"Kenapa kita tidak langsung pulang ke Jakarta hari ini? Kenapa kau mau ke villa keluargamu? Apa yang mau kau lakukan di sana?" Salsabila mulai mencerca banyak pertanyaan kepada pria berbadan sixpack di sebelahnya.
"Diamlah, Tante cantik! Jangan banyak bertanya dan jangan berisik! Nanti kamu juga akan tahu sendiri. Jangan mengganggu konsentrasiku dengan mulutmu yang cerewet itu!"
Salsabila langsung diam tak bersuara setelah mendapat ancaman dari Arthur, akhirnya dirinya memilih untuk diam membisu dan tidak bertanya macam-macam.
Setelah satu jam, mobil mewah milik Arthur mulai berbelok memasuki pelataran luas sebuah villa yang terlihat berdiri megah di area sekitar pegunungan, mobil pun sudah terparkir rapi di tempatnya.
Arthur melirik ke arah Salsabila. "Turunlah!"
Lalu dirinya mulai membuka pintu mobil dan turun. Kaki panjangnya mulai melangkah masuk ke arah villa dan langsung disambut oleh beberapa pelayan yang bekerja di sana sebagai penjaga villa dan merawat kebersihan dari bangunan megah berdesain mewah itu.
"Selamat datang Tuan muda Arthur, kami sudah membersihkan kamar Anda dan menyiapkan baju ganti untuk seperti yang Anda minta tadi di telepon. Dan juga telah meletakkan surat yang Anda minta di kamar."
Salah satu pelayan laki-laki paruh baya itu membungkuk penuh hormat saat berbicara dengan majikannya.
Arthur langsung tersenyum. "Bagus, kalian memang bisa diandalkan! Tidak sia-sia orang tuaku membayar mahal kalian. Aku akan langsung ke kamar bersama wanitaku, jadi jangan mengganggu kami!"
"Baik Tuan muda Arthur!"
Dengan serempak para pelayan menjawab perintah dari anak majikannya tersebut dan membubarkan diri setelah melihat pria yang paling dihormati itu pergi.
Salsabila yang daritadi mengekor di belakang Arthur bertanya-tanya dalam hatinya, apa maksud perkataan ambigu yang diucapkan oleh pria yang sudah mulai menaiki anak tangga.
Apa maksudnya tadi, wanitaku? Dan jangan mengganggu saat berada di dalam kamar? Apa dia benar-benar berniat ingin meniduriku di sini? Astaga ... ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus kabur dari sini, aku tidak ingin kehilangan keperawananku, karena aku akan menikah dengan Putra.
Putra tidak akan menerimaku jika mengetahui aku sudah tidak perawan, ini tidak boleh terjadi. Mimpi-mimpi yang kurajut bersama Putra tidak boleh hancur hanya gara-gara perbuatan tidak bertanggung jawab dari cecunguk ini.
Salsabila langsung berbalik arah menuruni anak tangga dengan berjalan mengendap-endap agar Arthur tidak mengetahui niatnya yang akan kabur. Namun, suara bariton dari pelayan yang tadi berbicara dengan Arthur mengagetkannya.
"Anda mau ke mana, Nona? Bukankah Tuan muda Arthur sudah naik ke atas? Kenapa Anda malah turun?"
"Eh ... itu saya ingin bertanya pada Anda mengenai obat untuk mengobati luka saya ini." Salsabila mencoba berbohong agar tidak ketahuan dengan memegangi luka di lututnya.
"Semua yang Anda butuhkan ada di kamar Tuan muda Arthur Nona. Jadi, lebih baik sekarang Anda langsung naik ke atas agar bisa mengobati luka Anda!"
"Oh ... begitu Pak, baiklah. Saya akan langsung naik ke atas!" Dengan kikuk serta penuh keraguan, Salsabila mulai menaiki anak tangga. Dirinya berjenggit kaget saat Arthur bersuara.
