Ep. 13

Banyak para pencari kerja melamar ke perusahaan Abercio, namun banyak pula yang harus menelan pil pahit penolakan. Kebanyakan karyawan bekerja di perusahaan ini adalah orang orang yang sangat berkompeten dan profesional di bidangnya.

Anjani dan Eliana kuliah di perhotelan, mereka mendapat tugas magang di hotel milik keluarga Eliana. Mobil Cakra sampai di depan Abercio International Hotel,setelah berpamitan pada Cakra. Anjani dan Eliana bergegas memasuki hotel, mereka menemui manajemen yang mengatur pembagian kerja dan tugas mereka.

Eliana dan Anjani mendapatkan tugas magang di Front Office sebagai Resepsionis. Raka dan Bima sudah sampai di hotel, saat memasuki loby hotel semua mata para kaum hawa tertuju pada mereka. Senyuman ramah di layangkan Raka dan Bima sukses membuat kaum Hawa meleleh seperti es krim.

Raka dan Bima, dua sosok pemimpin yang ramah dan bersahaja, namun mereka sangat dingin dan ketus pada lawan jenis. Hal itu di karenakan banyak kolega bisnis yang ingin bergabung dengan Abercio, berharap bisa menjadikan Raka atau Bima menantu mereka.

Keinginan itu pula ada di hati seorang perempuan yang begitu tergila-gila pada Raka, berambisi untuk memilikinya. Rani Adhinata putri dari keluarga Adhinata, salah satu keluarga kaya di negara Indonesia.

Walaupun kekayaannya tidak sebanding dengan keluarga Wiguna, namun keluarga Adhinata juga di perhitungkan salah satu keluarga yang terpandang dan tersohor.

Raka memegang jabatan sebagai Direktur Utama dan Bima menjabat sebagai Direktur Keuangan, mereka masing-masing masuk ke dalam ruangan yang bersebelahan di lantai tertinggi Arbecio. Sekretaris masing-masing mereka masuk ke ruangan untuk menjelaskan apa saja jadwal mereka hari ini.

Sebuah mobil lambirghini berhenti di pelataran lobi Arbecio, pintu mobil lambhorghinj itu terbuka. Turunlah seorang perempuan dengan pakaian yang super sexy membuat semua orang menatap ke arahnya. Rani Adhinata melangkah masuk ke lobi hotel, sebelumnya ia menyerahkan kunci mobilnya ke petugas valet untuk memarkirkan mobilnya.

Anjani dan Eliana yang berdiri di front office menatap kedatangan Rani yang menghampiri mereka. Dengan ramah Anjani dan Eliana menyapa Rani.

“Selamat pagi nona, selamat datang di hotel Arbecio International. Apakah Anda ingin check in?” belum selesai Anjani berbicara Rani langsung memotong ucapannya.

“Raka ada kan?” tanyanya To the point.

“ Maaf sebelumnya, apakah nona sudah membuat janji?” tanya Eliana

“Kenapa juga gue musti buat janji untuk ketemu calon suami gue?” kata Rani begitu pede nya.

Haaa...sejak kapan kak Raka punya calon istri kayak gini. Perasaan kakak nggak pernah crita deh kata Eliana menatap Rani terlihat sangat angkuh.

“Maaf sebelumnya nona, jika anda belum membuat janji anda tidak bisa bertemu dengan direktur utama. Itu sudah menjadi prosedur Arbecio. Sebaiknya anda membuat janji terlebih dahulu” kata Anjani dengan ramah.

“Hello, gue ini calon istri Raka Candra Wiguna. Ngapain gue harus buat janji untuk ketemu ama calon suami gue? Kalian berdua bisa gue pecat karena menghalangi gue ketemu ama calon suami gue” hardik Rani begitu angkuh.

Anjani dan Eliana saling berpandangan, mendengar keributan di front office salah satu senior datang membantu Anjani dan Eliana .

“Ada apa ini?” tanya si senior, di dada sebelah kanannya tersemat nama Yoana.

“Begini kak, nona ini ingin bertemu dengan direktur utama kak.” Kata Eliana.

“Nona Rani, maaf sebelumnya. Tapi anda tidak di izinkan untuk bertemu dengan tuan Raka. Ini sudah perintah langsung dari tuan Raka sendiri, silahkan anda pergi” kata Yoana tegas.

