Lenna terbangun dan mendapati dirinya berada di dalam hutan yang sangat besar
Dia melihat tangannya yang agak kecil, meskipun begitu dia sepertinya tau umurnya menyusut
Dia tidak tau nama hutan itu namun dia bisa menyimpulkan bahwa dia ada di suatu tempat atau berpindah dimensi
"Kenapa aku bisa berpindah dimensi? bukannya aku sudah mati?" Tanyanya dalam hati
"Untung saja cincin ruang ini masih ada" ucap Lenna bernafas lega melihat sebuah cincin di tangannya
Cincin itu adalah pemberian Jendral sebelumnya, dia mewariskan semua hartanya pada Lenna karena tau Lenna adalah orang baik
Awal pertemuan mereka saat Lenna menyelamatkan anak dari Jendral itu dan menjadi teman baik
Sebelum meninggal dia sempat mengatakan bahwa pewarisnya adalah Lenna karena saat itu anaknya berada di luar negri memegang suatu tanggung jawab sebagai CEO maka dari itu dia mewariskan semua hartanya
Untung Lenna bisa tau cara menggunakan semua alat yang diberikan Jendral itu namun yang dia tidak tau adalah sebuah kalung bewarna biru muda yang berbentuk sebuah kunci
Dia berfikir bahwa kalung itu adalah kalung biasa jadi dia terus memakainya agar bisa mengingat Jendral yang selalu bersama nya
"Sepertinya umurku disini 15 tahun.... kenapa bisa menyusut begini..." Tanyanya kebingungan sambil memprediksi
Selama ini setiap Lenna berperang pasti akan mengenakan kalung itu agar mengingat mendiang jendral dahulu, sangat tajam untuk ukuran kalung, untungnya Lenna selalu hati hati memakai kalung itu
"nah sekarang aku harus bagaiman?" ucap Lenna memegang kalungnya dengan erat sampai tangannya tergores karena ada salah satu pinggiran kalung itu tajam dan tanpa sengaja darahnya menetes
Sriing
Sebuah cahaya tiba tiba menyilaukan mata Lenna dan saat dibuka dia melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat sebelumnya
Pemandangan yang sangat indah bagi para manusia normal, tapi tidak dengan Lenna
"Hah?! dimana ini?!" Tanyanya kebingungan jelas dia tidak terkagum kagum
"Ini seperti dalam novel novel, malas aku tuh kalau sama semua novel yang kubaca seperti ini" gumam Lenna malas
Selama ini ketika Lenna menghabiskan waktu luangnya pasti Lenna akan membaca Novel, bahkan ketika istirahat dia akan membaca novel sambil makan
"Berisik" ucap seekor burung yang sedang bertengger di pohon
"Nah kan mirip, pasti seperti ini adegan selanjutnya, tapi beda dikit tak apalah" batin Lenna kesal
Lenna jelas agak kesal karena bukannya dijawab malah bilang berisik kan itu wajar, pikirnya
"Hei Burung bodoh! katakan aku dimana atau aku akan mencabut semua bulu mu" ucap Lenna menarik ekor burung itu
"Eh?! Ah!! jangan cabut buku kesayangan ku!" ucapnya frustasi
"Katakan atau.... " Ucapan Lenna terhenti karena burung itu berbicara duluan
"Iya Iya, bisakah kamu menghormati ku sedikit?! aku ini lebih tua darimu!" ucapnya tak terima
"Ck, burung Tua bodoh, mana jomblo lagi" ejek Lenna
Jleb
"Perkataan yang sangat menyakitkan" batik burung itu menangis tanpa air mata
"Beraninya kamu sama leluhur ini!!" ucapnya marah, lingkungan sekitarnya menjadi es
Lenna tertegun dengan keadaan sekitarnya lalu menarik lagi ekor burung itu
"Dasar burung bodoh! Leluhur apanya jika masih kalah dengan anak kecil ini?!" ejek Lenna
"Memangnya kenapa?!" ucap burung itu tak terima dengan perkataan wanita itu
bruk
Lenna tiba tiba melepaskannya karena terlalu kesal membuat burung itu terpaksa mencium tanah dan paruhnya nyangkut ditanah
"Ups, maaf aku tak sengaja" ucap Lenna mengalihkan pandangannya sambil bersiul
"Dasar gadis kejam!" gumamnya
Beberapa menit kemudian Lenna akhirnya bisa bersandar sebentar sambil menunggu penjelasan dari burung bodoh itu
"Nah sekarang jelaskan aku dimana?" ucap Lenna to the point
"Jadi tempat ini biasa disebut Ruang dimensi Ice Phoenix, dan dimensi ini terhubung oleh kalung itu, kamu tak sengaja meneteskan darahmu sehingga kamu bisa masuk kesini" ucapnya
"M... sekarang bisa jelaskan aku ini ada di dunia mana?" Tanyanya
"kamu ada di dunia Kultivator dimana yang kuat dihormati dan yang lemah di tindas, hutan tadi namanya adalah Hutan Kematian yang sangat menyeramkan, tentu dibalik tempat Menyeramkan itu ada tempat yang indah dong, nah sekarang cobalah berkultivasi dan tes elemen mu" ucap burung itu
