“Apa harus? Kita kan cari cewek yang mau di jadiin cewek pura-pura, bukan cari pasangan buat kak Raka” kata Eliana.
“hmmm” mereka bertiga kembali berpikir.
Sorry Sorry Sorry Sorry
Naega naega naega meonjeo
Nege nege nege ppajyeo
Ppajyeo ppajyeo beoryeo baby
Shawty Shawty Shawty Shawty
Nuni busyeo busyeo busyeo
Sumi makhyeo makhyeo makhyeo
Naega michyeo michyeo baby
Terdengar ringtone Super Junior notifikasi panggilan Video Call di ponsel Anjani. Tertulis nama Sabrina di layan ponsel Anjani.
“Mbak Sabrina...” kata Anjani yang langsung duduk dari tidurannya.
Asmirah dan Eliana langsung ikutan duduk seperti Anjani, dia lalu menggeser tombol hijau. Terlihatlah wajah cantik Sabrina di baluti hijab menambah nilai plus kecantikannya.
“assalamualaikum dek” sapa Sabrina.
“Waalaikum salam mbak sabrina... aku kangen mbak. Wah mbak tambah cantik aja ya di sana” kata Asmirah
“ih kamu ini dek, emang kamu aja yang kangen. Mbak juga kangen tau sama mbak Sabrina” sewot Anjani.
“ udah-udah kok malah berantem nih adek-adek mbak. Nggak malu tuh sama Eliana” kata Sabrina yang sudah mengenal Eliana walau hanya lewat video call.
“mereka mah udah biasa malu-maluin mbak. Kalo nggak malu-maluin itu yang di khawatirkan mbak” kata Eliana.
Anjani dan Asmirah langsung memukuli Eliana dengan bantal yang di pangku mereka. Setelah puas mereka menatap layar ponsel Anjani kembali.
“mbak kapan sih bali ke indo? Kita udah kangen pake banget loh sama mbak” kata Asmirah.
“Alah modus tu mbak. Biar dapet oleh-oleh mbak” kata Anjani.
Sabrina tersenyum manis melihat pertengkaran Anjani dan Asmirah. Eliana yang duduk di tengah-tengah hanya menghela nafas panjang. Dia lalu menatap layar ponsel Anjani, terpana saat melihat Sabrina tersenyum dengan sangat manis.
“Subhanallah cantik benar” kata Eliana menatap layar ponsel di hadapannya.
“Apanya yang cantik? Akunya cantik... makasih” kata Anjani langsung dapat pukulan bantal di kepalanya.
“Aduuuh sakit dek” protes Anjani
“Makanya jangan ke ge eran, yang di bilang cantik sama Elia tu mbak Sabrina. Bukan mbak Anjani, kalo mbak sih jauh dari kata cantik kalo di bandingin sama aku” kata Asmirah bangga.
Eliana dan Anjani segera mengambil bantal langsung memukulkannya ke Asmirah. Semuanya tertawa senang,
“ Anak-anak kok belum pada tidur” kata wulan masuk ke kamar putri-putrinya.
“Hehehe maaf tan” kata Eliana cengengesan.
Tidak sengaja Wulan menatap layar ponsel Anjani sedang tersambung video call.
“Sabrina sayang” sapa Wulan saat melihat keponakannya.
“ Assalamualaikum buk lek, piye kabare? (Bagaimana kabarnya?)” tanya Sabrina.
“Alhamdulillah baik sayang. Bagaimana kuliah dan kerja kamu di sana sayang?” tanya Wulan.
“Alhamdulillah buk lek, semua lancar. Insyaallah dalam waktu dekat Sabrina menyelesaikan pendidikan di sini buk lek” kata Sabrina.
“Beneran mbak?” kata Anjani langsung meraih ponselnya.
“ iiiiiih mbak Jani... Mirah juga mau ngomong sama mbak Sabrina” protes Asmirah langsung menghindarkan ponselnya.
Wulan langsung merebut ponsel Anjani,
“Yaaa mama, kami juga mau bicara sama mbak Sabrina” protes Asmirah.
Wulan menempelkan jari telunjuk di bibirnya menyuruh mereka untuk diam. Sabrina tersenyum melihat adik-adiknya tampak manyun.
“jadi kapan kamu akan kembali ke tanah air? Sayang“ tanya Wulan,
“Insyaallah setelah pekerjaan di sini selesai, Sabrina akan kembali secepatnya ke tanah air. Mentor Sabrina juga merekomendasikan Sabrina untuk kerja di Arbecio Medical buk lek” kata Sabrina
“Arbecio Medical !!! Itu kan rumah sakitnya punya papi Eliana mbak” kata Eliana, Anjani dan Asmirah. Wulan kembali menyuruh para gafis itu diam.
“benarkah?!” Sabrina terkejut senang,
“Jadi mbak akan kerja di Arbecio Madical?” tanya Asmirah
“insyaallah dek, doakan berjalan baik ya” kata Sabrina.
Tok...tok...tok...