“Apa...dasar cewek sialan. Berani lu usir gue, ha? Gue nggak mau tau, gue mau ketemu ama calon suami gue” kata Rani melangkah menuju lift.

“Nona nona Rani. Anda tidak di izinkan” kata Yoana.

Rani langsung masuk lift menuju lantai teratas, yoana segera menghubungi sekretaris Raka, selly.

“mbak selly, siaga merah” kata Yoana memberi kode jika Rani menuju ke kantor Raka.

Selly segera mengetuk pintu Raka,

Tok...tok...tok....

“Masuk” kata Raka sambil membubuhi tanda tangan file-file diatas mejanya.

“Pak Raka, nona Rani menuju kemari” kata Selly sedikit takut pada reaksi Raka.

Tatapan tajam langsung di layangkan Raka pada Selly berdiri mematung di depan mejanya.

“Aku sudah katakan untuk tidak membiarkan perempuan itu datang kemari!!”

“Maaf pak, tapi nona Rani bersikeras dan memaksa untuk...” belum selesai Selly menjelaskan pintu ruangan Raka terbuka dan Rani langsung masuk ke ruangan Raka.

“Raka sayang, aku kangen” kata Rani hendak memeluk Raka.

Dengan cepat Raka menghindar dan berdiri dari kursi kerjanya.

“Untuk apa kau kemari? Sudah aku katakan untuk tidak pernah datang lagi ke kantor” kata Raka kesal.

“Sayang, kenapa kamu ketus banget sama aku. Kamu nggak kangen sama aku” kata Rani mendekati Raka.

“Nona Rani Adhinata, silahkan anda keluar dari ruangan ku. Kau bukan siapa-siapa bagiku, silahkan pergi sebelum aku berbuat kasar” kata Raka penuh amarah.

“Raka sayang, kok kamu malah usir aku calon istri kamu?” kata Rani percaya diri.

“Selly, panggil security sekarang. Usir perempuan ini sekarang” perintah Raka, Selly segera menuju mejanya dan menelepon pihak security untuk ke ruangan Raka.

“Raka....kamu tega usir aku? Aku ini adalah calon istri kamu Raka” kata Rani

“ jangan pernah kau mengaku-ngaku menjadi calon istriku, cinta yang kau katakan itu hanya obsesi untuk memiliki ku. Silahkan kau pergi dari sini, atau kau lebih suka jika aku melakukan kekerasan pada mu?” kata Raka marah.

“ kamu akan menyesal telah memperlakukan ku seperti ini. Lihat saja nanti!” kata Rani melangkah keluar dari ruangan Raka.

Raka memijit keningnya merasa sangat pusing karena tingkah Rani yang semakin menjadi.

“maaf pak Raka seharusnya saya bisa menahan nona Rani” selly menyesal dengan kelalaiannya.

Bima berada di ruangan sebelah mendengar kemarahan Raka segera menghampirinya dengan membawa beberapa laporan

“Kenapa kak? Kusut bener lu?” tanya Bima langsung duduk di depan kakaknya.

“Sudah, kamu kembali bekerja saja Selly. Tegaskan lagi pada karyawan black list Rani untuk tidak bisa masuk ke kantor ini lagi” perintah Raka pada Selly.

Bima melihat kemarahan Raka di wajah tampannya,

“si halu datang lagi kak?” tanya bima sudah hafal siap yang membuat kakaknya bis naik darah.

“sepertinya kerja sama kita sama tuan Adhinata harus di cancel. Kalo nggak si halu bakalan terus rongrong gua dan bilang ke orang -orang kalo dia calon istri gua” Kata Raka memijit kepalanya pening dengan kenekatan Rani.

Eliana tampak bingung melihat Rani yang di paksa keluar oleh security, dia tidak dapat menahan rasa penasarannya.

“Mbak Yoana, aku izin bentaran ya mbak. Ada yang mau saya cek dulu” kata Eliana langsung berlalu pergi menuju lift.

“Loh elia, nggak boleh main pergi aja” kata Yoana

“maaf mbak, urgent soalnya” kata Eliana masuk ke dalam lift menuju kantor kakaknya.

“Dia mau kemana Jani? Kok main pergi gitu? Emang ni hotel punya dia apa, main kabur gitu aja” kata Yoana kesal tidak tahu jika Eliana adalah bagian Keluarga Wiguna.