Tangan Sabrina lalu meraih tas koper besar dan menggeretnya ke pintu keberangkatan. Sabrina mendekati Adiwijaya, mata tuanya tampak berkaca-kaca.
“Eyang, Sabrina pamit. Eyang jangan lupa jaga kesehatan dan rajin minum vitamin. Trus eyang harus teratur berolahraga” kata Sabrina menyalami Adiwijaya dan memeluknya.
Adiwijaya membelai lembut kepala sabrina yang tertutup hijab. Terdengar pengumuman keberangkatan pesawat dari Surakarta menuju Hamburg, Jerman.
Perhatian, para penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 1784 tujuan Hamburg, Jerman di persilahkan naik ke pesawat melalui pintu B07.
Attention, passengers of Garuda Indonesia aircraft with flight number GA 1784 for Hamburg, Germany are invited to board the plane through door B07.
Sabrina menatap keluarga yang sangat dia cintai,
“Ibu, bapak ,eyang kakong, eyang putri, pak lek, buk lek, Sabrina berangkat dulu. Doa kan Sabrina ya, assalamualaikum” kata Sabrina berjalan menuju gerbang tempat pesawat yang akan membawanya ke jerman.
“Waalaikum salam” Adiwijaya diam, dari raut wajahnya terlihat sedih.
Doa eyang, semoga kamu selalu sukses dan berhasil meraih impianmu... guman Adiwijaya menatap kepergian Sabrina.
***
6 tahun kemudian....
Terdengar kehebohan yang hampir selalu terjadi di pagi hari dalam keluarga Cakra Adiwijaya.
“Miraaaaah.... Udah di bilang berkali-kali kalo minjam barang aku tu balikin lagi ke tempatnya” teriakan Anjani terdengar hingga kerumah besar Adrian Wiguna.
Semua penghuni rumah keluarga Adrian hanya tersenyum saat menikmati sarapan pagi itu. Raka (29tahun) tampak menikmati kopi hangat yang di sediakan oleh maid rumah mereka tersenyum mendengar teriakan dari rumah Cakra.
“Pagi mami,” sapa Bima (27 tahun) pada Helena yang sedang mengolesi roti.
“Pagi sayang, o ya Elia mana? Kok belum turun juga?” tanya Helena.
Bima hanya mengedikkan bahunya tidak tahu lalu duduk di samping Raka mengambil roti untuk sarapannya. Adrian tampak fokus dengan surat kabar yang di bacanya,
“Pagi om, pagi tanteku yang makin cantik” sapa Wibisana(26tahun) lalu duduk di samping Bima.
“Pagi Wibi, o ya kamu jangan lupa periksa pasien di bangsal vvip dan vip hari ini!” kata Adrian
“beres itu om!” kata Wibisana sambil meminum teh nya.
“Bi Atun ... Apa opa Candra sudah pulang dari jogging nya?” tanya Helena pada salah satu maid di rumahnya.
“Belum nyah, kata opa Candra beliau akan terlambat mau ketemu teman lamanya” kata Bi Atun.
“Ya udah kalo begitu, nanti bi Atun dan bi Tini sudah sarapan tolong rapiin kamar anak-anak ya?” perintah Helena.
“Baik nya” bi Atun kembali ke dapur ubtuk melanjutkan pekerjaannya.
Samar-samar terdengar kembali keributan di rumah Cakra.
“Iiiiih mbaaaaak....kok ngambilin telur mata sapinya mirah” kali ini Asmirah ribut saat sarapan pagi, telor ceplok kesukaannya sudah menghilang.
Wulan hanya menghela nafas berat mendengar keributan kedua putrinya yang tiada habisnya.
Anjani (21tahun) tengah memakan sarapan pagi nasi goreng ke sukaannya tampak rapi dengan setelan kerjanya. Hari ini adalah hari pertama dia magang di hotel, Asmirah(19 tahun) tampak sangat kesal karena telur kesukaannya telah menghilang.
“Udah dong, kok anak-anak mama pada tengkar sih! Malu dong ama tetangga tiap hari dengerin kalian berdua ribut mulu” kata Wulan menengahi.
“Abisnya Mirah kesal ma, telur kesukaan Mirah di comot sama mbak Jani. Mama kan tahu ini hari pertama Mirah masuk akper jadi musti ada tenaga buat pengenalan kampusnya” adu Asmirah.
“kan Cuma pengenalan kampus jadi nggak perlu tenaga ekstra, nah kalo mbak kan hari ini mulai magang. Tentu lebih banyak tenaga yang di perlukan” kata Anjani sambil menikmati makanannya.