“Doktor Sabrina, es gibt eine Notfallpatientin!!! ( dokter Sabrina, ada pasien gawat !!!)” kata seorang perawat yang tergesa-gesa.
“Okay, ich bin gleich da (baiklah, saya akan segera ke sana)” kata Sabrina berdiri dari tempat duduknya.
“Buk lek, Sabrina kerja dulu yo. Salam buak pak les dan mas Araf” kata Sabrina sambil berjalan cepat ke ruangan rawat pasien.
“Iyo nduk. Kamu hati-hati kerjanya yo. Asslamualaikum” kata Wulan mengakhiri sambungan telepon.
“waalaikum salam” kata Sabrina segera menangani pasien gawat darurat.
Sementara itu, para gadis bersorak senang saat tahu jika kakaknya akan segera kembali ke tanah air.
“Sudah sudah semuanya jangan pada ribut lagi” kata Wulan keluar dari kamar para gadis.
“ iya ma” kata Asmirah dan Anjani serentak .
Eliana terdiam, pikirannya seperti melupakan sesuatu.
“kamu kenapa Elia?” tanya Anjani
“aku seperti ngelupain sesuatu” kata Eliana mengingat-ingat. Dia langsung menepuk keningnya lembut, ingat dengan misinya untuk menyingkir perempuan Halu yang naksir berat pada kakaknya.
“Kenapa?” tanya Asmirah ikut penasaran.
“ cewek yang bakalan buat jadi ceweknya kak Raka, aduuh kok aku bisa lupa gini ya?” kata Eliana.
“O iya... Kita belum seleaai memikirkan cewek siapa yang bakalan jadi cewek pura-puranya oppa Raka” kata Asmirah.
Eliana dan Asmirah mengetuk-ngetuk jari telunjuk ke wajah mereka, Menatap lekat pada Anjani.
“Kalian kenapa liatin aku?” tanya Anjani dengan perasaan tidak enak.
“Mirah, kamu sependapat kagak sama aku?” kata Eliana yang terus memperhatikan Anjani.
“ aku rasa, sependapat tinggal tu mbak setuju apa kagak” kata Asmirah.
“Jangan bilang jika rencana kalian....” Anjani mulai tampak kuatir dengan ide yang Asmirah dan Eliana.
“hehehe....emang itu rencananya. Hanya kamu yang bisa nolongin kakakku Raka” kata Eliana sedih.
“Tapi masak aku sih yang musti jadi pacar pura-pura kak Raka? nggak mau” tolak Anjani.
“Pliss Jani, Cuma sebentar aja kok ampe tu cewek halu di hempas pergi sama kak Raka. Mau ya...” pinta Eliana
“kalo pun nantinya aku mau, emang kak Raka dan Kak Bima setuju?” tanya Anjani.
Eliana dan Asmirah saling berpandangan, mereka tahu kedua sifat Raka dan Bima yang tidak akan mau begitu saja menerima ide gila Eliana.
“Kalo soal kak Raka dan Ka Bima bisa di atur, sekarang yang penting kamu setuju ama rencana ini dulu” kata Eliana, Anjani tampak berpikir lama karena sesungguhnya dia benar-benar tidak setuju dengan ide Eliana.
“Plisss Jani, hanya kamu yang bisa bantu” pinta Eliana lagi.
Merasa begitu kasihan melihat temannya, akhirnya Anjani menyetujui ide Eliana.
“Terima kasih Jani, akan aku bicarakan secepatnya dengan Kak Raka dan Kak Bima” kata Eliana.
Malam semakin larut para gadis itu memutuskan untuk pergi tidur, terbayang oleh Eliana janji yang di ucapkan kakaknya.
“Jika kamu punya cara buat ngusir si halu, ntar kakak beliin ponsel terbaru yang sangat kamu ingin kan itu” kata Raka.
“beneran kak?” kata Eliana dengan mata berbinar-binar
“ Iya...yang penting ide ini harus bisa bikin tu cewek halu pergi dari kehidupan kak Raka” kata Bima.
“Apapun ide Elia, kak Raka dan kak Bima ga boleh bantah oke!!!” kata Eliana tegas.
Hehehe ponsel impian ku akhirnya aku akan mendapatkanmu, maaf ya Jani ntar aku beliin makanan yang kamu suka guman Eliana dalam hati menuju ke alam mimpinya.
*************
terus dukung Author
dengan cara like, vote dan tipnya.....😊😊😊
jangan lupa juga kasih rate nya ya....😊😊😊
( Π_Π )
makasih..... tetap semangat 🤗🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
A Yes
kenapa gak kepikiran Sabrina aja, gak akan siremehkan Ulat Bulu, secara Sabrina dokter, pintar dan cantik💃💃💃 klo Anjani kan ketahuan anak magang dan diposisi Receptionis hotel ya bakalan siremehin lah ama iulet bulu😂🤪😂🤪😂🤪
2024-04-26
1
Tete Ria ChapCuss
Anjani pura2 nya nyatanya Sabrina calon rajanya 😂😂
2021-08-09
1
Surtinah Tina
kirain sama Sabrina...
2021-06-13
1