"Jeng, rumah nya asri banget, pantes bokap Lo pengen banget nikmatin masa tua disini" ujar Mela saat tiba di rumah baru Ajeng.
Rumah bergaya klasik, berlantai dua, dengan halaman depan yang tidak terlalu luas, ditumbuhi rumput gajah dan beberapa pot tanaman, masuk ke dalam rumah interior nya begitu sempurna tidak terlalu mewah, terkesan simpel tapi elegan.
Ayah Ajeng adalah pejabat salah satu perusahaan BUMN mempunyai dua orang anak, Ajeng anak kedua, yang pertama sudah menikah dan tinggal di Jakarta.
Masuk ke ruang tengah lalu menuju dapur ada pintu kaca yang bergeser menghubungkan pada taman belakang, terdapat gazebo dan pohon besar yang menambah teduhnya halaman itu. Di samping dan belakang rumah Ajeng terdapat sawah bila di lihat dari balkon. Udaranya masih sangat sejuk.
Mela, Yudha dan Ayumi langsung menuju gazebo di halaman belakang, sedangkan Tedy membantu Ajeng menyiapkan makanan kecil. Berjalan kearah mereka dengan membawa nampan minuman dingin dan makanan yang di bawa oleh Tedy, sore ini mereka menghabiskan hari di rumah Ajeng.
"Nathan gak kesini Mi?" tanya Mela
"Otw katanya, tapi gak tau sampe jam berapa karena bantuin ayahnya tadi di kantor" jelas Ayumi masih asik dengan ponselnya.
"Wah, dah siap dong dia lulus kuliah langsung pegang jabatan bokapnya"
"Gak tau juga Mel, gw gak begitu paham"
Yudha sedari tadi hanya mendengarkan pembicaraan Ayumi dan Mela tentang Nathan.
"Yud, mau ini?" tanya Mela sambil menawarkan brownies pada Yudha.
"Aaaa" Yudha membuka mulutnya.
"Oohh so sweet sih kalian makin hari" Ajeng menggoda Mela yang sudah merona wajahnya.
Ayumi senang, karena banyak perubahan pada Yudha terhadap Mela, bukan apa, memang Ayumi ingin Yudha bersama-sama Mela kelak.
"Mbak Ajeng, ada temannya dateng" mbak Sari datang bersama Nathan yang sudah membawa gitar di tangannya.
"Mi, dia emang keren sii" sahut Mela tanpa sadar Yudha mendengarnya.
Darimana kerennya sih cuma bawa gitar doang batin Yudha.
"Sorry ya baru dateng" duduk di samping Ayumi "nunggu lama?" tanya nya lagi pada Ayumi diikuti gelengan oleh Ayumi.
"Yang, kamu jadi pesan ayam bakar kan?" tiba-tiba Tedy mengingatkan Ajeng kembali.
"Oh iya, aku telpon dulu deh, sudah jalan belom orang nya yah" Ajeng berlalu ke dalam.
"Nyanyi bro, dah lama gak denger suara Lo" ujar Tedy.
"Gue ke toilet dulu" pamit Yudha.
"Lagu apa Ted" tanya Nathan yang sudah memulai memetik metikkan senar gitar dengan jari-jarinya.
"Apa aja lah, yang penting enak di denger ya gak Mi" mengangkat dagunya ke arah Ayumi. Ajeng berjalan kearah mereka dan duduk bersandar pada pundak Tedy.
"Ini aja ya" Nathan mulai memetik senar gitarnya lalu memandang Ayumi dan tersenyum.
🎶🎶🎶
Kurasa 'ku sedang jatuh cinta
Karena rasanya ini berbeda
Oh, apakah ini memang cinta?
Selalu berbeda saat menatapnya (hu)
Mengapa aku begini?
Hilang berani dekat denganmu
Ingin 'ku memilikimu
Tapi aku tak tahu
Bagaimana caranya?
Tolong katakan pada dirinya
Lagu ini kutuliskan untuknya
Namanya selalu kusebut dalam doa
Sampai aku mampu
Ucap maukah *denganku
(Tolong-Budi Doremi*)
Tatapan tajam mata Nathan pada Ayumi menunjukkan bahwa sejatinya dia memang ingin semua orang tahu bahwa dia mencintai gadis manis didepannya. Ayumi tersenyum penuh arti.
Tanpa mereka sadar, Yudha memperhatikan dari kejauhan, menyandarkan tubuhnya pada pintu kaca dengan memegang gelas di tangannya. Yudha memperhatikan bagaimana tatapan Nathan yang sungguh-sungguh pada Ayumi.
Melepaskan mu lagi untuk kesekian kalinya, aku berharap di kehidupan yang lain kita benar-benar dipersatukan tanpa ada lagi perbedaan -Yudha-
"Ooww, gue mau dong dinyanyiin kayak gitu" seru Mela dengan tatapan mata yang berbinar-binar.
Yudha berjalan kearah mereka. Membawakan sepiring mangga yang di ambilnya saat mbak Sari akan membawa ke tempat mereka.
"Sini gue nyanyiin Lo" ujar Yudha lalu menerima gitar dari Nathan.