“Mamaaaaa” Asmirah tampak kesal.
Cakra dan Wulan hanya bisa menghela nafas panjang melihat pertengkaran kedua putrinya yang tidak ada habisnya.
“udah udah Mirah makan bagian punya papa aja, cepat sarapannya ntar pada telat. Papa tunggu di depan ya” kata Cakra
“Bentar pa” kata Asmirah dan Anjani serempak.
Mereka berdua memakan makanan mereka dengan cepat. Setelah itu, mereka menyalami Wulan segera menyusul Cakra yang sudah menunggu di mobil.
Di rumah helena, Raka dan Bima sudah bersiap berangkat ke kantor, begitu juga Adrian dan Wibisana. Eliana dengan menggigiti rotinya segera menyusul.
“Sayang, abisin dulu dong sarapannya” kata Helena,
“Dah telat mam, elia makan di jalan aja” kata Eliana.
“Kamu kan magang di hotel opa bosnya juga kakak kamu, telat dikit nggak apa apa kan?” tanya Helena.
“Kalo gitu namanya nggak disiplin mam, mentang-mentang kita kakaknya masak harus di kasih fasilitas? Itu namanya menyalahi wewenang mam!” kata Bima menyalami dan mencium pipi Helena
“ Elia harus belajar, untuk nggak manja dan mandiri” kata Raka menyalami dan mencium pipi Helena juga.
Eliana memanyunkan bibirnya mendengar setiap perkataan kakak-kakaknya.
“Ya udah deh mam, Elia berangkat dulu bye mam” kata Elia langsung mencium pipi Helena.
Adrian dan Wibisana sudah masuk kedalam mobil mereka. Berpapasan dengan Cakra yang akan mengantar putinya,
“Elia, bareng nggak” teriak Asmirah
“Iiiss dek kamu jaga image kenapa. Nggak malu apa kamu di lihatin tu ama orang-orang teriak-teriak gitu kayak di pasar aja” omel Anjani saat melihat Bima akan masuk ke dalam mobil miliknya.
“Alah, bilang aja karena ada kak Bima makanya mo jaim iya kan” sindir Asmirah di dengar oleh Cakra.
“apaan sih kamu dek!” Anjani salah tingkah saat melihat Bima.
Elia langsung bergegas kekuar dari pagar rumahnya.
“Loh Elia, kamu nggak bareng sama kak Bima aja?” tanya Helena melihat putri bungsunya.
“Nggak ah mi, ntar nanti di bilangin manja ama tu dua beruang kutub” ejek Eliana pada Bima dan Raka.
“Beruang kutub, emang siapa elia?” tanya Helena pada Eliana.
“Tuh” tunjuk eliana dengan bibir manisnya pada Raka dan Bima.
Raka dan Bima langsung mendelik tajam pada Eliana yang sudah mengambil langkah seribu, masuk di ke mobil Cakra.
Helena hanya tersenyum dengan ucapan putrinya,
“Cakra, maaf putriku harus repotin kamu” kata Adrian
“Nggak apa-apa kok adrian, sekalian jalan searah kok” kata Cakra.
Mobil Adrian dan Wibisana jalan lebih dulu lalu mengklakson pada Cakra dengan balik balas mengklakson ke Adrian.
“Udah pa ayo kita berangkat, mirah ntar telat pa” kata Asmirah melihat jam tangannya.
Cakra lalu menjalankan mobilnya menuju Akademi keperawatan tempat Asmirah menimba ilmu.
Raka dan Bima menjalankan mobil mereka masing-masing menuju kantor mereka Abercio International Hotel.
Abercio International Hotel tidak hanya sebuah hotel tetapi juga kantor pusat dari usaha Candra Wiguna. Dengan gedung yang menjulang tinggi, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dan terkenal di kalangan bisnis.
Banyak para pencari kerja melamar ke perusahaan Abercio, namun banyak pula yang harus menelan pil pahit penolakan. Kebanyakan karyawan bekerja di perusahaan ini adalah orang orang yang sangat berkompeten dan profesional di bidangnya.
*************
terus dukung Author
dengan cara like, vote dan tipnya.....😊😊😊
jangan lupa juga kasih rate nya ya....😊😊😊
( Π_Π )
makasih..... tetap semangat 🤗🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 252 Episodes
Comments
Fauziah Putri
jadi males baca, banyak bgt nama2 e
pusing
2023-08-09
1
Depp Kazieh
kpn sih ktmu ny raka sm sabrina
2022-05-14
0
Yunia Abdullah
knp crita y lbih sering mncritakan kluarga raka ya ktimbang cruta sbrina
2021-05-14
1