"Tunggu, aku tidak harus memanggilmu Ice Phoenix kan?" tanya Lenna
"Tentu tidak, berikan aku nama Tuan!" ucap Burung itu semangat
"Ck, baiklah namamu Yuu" ucap Lenna
"Terimakasih tuan" ucap Yuu senang
"baik aku mau berkultivasi dulu, jadi jangan ganggu aku" ucap Lenna mengambil posisinya yang nyaman
Yuu yang malas menunggu pun mencari pil yang tersisa dari pemilik terdahulu
"Haih, sepertinya dimasa depan aku harus melewati banyak rintangan untuk membantu gadis itu" ucapnya kesal
Warna mata Lenna sebenarnya adalah Merah, tapi karena tidak ingin dianggap aneh oleh orang orang Lenna mengubah warna matanya menjadi biru
Lenna hanya membuka lensa matanya ketika ia tidur atau tidak ada tugas, jadi bisa bersantai gitulah
Dia sebenarnya tidak menyukai warna matanya, ketika dia sadar bahwa matanya itu spesial dia tidak lagi tidak menyukai matanya dan malah bersyukur karena diberi kelebihan
5 bulan telah berlalu
kini Lenna membuka matanya, sekarang Lenna sudah tambah cantik dan merasakan tubuhnya ringan
"Hei Yuu! kau dimana? " panggil Lenna
"Aku disini tuan" ucap sosok anak kecil melesat kearah Lenna
"Oh apakah ini wujud barumu?" tanya Lenna memperhatikan Yuu dari atas sampai bawah
"aku bisa berubah wujud jika tuan semakin kuat, dan menurut perhitungan Yuu, Tuan majikan sudah mencapai kultivasi Raja level 4" ucap Yuu menilai tingkat kecepatan kultivasi Lenna
"Yah... hanya segitu sia sia dong aku tuh" keluh Lenna mendadak lemes
"Dasar tidak bersyukur!" ucap Yuu kesal, pasalnya butuh 2 tahun untuk lolos satu tingkat saja
sementara Lenna sudah 5 tingkat dan itu dalam waktu 5 bulan
sungguh membuatnya ingin muntah darah ketika mendengar ucapan tuannya
"Oh ya berikan aku semua jurus terkuat!" ucap Lenna
"Di ruang sebelah adalah perpustakaan, disana sudah kusiapkan teknik tingkat emas, silakan dicoba" ucap Yuu langsung pergi karena malas meladeni ucapan Tuannya
Lenna pun hanya menyunggingkan senyum tipis lalu bergegas memulai pelatihan barunya di dunia ini
Lenna berjalan sambil menggerutu
"Semoga Yuu kejatuhan buah apel" ucapnya dan hati
Yuu sekarang sedang asyik makan buah apel yang ada di taman belakang sambil rebahan diatas pohon
Tuk
Bruk
tanpa sengaja semua apel itu jatuh dan Yuu merasa ini adalah hari sialnya
"Arrrggghhh! siapa sih yang mengutukku!" gerutunya
"Bwahahaha, mampus kau burung tua! " ejek Lenna tak sengaja melihatnya
"Sialan! hancur sudah reputasi ku sebagai burung ilahi terjantan dan terkuat!" ucapnya kesehatan
Dengan kesal dia menghentakkan kakinya menuju tempat untuk dia bersantai
"Yuu! " panggil Lenna
"Apa lagi?! " ucap Yuu datang langsung
"Ini apa ya?" ucap Lenna memegang sebuah buku berlapis es
"Itu?! Woah! Tuan beruntung sekali ini adalah buku terkuat yang pernah ada" ucap Yuu terkagum kagum dengan Tuannya
"Oh gitu, sana keluar aku mau lanjut baca!" ucap Lenna mengusir Yuu
"Ck, gadis tak tau perasaan!" garutunya kesal menghentakkan kakinya lagi
....
Ye Len An
Versi Merah
Versi Biru
Yuu
Agatha dan Arta
Kalung Dimensi Ice Phoenix
Pembagian Kultivator dan Element:
**Kultivator Perunggu: 1-5
Kultivator Perak : 1-5
Kultivator Emas : 1-5
Kultivator Jendral : 1-5
Kultivator Raja : 1-5
Kultivator Kaisar : 1-5
Kultivator Langit : 1-5
Kultivator Surga : 1-5
Kultivator Dewa : (Masih menjadi Misteri)
Element:
Tanaman
Tanah
Angin
Petir
Es
Air
Api
Cahaya
Kegelapan
. . . . .
Mohon maaf jika visualnya tidak sesuai yang diharapkan dan maaf jika ada kata yang salah
Terimakasih telah membaca Novel ini, mohon dukungan, komen, Saran, kritik, dan Votenya
Salam dari Author**~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Hening Nuri
bumi sama tanah sama aja deh keknya,knp g tumbuhan aja?
2021-01-01
3
Fita
Author.. tingkat kultivasinya ko ga banyak misal sampai godness mistik gapa ga perlu dimasukin ke hati kalo nyakitin cuma saran,oke?
2020-11-28
1
🎐꧁༺𝒜𝒾𝓈𝓎𝒶𝒽༻꧂🦋
menurut saya ya thor pas kalimat
{"nah sekarang aku harus bagaimana?"ucap lenna memegang kalungnya dengan erat (...)dan tanpa sengaja darahnya menetes(...) }
seharusnya ditambahin kata kata di yang saya kasih tanda kurung (sampai tangannya tergores )kalo dia keadaannya tidak luka luka dan (mengenai kalungnya).
itu pendapat saya selebihnya saya serahkan ke author
2020-11-02
2