"Iih beneran? emang bisa? kok gue baru tau" Mela tak percaya.
"Bisa dia kalo cuma nyanyiin Lo Nina Bobo Mel" tawa Ayumi.
Genjreng an gitar mulai terdengar, Yudha menampakkan raut wajah yang serius...
🎶🎶🎶
Kala ku pandang kerlip bintang nun jauh di sana
Sayup kudengar melodi cinta yang menggema
Terasa kembali gelora jiwa mudaku
Karena tersentuh alunan lagu semerdu kopi dangdut
Ajeng pun berdiri lalu bergoyang, Tedy mulai menabuh nampan minuman.
"Tariiiiik siiiiis" diiringi tawa Mela, Ayumi, dan Nathan.
🎶🎶🎶
Api asmara yang dahulu pernah membara
Semakin hangat bagai ciuman yang pertama
Detak jantungku seakan ikut irama
Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut
Irama kopi dangdut yang ceria
Menyengat hati menjadi gairah
Membuat aku lupa akan cintaku yang telah lalu
🎶🎶🎶🎶
"Aseeeek, hajaaarr terus bro" gelak tawa mereka pun terus menggema sepanjang sore itu.
🍂🍂🍂
Waktu menunjukkan jam sembilan malam, Mela memilih untuk pulang dengan diantar oleh Yudha, begitu pun Ayumi mengingat dia harus menyelesaikan revisi skripsinya yang sudah memasuki bab tiga.
Berhenti di pelataran apartemen, Nathan memarkirkan motornya.
"Aku antar sampai ke dalam ya" Ayumi pun mengangguk.
Sampai di depan pintu apartemennya, Ayumi menawarkan Nathan untuk masuk. Nathan menutup pintu dan berjalan kearah sofa, menunggu Ayumi keluar dari kamarnya.
"Mo minum Nat?
"Boleh deh, dingin ya"
Memberikan minuman ke Nathan Ayumi duduk di sampingnya lalu menghidupkan tivi yang ada di hadapan mereka.
"Udah dua minggu kamu tinggal disini sendirian, kamu gak takut Mi?"
Ayumi menggeleng "aku malah takut sama kamu" ujarnya lalu tersenyum.
"Kok takutnya sama aku" Nathan lalu tertawa mengacak acak rambut Ayumi.
"Iya, takut kamu tiba-tiba khilaf"
"Khilaf gimana? selama ini kan gak"
"Iya juga sih"
"Apa kamu yang pengen aku khilaf" lalu mendekatkan tubuhnya pada Ayumi.
Ayumi mendadak menjauhkan tubuhnya, memukul lengan Nathan, Nathan pun terkekeh.
"Serius aku tuuuuhhh" lagi lagi Nathan menggodanya, wajah Ayumi sudah terlihat merona. "gak papa kali Mi, bentar doang"
"Nathan, apaan si"
"Kok apaan, kan wajar kalo pacarnya minta di sayang"
"Norak deh"
Nathan menarik hidung Ayumi "aww, sakit Nat"
"Sini aku sembuhin"
"Gak ah, ntar nyembuhinnya di tempat yang berbeda" sungut Ayumi.
Nathan tertawa lagi melihat wajah Ayumi yang semakin memerah.
"Sini" tariknya Ayumi sudah berada di naungan lengan nathan, merangkulkan lengannya pada pundak Ayumi.
"Aku mo nanya boleh ya"
"Nanya apaan?"
"Setelah kuliah ini rencananya kamu gimana?"
"Aku...entahlah" Ayumi menjawab bingung "pengennya balik ke Jakarta, tapi.."
"Tapi?"
"Iya, aku bingung, dengan kita" jawabnya lagi.
Nathan menghela nafasnya, membelai rambut Ayumi yang sudah menyandarkan kepalanya di pundak Nathan.
"Tapi, kita bisa pacaran jarak jauh Nat"
"Aku gak suka yang begitu Mi, seperti pungguk merindukan bulan rasanya"
"Lalu?"
"Nanti aku pikirkan lagi bagaimana jalan keluarnya, yang pasti aku gak mau jauh dari kamu" ujarnya penuh keyakinan lalu mencium pucuk kepala Ayumi.
Ayumi menengadah kan wajahnya pada Nathan, pandangan mereka pun terkunci satu sama lain.
"Boleh gak?" pinta Nathan dengan mata sendunya.
Ayumi pun mengangguk, tak menunggu lama Nathan memberikan kecupan pada bibir Ayumi, lalu menjadi lama dan lama, ******* nya dengan lembut begitupun Ayumi membalasnya. Lalu perlahan terlepas dengan nafas yang saling memburu.
***aku rasa mereka masih memiliki tingkat kewarasan yang baik ya gaeeesss wkwkw
up 1 part ...hepi baca bacanya...tq 😘***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
EndRu
hahaha kopi dangdut yang ceria 😍😍😍
2023-03-05
0
ocre
duh.... ga enak banget ini rasanya
2023-02-03
0
Agna
Yudha.. fokus ke Mela aja ya
2022-03-14
0