Seperti biasanya Lenna berkeliling dulu sapa tau ada hal menarik gitu kadang ada yang menarik kadang ada yang tidak, itu pikirnya
Dia meneliti bangunan bangunan Akademi dengan hati hati agar tidak rusak kalo rusak ribet tuh dia mana pasti abangnya tidak mau tanggung jawab
Menurut pengamatannya, Akademi ini sudah dibangun sejak 200 tahun yang lalu, banyak sekali kerutan kerutan maupun debu di setiap sudut bangunan
Sungguh rasanya dia ingin mengangumi gurunya itu.....
Ngomong ngomong entah kenapa kalau dia bertemu dengan Guru atau Kakek besar dia merasa bahwa Gurunya adalah kakeknya karena kasih sayang, nada pengucapan dan tingkah laku seperti seorang kakek yang menyayangi cicitnya
Aih, mungkin itu efek pertama kali mendapat murid yang jenius kali....
Sungguh sangat tidak peka dengan perasaan kekeluargaannya....
Lalu tiba tiba dia merasa ada yang memanggilnya dan menoleh kearah suara
"Hei! Kau murid baru sini kemari!" Ucap seorang wanita mencoba menantang Lenna
Lenna yang menatap orang itu ingin sekali takjub, apa Akademi sebagus ini ada orang sombong sepertinya?
"Ya ada apa? Tanya Lenna menatap malas kumpulan orang didepannya
" Panggil aku Senior!" Ucap angkuh wanita itu, dia hanya menatap remeh Lenna yang masih gadis kecil
"Kalau begitu panggil aku tuan, kalo tidak..." Ucap Lenna terhenti melihat tatapan remeh nya
"Kalo tidak apa? Mau pukul aku?! Jangan ngayal deh" ucapnya arogan
"Bagaimana jika itu memang kenyataan" ucap pelan Lenna seolah olah dia sangat misterius
"Apa kau bilang bocah!" Ucap wanita itu geram ingin menampar Lenna
Brak
Bruk
Duagh
"Arrrggghhh!" Teriak wanita itu
Bagaimana tidak? Sebelum sampai 5 m dari Lenna dia sudah dipukul tangannya, kakinya dan badannya dan terhempas kebelakang
"Ck, Merepotkan" decih kesal Lenna
"Berani Berani beraninya kamu! Macan Roh! Keluarlah!" Teriaknya lalu muncullah seekor Macan Roh bewarna putih
Lenna menyipitkan matanya sebentar
"Andaikan 3 orang itu ada disini" batinnya karena malas
"Oh betul juga" batin Lenna mendapatkan ide cemerlang
"Ayo main boneka ku" ucap Lenna mengeluarkan bonekanya berbentuk Manusia
Bagi orang biasa pasti akan berfikir bahwa boneka itu bukan apa apa, tapi bagi orang yang kuat pasti tau kalo boneka Lenna memiliki aura gelap
"...." Mereka yang masih belum kuat hanya diam saja sambil bertanya tanya
"Hahaha, apa kau pikir boneka mu bisa membuatku kalah?!" Cemoh wanita itu
"Kita lihat saja" gumam Lenna menutup matanya
"Majulah!" Teriak wanita itu lalu Macan Roh itu maju dan menerkam Lenna
Lenna membuka matanya dan tampak manik biru itu yang sangat indah dan pandangannya tajam lalu Boneka yang sedari tadi dia pegang langsung bergerak menghadang Macan Roh itu.
Untungnya Lenna sudah mempelajari yang Rann suruh untuk mempelajari jurus pengubah warna mata ketika lagi bertarung
Mereka tercengang melihat Boneka yang tadinya diam saja tiba tiba bergerak, mereka tidak tau kekuatan apa yang sebenarnya ada dalam diri Lenna
Boneka itu dengan gesit menghindar setiap serangan dan juga dengan cepat menyerang Macan Roh ketika ada celah
Pertarungan yang sengit pun terjadi, Bonekanya Lenna tidak memiliki luka apapun sementara Macan itu sudah dipenuhi luka
"Ck, Lama pasti aku ditunggu tuh sama kakak kakak ku" batin Lenna
"Yaudah lah daripada bosan mendingan aku pakai saja itu" batin Lenna menyimpan kembali bonekanya
Pas sekali bonekanya itu mau diterkam oleh si Macan dan waktu dia menyimpan kembali bonekanya bukannya Macan itu menangkapnya eh malah jatuh
"Hahaha, mana boneka mu itu?! Takut boneka mu terluka?!" Ucap wanita itu sombong lalu bangkit
"Apa masalah nya?" Tanya Lenna menatap tajam wanita itu
"Ten__" Belum sempat melanjutkan ucapannya dia tiba tiba jatuh terduduk ketika merasakan aura yang kuat
Macan tutul yang tadinya di penuhi luka sudah sembuh dan menatap Lenna dengan hormat
"Kau terbebas sekarang, Jangan sia siakan hidupmu" ucap Lenna berjongkok dan mengelus Macan Roh itu
"Terimakasih Ratu" ucap Macan Roh itu menunduk membuat mereka kaget tapi ucapannya tidak terdengar hanya saja mereka kaget yang dilakukan Macan itu
"A-Apa?! Bagaimana mungkin?! Kontrak ku?!" Ucapnya terbata bata
Lenna berdiri lalu menghampiri wanita itu dan berjongkok
"Nah siapa sekarang yang kalah hm? Kakak Cantik" Ucap Lenna menekan kata Kakak cantik
"Kau!! Kau dasar Iblis!" Teriaknya
Semua orang yang menyaksikan itu hanya terdiam, mereka berniat untuk diam saja ketika Lenna mempunyai aura yang mengerikan
Sementara itu...