"Apa kamu mau kabur dariku, Tante cantik? Kamu sudah masuk ke kandang Singa, jadi kamu sudah tidak bisa keluar dari sini dengan mudah. Cepat masuk ke kamar itu!" Arthur mengarahkan dagunya untuk menunjuk ke arah ruangan kamarnya.
"Jangan berpikir kau bisa berbuat macam-macam padaku, karena aku tidak akan tinggal diam jika sampai kau memperkosaku!"
Salsabila menatap tajam Arthur yang saat ini terlihat tertawa terbahak-bahak setelah mendengar ancamannya.
"Kamu masih bisa mengancamku disaat posisimu sedang tersudut Tante cantik. Tenang saja karena aku tidak akan berbuat macam-macam padamu. Cepat masuklah, ada sesuatu yang harus kamu lakukan di dalam!"
Arthur mulai berjalan membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk ke dalam ruangan yang berukuran sangat luas dengan segala perabot mewah yang tertata sedemikian apik menghiasi ruangan tersebut, sehingga terlihat sangat indah dipandang mata.
Salsabila dengan ragu-ragu mulai melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut dan langsung tercengang dengan pemandangan di depannya. Ruangan kamar mewah yang ukurannya sepuluh kali lipat dari kamar kosnya yang hanya sepetak.
Ini kamar apa lapangan sepak bola? Hanya untuk istirahat satu orang saja ukurannya seluas ini. Apalagi banyaknya perabot mewah yang menghiasi ruangan ini. Aarrh ... orang miskin sepertiku meski bekerja berpuluh-puluh tahun tetap tidak akan mungkin bisa membangun istana semegah ini.
Untuk membeli rumah kecil saja harus menabung selama puluhan tahun, memang semua sudah digariskan. Jadi, aku tidak perlu merasa iri dengan semua kemewahan si anak manja ini.
Arthur yang sudah duduk di sofa dengan bersedekap dada dan menyilangkan sebelah kakinya, menatap tajam Salsabila. "Duduklah, dan tanda tangani surat perjanjian itu!"
Salsabila langsung mengambil sebuah kertas putih dengan tulisan di atasnya yang menyatakan bahwa dirinya akan menuruti semua perintah dari Arthur tanpa terkecuali. Dia pun mulai mengerutkan keningnya, karena merasa sangat tidak menyukai dengan perjanjian yang akan merugikan hidupnya.
"Harusnya kau menuliskan apa saja perintahmu yang harus aku patuhi, bukan malah seperti ini. Aku tidak mau mengambil resiko dengan hidupku, karena saat aku menanda tangani ini, maka aku akan selamanya menjadi tawananmu. Kamu mungkin akan memberikan perintah-perintah tidak masuk akal padaku!"
"Aku tidak akan menandatanganinya sebelum kamu menjelaskan yang lebih spesifik mengenai perintahmu itu!"
"Apa sekarang kamu mempunyai hak untuk berbicara dan membantahku? Bukankah tadi kamu sudah berjanji untuk memenuhi semua perintahku? Aku hanya tidak ingin kamu mengingkari janjimu, karena kamu mungkin bisa saja tiba-tiba melarikan diri seperti yang kamu lakukan barusan?"
"Lebih baik kamu cepat tanda tangani itu sebelum aku berubah pikiran dan kembali membuangmu ke hutan belantara tadi! Jangan buang-buang waktu berhargaku dengan meladeni pertanyaan tidak pentingmu itu.
Salsabila langsung menelan salivanya, dirinya benar-benar merasa bingung. Apakah dirinya akan menandatangani perjanjian yang menyangkut hidupnya itu, untuk beberapa saat dirinya menimbang-nimbang keputusannya seraya mengetuk-ngetuk kakinya ke lantai untuk berusaha menghilangkan kegugupannya.
"Baiklah, aku akan menandatangani ini! Akan tetapi, aku akan membantah perintahmu yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, karena urusan pribadiku tidak bisa disangkut pautkan dengan masalah pekerjaan. Antara kau dan aku hanya lah berhubungan dengan masalah pekerjaan."
"Jadi kau tidak bisa berbuat seenaknya padaku dengan mencampuri masalah pribadiku."
Salsabila mulai menambahkan poin masalah pekerjaan dan langsung menandatangani surat perjanjian itu. Lalu menyerahkannya kepada pria yang masih tetap mengumbar bagian atas tubuhnya tanpa merasa malu.
"Selesai, sekarang obati lukamu itu dengan obat yang ada di kotak obat itu!" Arthur mengarahkan jari telunjuknya ke arah sebelah kanan tempat duduknya.
Salsabila mengikuti arah pandang Arthur dan melihat kotak obat yang tergantung di dinding, lalu dirinya mulai berjalan ke arah p3k itu dan mulai mengobati kakinya.
"Aku ingin mandi, cepat siapkan air untukku! Karena ini masih jam kerja, maka anggap saja ini adalah pekerjaanmu!"
"Apa kau pikir aku pembantumu? Bukankah di sini ada banyak pelayan yang akan melayanimu, kenapa harus aku yang melakukannya? Aku akan memanggil pelayan untuk melayanimu."
Salsabila mulai bangkit dari kursi dan mulai berjalan ke arah pintu keluar. Namun, tangannya ditarik oleh Arthur, sehingga membuatnya terhempas ke arah dada bidang telanjang pria itu.
Arthur langsung mengunci posisi wanita di depannya dengan memeluk erat pinggang ramping Salsabila. "Aku memerintahmu karena aku membayar mahal dirimu, jadi kamu harus bekerja dengan baik, Tante cantik!"
"Jika kamu berani membantah perintah dariku sekali lagi, maka aku akan membuat kekasihmu itu dipecat dari perusahaannya! Apa kamu tidak tahu kalau Papaku mempunyai saham empat puluh persen di perusahaan farmasi itu, karena perusahaan itu yang memasok obat-obatan di rumah sakit milik keluarga Raharja."
"Itu berarti aku bisa dengan mudah mendepak kekasihmu dari perusahaan itu, karena pemilik perusahaan itu akan lebih memilih menuruti permintaanku daripada harus mempertahankan satu pegawai yang tidak penting bagi perusahaan."
"Bagaimana, apa kamu masih ingin menolak perintahku, Tante cantik?" Arthur semakin mengeratkan tangannya yang masih melingkar di pinggang ramping Salsabila.
Awalnya Salsabila berusaha untuk melepaskan diri dari Arthur, namun setelah mendengar ancaman dari pria di depannya yang masih mengunci posisinya, membuatnya mendadak terdiam dan tidak lagi banyak bergerak.
"Kenapa kamu membawa kekasihku ke dalam masalah kita, ini adalah masalah kita berdua. Jadi, kau harusnya tidak menarik orang lain masuk ke dalam urusan ini, karena dia tidak ada hubungannya sama sekali."
"Jangan pernah mengusik kehidupan damai dari orang lain karena sikap egoismu itu Arthur! Kau memang benar-benar kekanak-kanakan. Baiklah, sekarang lepaskan aku! Aku akan menyiapkan air untuk kau mandi!"
Salsabila menatap tajam ke arah Arthur yang berada di posisi sangat intim dengannya, mendadak bulu kuduknya merinding saat pria itu mulai semakin mendekati wajahnya dan menghembuskan nafas sensualnya seraya berbisik di telinganya.
"Aku sangat suka dengan wanita sepertimu, Tante cantik. Kamu pasti akan sangat hot saat berada di atas ranjang!"
TBC ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 342 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SIPPPP, ARTHUR SDH MULAI MAIN DGN KKUASAANNYA DGN MNEKAN KLEMAHAN SALSA SSUAI ARAHAN PAPA ABY..
2024-03-11
1
Lina Penuh Kebencian
keluarga Raharja penuh dg ancaman turun temurun
2021-12-12
2
Lalas Nuraida Nuraids
persis kelakuan bapaknya...
2021-08-29
0