Kini, 4 pegawai wanita terlihat berwajah kecewa saat berada di pelataran tempat karaoke yang ternyata ada tulisan close pada pintu masuk dengan kaca besar tersebut.
"Yah, tempatnya tutup. Kita nggak jadi bersenang-senang dong? Apes banget nasib kita hari ini." Raut wajah penuh kekecewaan terlihat jelas di wajah Aisyah.
"Ya sudah, berarti belum rejeki kita kali. Lebih baik kita pulang saja, besok saja kita kembali ke sini lagi." Salsabila mulai menyerukan pendapatnya.
"Yah ... nggak asik dong, aku sudah bersemangat sekali pengen bersenang-senang hari ini." Ayu mulai melihat ke arah sebelah kiri tempat karaoke yang tertulis "AYR Club" dan menatap teman-temannya 1 persatu.
"Kita ke sana saja yuk! Sekali-sekali masuk ke sebuah Club' kan nggak apa-apa, mumpung aku belum menikah. Anggap saja ini ritual sebelum melepas masa lajangku. Kalian mau kan?" Ayu menatap ke arah 3 sahabatnya. Yaitu, Salsabila, Aisyah dan Lia.
Sontak saja 3 wanita itu mengikuti arah telunjuk Ayu, dan sama-sama membulatkan mata mereka.
"Waah ... gila kamu Ayu. Kalau calon suamimu tahu kamu bersenang-senang di sebuah Club' malam, bisa-bisa kamu dimarahin habis-habisan. Kita-kita nggak mau ya, jika sampai kena imbasnya saat kamu bertengkar dengan calon suamimu."
"Lagian aku juga nggak mau masuk ke tempat itu, pasti banyak orang-orang mabuk di sana, Iih ... ngeri!" Salsabila mulai mengeluarkan pikiran-pikiran buruk yang ada di kepalanya.
"Eh ... tapi sekali-sekali nggak apa-apa lagi. Lagian kalau kita-kita nggak ngomong kepada tunangannya Ayu, dia nggak bakal ngerti." Lia mulai mengemukakan pendapatnya.
"Iya Salsabila, daripada kita pulang kan jadi nggak asyik. Ayo kita turuti saja kemauan terakhir Ayu sebelum dia resign dari perusahaan. Nanti kita minum yang nggak beralkohol saja, lagian kan kita rame-rame ke Club'-nya, jadi nggak mungkin ada laki-laki yang kurang ajar sama kita. Ya Salsabila ... ya!" Aisyah menggoyangkan tangan sahabatnya agar mau berubah pikiran.
"Iya Salsabila, biar kita tahu seperti apa sih suasana di sebuah Club' malam. Biar kita nggak di cap ketinggalan jaman dan kuper alias kurang pergaulan. Jadi, saat ada orang yang ngebahas tentang Club' malam kan kita nggak malu-maluin, karena sudah pernah masuk ke dalam sana."
"Ayo Salsabila, Please! Ini keinginan aku sebelum aku menikah." Ayu pun mulai menyatukan kedua tangannya, seolah ingin memohon pada sahabat yang dianggapnya paling susah untuk diajak bersenang-senang.
Salsabila menghembuskan napasnya dengan kasar setelah melihat tatapan penuh permohonan dari ketiga sahabatnya.
"Astaga ... kalian benar-benar ya, bikin aku nggak enak dan nggak bisa nolak saat kalian melihatku seperti itu. Baiklah, ini untuk pertama dan yang terakhir pokoknya. Karena aku nggak mau di cap sebagai wanita nakal oleh kekasihku, ini rahasia kita berempat, dan jangan sampai ada orang yang mengetahui kita pernah datang ke Club' ini!"
"Oke, sip." Dengan serempak 3 wanita di depan Salsabila mulai mengarahkan jari jempolnya ke arah sahabatnya yang paling cantik tersebut.
"Oke, let's go!"
Salsabila mulai berjalan paling depan menuju ke sebuah Club' yang tak jauh dari tempatnya berdiri, diikuti oleh ketiga sahabatnya. Saat dirinya hendak masuk, bunyi dering ponsel mengagetkannya.
Salsabila mulai membuka tas selempang miliknya dan mengambil ponsel pintarnya, matanya membulat sempurna saat melihat siapa yang menghubunginya. Dirinya langsung menoleh ke arah ketiga sahabatnya.
"Kalian masuk dulu gih! Pacar aku tiba-tiba menelfon nih. Padahal tadi aku sudah bilang ada janji makan-makan dengan kalian, tapi nggak tahu kenapa ini malah telepon segala."
"Ya sudah, kamu angkat dulu telepon dari pacar kamu! Kita-kita masuk dulu, nanti kamu nyusul ya, Salsabila," jawab Ayu mengungkapkan pikirannya.
Salsabila hanya menganggukkan kepalanya dan mulai berjalan sedikit menjauh untuk mencari tempat yang tenang agar bisa berbicara dengan kekasihnya tanpa ada suara berisik yang mengganggu. Sedangkan Aisyah, Ayu dan Lia mulai memasuki Club' malam tersebut dan mencari tempat duduk yang sekiranya pas untuk mereka berempat.
*****
Sementara itu, di tempat duduk Arthur dan 2 sahabatnya, mereka bertiga terlihat tengah serius mengamati para wanita yang memasuki Club' malam tersebut.
Arthur yang dari tadi berkosentrasi mencari mangsa yang akan membuatnya memenangkan taruhan dengan Aldo sedikit merasa khawatir, karena dirinya masih belum menemukan sosok wanita seperti yang diinginkannya.
Sial ... sepertinya aku akan kalah dari Aldo dan aku harus rela kehilangan motor sport yang baru dibelikan oleh Kakek. Kenapa tidak ada tante cantik yang datang ke sini? Kebanyakan hanya ada para gadis-gadis manja yang sok cantik dan asyik tebar pesona melihat cowok-cowok tampan, gumam Arthur.
"Sepertinya lo bakal kalah taruhan kali ini Bro, sampai sekarang belum ada yang pas seperti kemauan lo kan?" Aldo tersenyum menyeringai melihat Arthur yang masih fokus melihat ke arah pintu masuk.
"Eh ... lihat tuh! Ada 3 wanita karir yang baru masuk dan sedang mencari tempat untuk duduk. Kayaknya umur mereka jauh di atas kita, coba kamu perhatikan apa ada yang cocok dengan seleramu, Bro!" Freddy mengarahkan jari telunjuknya pada 3 wanita berseragam kantor yang sedang memandang ke sekeliling untuk mencari tempat duduk.
Arthur langsung mengikuti arah pandang Freddy dan memperhatikan dengan seksama 3 wanita yang saat ini sudah duduk di kursi empuk yang tak jauh dari tempat duduknya.
Dan ia langsung menggelengkan kepalanya. "Wajah para tante itu standard Bro, nggak level lah jika gue menjadikan wanita seperti itu sebagai pacar gue. Lo tahu sendiri kan semua pacar gue cantik-cantik dan seksi."
"Dasar, kalau selera lo nggak diturunin sedikit, maka sudah bisa dipastikan kali ini bakal kalah taruhan sama Aldo." Freddy melirik ke arah sahabatnya, "ya nggak Al, lo bakal ngedapetin motor sport cuma-cuma milik Arthur."
"Yes, betul sekali itu. Sudah Bro, mending ngaku kalah aja sama gue. Gue yakin lo bakal kalah kali ini." Aldo seketika menutup mulutnya saat melihat Arthur mengarahkan sebelah tangannya ke arahnya.
"Ternyata Tuhan selalu berpihak sama gue Al, lo jangan pernah mimpi untuk menang dari gue, karena gue yang akan selalu menang. Lo tahu arti nama gue kan? Seorang raja tidak akan pernah kalah. King Arthur selalu menang, sekarang lo lihat ke arah pintu masuk itu!"
Arthur mengarahkan jari telunjuknya ke arah pintu masuk. Dimana ada seorang wanita cantik nan seksi yang memakai kemeja dengan kerah berpita yang berwarna biru muda dengan rok pendek selututnya, terlihat tengah mengarahkan pandangannya menyusuri setiap sudut ruangan Club' seperti tengah mencari keberadaan seseorang.
Sontak Aldo dan Freddy mengikuti arah jari telunjuk Arthur dan melihat wanita cantik yang dimaksud sahabatnya tersebut.
"Waah ... gila bener. Tuh Tante, cantik dan seksi banget, Bro. Kayaknya nasib lo memang selalu mujur dalam hal perempuan. Sudah sana, lo embat saja tuh Tante cantik!" Freddy menepuk pundak Arthur, seolah memberi semangat dan dukungan penuh pada sahabatnya tersebut.
Sedangkan Aldo langsung bersungut-sungut melihat ulah Freddy. "Sialan lo Fred, bukannya dukung gue, tapi lo malah dukung Arthur. Gue bakal jadi jongos dia selama 1 bulan nih." Aldo menepuk jidatnya, karena sudah yakin akan kalah taruhan dari sahabatnya.
Baru beberapa menit yang lalu gue merasa di atas angin, tapi dalam hitungan detik, gue langsung terhempas ke bawah. Arthur memang selalu bernasib baik dari dulu. Sial ... sekarang gue termakan omongan gue sendiri, menjadi jongos seorang King Arthur.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 342 Episodes
Comments
Kalsum
semangat king
2023-01-16
1
Lina Penuh Kebencian
bapaknya ska daun muda ank ya ska yg lbh tua ckckck
2021-12-11
0
Hesti Pramuni
mm.. menyimak dr judul didpn.. pastilah cewek yg baru masuk itu (salsa) adlh tokoh utama cewek. jd...target si Artur lah..
tul kan thor...
2021-03-04
5