Yuwen dan Yuan terus mencari Lenna yang tiba tiba hilang, mereka takut Lenna diculik karena cantik dan imut
"Gimana nih, belum ketemu juga" ucap Yuan khawatir tentang adiknya
"Hei, itu ada apa disana ya?" Tanya Yuwen menunjuk kerumunan
"Ayo coba lihat!" Ucap Yuan menarik kakaknya duluan
Sesampainya disana, Yuwen dan Yuan terkejut melihat Lenna yang ditantang oleh seorang wanita
Awalnya Yuwen ingin membantu Lenna, namun dia dihadang oleh Yuan yang langsung menariknya keatas pohon yang bisa menonton pertandingannya
"Nih buatmu, kita akan menonton pertunjukan seru, Mana mungkin adik kita yang merupakan Jendral berpengalaman bisa kalah dengan wanita itu" ucap Yuan membagikan popcorn yang entah darimana datangnya
"Tapi kan....." Ucap Yuwen, walau dia tau adiknya itu dulunya seorang Jendral, tetap saja dia khawatir karena Lenna belum berkultivasi
"Udahlah, tenang saja aku yakin adik kita menang kok" ucap Yuan meyakinkan kakaknya
"Baiklah" ucap pasrah Yuwen langsung mengambil popcorn nya dan duduk
Mereka dengan santai menyaksikan pertunjukan dari adiknya tersayang
Awalnya mereka kaget kalo Lenna punya boneka manusia yang bisa bergerak tapi bukannya protes atau apa Yuan malah menyemangati adiknya beda dengan Yuwen
Yuwen hanya mengernyitkan keningnya, karena dia tak pernah mendengar kabar bahwa Jendral Ye Len An punya boneka buatan yang bisa bergerak
Wajar saja karena boneka itu Lenna dapat setelah sampai di dunia ini, ada setengahnya dari Yuu juga
"Semangat! Semangat! Ayo hajar terus dik!" Teriak Yuan menggebu gebu
Mereka yang dibawah mengalihkan perhatiannya pada asal suara
Mereka hanya kebingungan melihat Yuan yang terus bersorak sorak sambil memakan makanan aneh di tangannya
Bahkan Lenna pun hanya diam saja karena dia tau itu suara siapa toh itu bukan urusannya
"Em... Dik, kita dilihat mereka loh" ucap Yuwen merasa tak nyaman
"Biarkan saja mereka, yang penting aku mendukung adikku!" Ucap Yuan tegas
"Terserah kau dek, aku diam saja" ucap malas Yuwen dengan adiknya yang menurutnya sangat aneh
Setelah pertandingan itu selesai mereka langsung menghampiri Lenna
"Kamu keren dek, bagaimana caranya begitu? Ajarin dong" ucap Yuan sangat berharap
"Jangan ngarep lu bang" cibir Lenna
"Idih, songong amat lu dek" ucap kesal Yuan terhadap adiknya
"Ye... Abang ini bodoh ya? Makanya belajar sono!" Ejek Lenna
"Sialan kau dek! Abang yang pintar ini masa dibilang bodoh!" Ucap kesal Yuan
"Pintar ngambil hati perempuan!" Ejek Lenna dengan senyum mengejeknya
"Sialan kau!" Ucap Yuan kesal
"Sabar... nanti tak belikan pistol deh bang" ucap Lenna
"Ya awas kau kalo bukan pistol" ucap Yuan
"Terserah padamu Abang ku tersayang" ucap Lenna mengejek kakaknya
"Iya adikku tersayang" ucap Yuan mengejek balik adiknya
Yuwen bingung harus melerai mereka dengan apa, soalnya kalo di komik itu tatapan mata mereka seperti ada arus listrik
"Bodoh lah.... bukan urusan juga" ucap Yuwen meninggalkan mereka
"Eh, Kak! Tunggu!" Seru Lenna dan Yuan mengejar Kakaknya
.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments