok..tok..
"Permisi buk....didepan ada orang tua mbak Devina.."ujar si pelayan..
"Orang tua Devina...ada apa mereka kesini..."ujar Rahayu sambil melihat kearah Beni.
"Ya sudah bik..bentar lagi kita keluar..bibik bikinin minum dulu ya untuk mereka..."ujar Rahayu..
"Ya buk..."
Rahayu mengusap puncak kepala Devina..
"Vin...di luar ada mama sama papa kamu...kita keluar ya..."ujar Rahayu pelan..
Devina hanya mengangguk..
Devina,Rahayu dan Beni keluar dari kamar untuk menemui tamu mereka.
Erlita kaget dengan keadaan Devina.Erlita bangkit dari duduknya dan menghampiri Devina yang terlihat sangat lesu.
"Devina...kamu kenapa...ada apa dengan Devina bu..."ujar Erlita bertanya pada Rahayu..
"Bu Lita silahkan duduk dulu,biar nanti saya ceritakan.."ujar Rahayu.
Rahayu mulai bercerita tentang apa yang sudah terjadi.Irvan dan Erlita terkejut mendengar cerita Rahayu sedangkan Devina masih terus menangis.
"Ya Allah... terus bagaimana kabarnya sekarang..."ujar Irvan..
"Tadi saya sudah menghubungi kenalan yang ada disana..katanya memang terjadi kecelakaan pesawat tapi untuk para penumpang masih belum ada kabar...sekarang para personil disana dan tim penyelamat sedang melakukan evakuasi disana..."ujar Beni.
Erlita yang berada disamping Devina, merasa sedih dengan apa yang dialami putrinya.
"Sayang...kamu harus kuat..kamu harus yakin kalau Ardi pasti selamat...kita berdo'a saja ya...kamu jangan nangis terus ya....sedih mama lihatnya..."ujar Erlita sambil mengusap air mata Devina yang terus mengalir.
Erlita dan Rahayu mencoba menghibur Devina dengan mengalihkan pembicaraan mereka.Kesedihan Devina sedikit berkurang berkat kedua mamanya..
"Aku bersyukur mempunya orang tua dan mertua yang sangat menyayangiku.Disaat seperti ini..mereka dengan sabar menghiburku...
tapi entah mengapa firasatku mengatakan lain tentang Ardi.Aku merasa kalau aku dan Ardi tidak akan bertemu lagi.semoga saja itu hanya firasat saja...semoga Ardi ditemukan dalam keadaan selamat..."ujar Devina dalam hati sambil melihat kearah para orang tua yang sedang bercengkerama.
Saat dua orang sahabat memutuskan untuk meningkatkan hubungan menjadi sebuah ikatan....mungkin dari awal seperti tidak merubah perasaan yang lebih dari sebuah persahabatan...mungkin mereka bisa saling menyayangi atau saling menghormati...tanpa menaikkan tingkat perasaan mereka menjadi sebuah perasaan yang paling dalam yaitu perasaan cinta...
Tapi saat salah satu sahabat tidak ada didunia...apakah perasaan Cinta itu mulai muncul..???...
jika memang iya...Semua itu sudah terlambat..
Dan hanya penyesalan yang tersisa..
***
Beberapa hari setelah pemberitahuan tentang kecelakaan itu.sampai sekarang belum ada kabar tentang kondisi para penumpang..para tim penyelamat sudah berusaha mencari tapi karena lokasi yang begitu curam..membuat mereka kesulitan untuk mengevakuasi semuanya.
"Pah..sudah ada kabar dari sana..."ujar Rahayu pada suaminya.
"Belum mah..."ujar Beni..
"ini sudah tiga hari loh pah...masak belum ada kabar..apa kita nyusul aja kesana ya pa..."ujar Rahayu..
"Kalau dalam 24 jam belum ada kabar dari sana..kita kesana mah..."ujar Beni..Rahayu mengangguk.
Devina yang mendengar pembicaraan mertuanya..mencoba menghampiri mereka.
"Maaf pah..mah...tadi aku mendengar kalau papa mau ke lokasi kecelakaan...kalau boleh..aku ikut ya pa..."ujar Devina pada mertuanya.
"Tapi Vin..."ujar Rahayu..
"Mah...Ardi itu selain sudah menjadi suami aku...dia juga sahabat aku...aku ingin memastikan sendiri keadaan dia..."ujar Devina.
Rahayu dan Beni saling pandang,dan Beni mengangguk..
"Ya sudah kalau kamu mau ikut...besok kita kesana ya....ke tempat kejadian..."ujar Rahayu..
Devina mengangguk.
Devina pergi kekamarnya dia mempersiapkan baju yang akan dibawanya...karena lokasi tempat tinggal dan kecelakaan cukup jauh...pasti akan menginap disana..
***
Keesokan paginya...Devina dan kedua mertuanya bersiap untuk berangkat ke lokasi.mereka menyewa supir karena takutnya nanti Papa Ardi kecapekan saat menyetir sendiri.
"Semuanya sudah siap..."ujar Beni..
"Sudah pah.."ujar Devina dan Rahayu.
Drrt..ddrrtt...
Tiba-tiba ponsel Beni berdering..Beni mengangkat telfonnya..
"Halo..."
"Halo..pak ini kami dari barak TNI AU...kami ingin memberi tahukan...saat ini kami sudah mengevakuasi beberapa korban kecelakaan pesawat...kami harap untuk kehadiran keluarga untuk membantu proses mengidentifikasi para korban...siapa tahu ini salah satu dari keluarga bapak..."ujar seseorang dari seberang telfon..
"Baik pak...kami sekeluarga akan segera kesana..terima kasih atas informasinya.."ujar Beni..
Beni mematikan ponselnya...
"Tadi telfon dari tempat kecelakaan mah....mereka bilang kalau menemukan beberapa korban...dan kita disuruh kesana untuk membantu mengindentifikasi korban...untuk mengetahui ciri-ciri para korban...atau ciri-ciri keluarga kita..."ujar Beni menjelaskan..
Beni,Rahayu dan Devina segera berangkat ke camp penyelamat.Mereka berharap bisa menemukan Ardi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments