Arthur melepaskan pertautan bibirnya setelah merasa kehabisan stok oksigen di paru-parunya. Begitu juga sebaliknya yang dirasakan oleh Salsabila. Keduanya langsung meraup oksigen sebanyak-banyaknya untuk menetralkan deru nafasnya yang sama-sama memburu.
Arthur mengusap bibir Salsabila yang basah akibat perbuatannya seraya tersenyum penuh dengan seringai jahat. Ia mulai menatap wajah cantik di depannya yang terlihat merona di seluruh permukaan kulit putih itu.
"Bagaimana Tante cantik, apakah kamu masih tidak merasakan apa-apa saat aku menciummu? Jika kamu masih tetap tidak memiliki perasaan padaku, mungkin kamu harus segera memeriksakan diri ke dokter, karena sudah jelas bahwa kamu adalah wanita yang tidak normal!"
Salsabila langsung menggelengkan kepalanya. "Sudah aku bilang Presdir, bahwa aku tidak merasakan apa-apa meski Anda menciumku. Aku sangat mencintai kekasihku, dan sebentar lagi aku akan menikah dengannya. Jadi aku harap Presdir bisa mengerti dan jangan mengulangi kesalahan Anda. Karena aku tidak akan memaafkan kesalahan Anda yang ketiga kalinya jika sampai Anda melakukannya lagi!"
"Aarrhh ... kenapa aku jadi takut dengan ancaman dari Tante cantik, memangnya apa yang akan kamu lakukan jika aku melakukan kesalahan yang ketiga? Aku sudah tidak sabar ingin mengetahuinya," ucap Arthur yang mulai mengembalikan posisi tubuhnya, lalu dirinya mulai menyalakan mesin mobilnya.
Salsabila menatap tajam atasannya yang sudah fokus mengemudikan mobilnya. "Aku akan melaporkan Anda pada polisi dengan tuduhan telah melakukan pelecehan seksual padaku sampai tiga kali."
"Lalu nama kamu akan tercoreng, sehingga mempermalukan keluarga Raharja dan tentunya kamu sendiri. Tentu saja perusahaanmu akan terkena imbasnya bukan? Saham perusahaan akan mengalami penurunan drastis akibat skandal seorang presiden direktur."
Salsabila mulai melancarkan ancamannya, bertujuan untuk membuat Arthur merasa takut dan tidak lagi berbuat seenaknya kepadanya. Tapi reaksi dari pria yang sangat dibencinya itu sungguh sangat membuatnya terkejut.
"Lakukan saja itu sekarang, kamu tidak perlu menungguku melakukannya sampai tiga kali! Apakah kamu tidak sadar sedang berhubungan dengan siapa? Bukan aku yang akan rugi, karena aku adalah seorang laki-laki. Akan tetapi, berbeda dengan dirimu yang merupakan seorang wanita, nanti kamu akan lebih banyak disorot dan ditanya macam-macam tentang pelecehan apa yang menimpamu."
"Lalu nama dan gambarmu akan muncul di media dan surat kabar Para netizen mungkin akan menghujatmu dengan menyebutmu seorang wanita penggoda. Apa kamu tidak tahu bahwa orang yang mengagumiku tidak bisa di hitung jumlahnya."
"Semua orang menyanjungku, karena aku adalah seorang pewaris tahta Raharja Group yang sangat tampan, pemimpin perusahaan terbesar yang ada di kota ini. Setiap ada berita buruk tentang diriku, maka ahli IT kami langsung bertindak untuk menghapusnya dari sosial media. Sedangkan kamu, apa yang kamu miliki untuk mencoba melawanku?"
Arthur masih berkosentrasi mengemudikan mobilnya, meskipun mulutnya mengeluarkan kata-kata pedas untuk menakut-nakuti wanita yang tadi diciumnya.
Mendengar perkataan dari Arthur, membuat nyali Salsabila mulai menciut. Dari awal memang dirinya sama sekali tidak berniat untuk melawan pria dengan kekuasaan tinggi itu, niatnya adalah ingin membuat pria itu merasa takut dengan ancamannya.
Namun, yang terjadi malah sebaliknya, karena dialah yang takut dengan penjelasan dari Arthur yang memang real. Akhirnya dia memilih diam seraya mengumpat di dalam hati.
Sial, sekarang malah aku yang ketakutan dengan perkataannya. Ini bocah memang benar-benar kurang ajar, apa dia menganggapku adalah seorang wanita murahan, hingga bisa berbuat seenaknya sendiri padaku. Apa mungkin aku bisa bertahan menjadi asisten pribadinya jika dia terus melecehkanku seperti ini?
Apa aku mengundurkan diri saja besok? Dan melupakan mimpi-mimpiku untuk bisa cepat memiliki rumah sendiri? Akan tetapi, apa yang akan aku katakan pada Ibu di kampung dan Putra? Aarrhh ... aku bingung sekali.
Suasana di dalam mobil pun berubah hening dengan pikiran yang berkecamuk di hati mereka masing-masing.
Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, kini mobil mewah milik Arthur telah sampai di depan sebuah restoran mewah. Setelah memarkirkan mobilnya, Arthur keluar dari mobil.
Begitu juga dengan Salsabila yang langsung turun dan mengekor pria yang sudah berjalan terlebih dulu memasuki restoran.
"Cepat banget sih tuh bocah jalannya, gara-gara sepatu ber-hak tinggi ini, jadi membuatku tidak bisa berjalan cepat menyusulnya."
Salsabila mulai mencari keberadaan Arthur. Namun, seketika mulutnya terbuka saat melihat pemandangan di salah satu meja yang terdapat di bagian ujung restoran. Dimana di sana ada banyak para mahasiswa yang sedang bercanda tawa dan berkumpul bersama pria yang dari tadi dicarinya.
Aarrrh ... brengsek, cecunguk itu ternyata hanya mengerjaiku! Tidak ada meeting atau pun menemui klien, tapi dia malah berkumpul dan bersenang-senang dengan kawan-kawannya di sini. Padahal tadi aku sudah membatalkan janji makan siangku dengan Putra, karena mengira benar-benar ada meeting hari ini, lebih baik aku segera pergi dari sini! Lama-lama, aku bisa muak melihat para bocah-bocah manja itu.
Salsabila berbalik dan berjalan meninggalkan restoran. Namun, suara Arthur yang berteriak memanggil namanya menggema di ruangan tersebut.
"Tante cantik, cepat kemarilah!"
Salsabila mengepalkan kedua tangannya, lalu beralih meremas rok selututnya. Mau tidak mau, dirinya berbalik dan menuruti perintah dari Arthur dengan berjalan mendekat, menuju ke meja yang saat ini ada beberapa mahasiswa yang menatapnya dengan tatapan mesum yang membuatnya merasa risih dan tidak nyaman.
Arthur mengarahkan dagunya seolah memberi kode untuk menyuruh Salsabila duduk di sebelah tempat duduknya.
Mengerti dengan kode dari Arthur yang menyuruhnya duduk, membuat Salsabila langsung mendaratkan tubuh seksinya di atas kursi tersebut seraya bersungut-sungut di dalam hati.
"Cie ... cie ... Raja dan Ratu sudah bersanding di singgasana ceritanya nih."
Sontak semua kawan-kawan Arthur bersorak saat melihat sahabat mereka sudah seperti pasangan pengantin baru yang bersanding di singgasananya.
"Waah ... gila Lo Bro, pantas saja Lo milih segera mengurus perusahaan bokap Lo. Ternyata ini alasannya, ada gebetan yang setiap hari menemani Lo!"
"Iya nih, pantas saja dia mutusin si Silvia. Ternyata dia sudah punya gebetan baru yang lebih oke segalanya."
Mendengar pujian dari semua kawan-kawannya, membuat Arthur terkekeh. "Lo ... Lo pada nggak perlu merasa iri sama gue, karena gue dari lahir sudah bernasib baik, beda sama kalian semua."
"Nggak ada yang nggak bisa gue miliki, apapun yang gue inginkan, bisa dengan mudah gue dapatkan."
"Cie ... itu kepala Lo bisa nggak muat nanti saat masuk ke dalam mobil, karena saking besarnya. Jangan sombong-sombong Bro, nanti kalau jatuh bakalan sakit. Awas saja kalau Lo sampai terkena syndrom bucin, Lo nggak bakal bisa se-sombong ini. Kita-kita bakal sumpahin Lo nggak bisa gonta-ganti cewek lagi karena Bucin sama si Tante cantik. Iya nggak kawan-kawan!"
Aldo menatap satu persatu kawan-kawannya yang juga ikut menyetujui perkataannya, sontak saja suara sorak sorai para mahasiswa tersebut membuat restoran menjadi sangat berisik.
Arthur hanya tersenyum tipis menanggapi umpatan dari kawan-kawannya. "Nggak ada di kamus gue yang namanya bucin, tapi gue yang ngebuat semua wanita bucin sama gue. Benar nggak, Tante cantik?"
Salsabila yang daritadi mengepalkan kedua tangannya di bawah meja karena sangat geram dengan semua perkataan semua mahasiswa yang menyangkutkan dirinya dengan pria yang duduk di sebelahnya, hanya bisa merungut dan mengumpat di dalam hatinya.
Dia pun mulai menolehkan kepalanya saat Arthur memanggilnya. "Betul sekali, Presdir. Bolehkah saya pergi sebentar? Saya ingin pergi ke toilet, saya permisi dulu!"
Arthur refleks meraih tangan kanan Salsabila seraya mengedipkan matanya. "Mau aku anterin nggak, Tante cantik? Apalagi kalau aku diajak masuk ke toilet juga nggak keberatan."
Sontak semua orang tertawa terbahak-bahak begitu mendengar kalimat dari sang raja wanita itu.
"Waah ... ngeri juga Lo Bro, memangnya Lo mau main di toilet? Astaga ... semakin lama Lo semakin parah saja Bro."
Mendengar kalimat-kalimat yang mengarah ke hal-hal yang berbau mesum, membuat Salsabila langsung menghempaskan tangan Arthur dan segera berjalan meninggalkan anak-anak manja yang dianggapnya sudah gila itu.
Salsabila langsung membasuh wajahnya di wastafel yang berada di dalam toilet, rasanya amarahnya telah memuncak saat dikelilingi oleh para anak-anak manja yang sering disebutnya sebagai sampah masyarakat itu.
"Aarrhh ... sebenarnya ada apa dengan hidupku, kenapa semenjak bertemu dengan tuh bocah membuat hidupku lebih banyak sialnya. Sepertinya aku sudah nggak bisa melanjutkan pekerjaan ini, lebih baik aku resign daripada aku harus ngurusin cecunguk itu."
"Hei wanita murahan ...."
Salsabila langsung berbalik saat mendengar suara seorang wanita yang berteriak di belakangnya. Namun, tanpa bisa dihindarinya lagi, sebuah tamparan keras mendarat di pipinya yang putih.
Sontak pipinya terasa panas saat tangan seorang wanita berhasil melayang bebas ke wajahnya.
TBC ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 342 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
WAHHH, SIAPA TUH YG BILANG SALSA WANITA MURAHAN..
2024-03-11
0
Rafanda 2018
judulnya resign ko masih kerja
2024-02-19
1
Lalas Nuraida Nuraids
nah loh mantannya Arthur Dateng ....
2021-08-29
0