Dira merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Bahkan ia tidak sanggup pergi ke kamarnya sendiri. Matteo dan Kalvis dalam perjalanan menuju banyak rumah produksi untuk memeriksa keperluan Dira - apa sudah sesuai dengan pesanan mereka. Jadilah Dira kembali ke rumah sendirian.
Tidak seperti biasanya di mana ia pergi pukul enam pagi dan sampai di apartemen pukul dua belas malam, hari ini Dira sudah tiba pukul lima sore. Syukur sedang tidak ada jadwal manggung. Hanya shooting iklan dan pemotretan majalah.
"Sepertinya tidak ada orang," ucap Dira. Ia bangkit dan meraih jasnya yang sudah tergeletak di atas meja kemudian berjalan ke lantai dua di mana kamarnya berada. Lagi-lagi ketika ia membuka pintu hanya ada barang-barang yang ia temui. Dira menarik napas lalu mengembuskannya dengan cepat. Jas di tangan ia lempar ke atas sofa kemudian ia berbaring.
Suasana seperti ini sudah sering ia rasakan sejak kecil. Papa dan Mamanya tinggal di Heren, sementara kakaknya sekolah asrama. Dira tinggal sendirian di rumah keluarga di Emertown. Tidak ada yang menyambutnya pulang kecuali pelayan. Karena itu ia lebih memilih berada di luar hingga malam hari.
Sekarang, ia tidak bisa tinggal dengan orangtuanya. Mr. Ernesto Kenan, Papa Dira yang merupakan Chairman Kenan Grouph tidak memberikan persetujuan atas karir Dira sebagai seorang artis.
Iseng Dira mengambil ponsel di saku celananya. Ia cari nomor Cloe dan menelpon kekasihnya. Lumayan lama dan telpon Dira tidak mendapat jawaban. Dira mendengus. Ia masih mencoba mengerahkan segala cara, dimulai dengan menghubungi manager Cloe hingga akhirnya menelpon Cloe berkali-kali. Percobaan ke delapan belas, akhirnya Dira mendengar suara kekasihnya.
"Sayang?" panggil Dira.
Cloe memutar bola matanya. "Kamu tahu aku sedang shooting, 'kan?" tegur Cloe dengan nada tinggi. Dira sempat menjauhkan ponsel dari telinganya. Syukur ia sudah biasa terkena omelan Cloe. Toh, sudah tiga tahun mereka bersama.
"Aku rindu kau." Dira mengeluarkan rayuan gombalnya. Namun, Cloe sedang tidak mendapatkan mood-nya hari ini. Beberapa kali ia harus ditegur karena acting-nya yang buruk. Sutradara juga tidak punya pilihan lain. Nama Cloe sedang populer karena hubungannya dengan Dira Kenan.
"Sayang, aku mohon jangan kekanak-kanakan. Aku lelah hari ini. Jadwalku juga padat. Kalau bosan kau main saja dengan temanmu yang lain!" omel Cloe lagi.
Dira mendegus. "Hanya beberapa menit saja aku ingin mendengar suaramu. Apa shooting lebih penting dari aku?" Dira mulai menjadi.
Lagi-lagi Cloe memutar bola matanya. Ia menaikan sebelah alis dan kaki kanannya ia hentakan ke lantai. "Jangan berlebihan, Dira. Aku juga lelah dan bosan, bukan kau saja. Sudahlah! Aku harus kembali shooting. Aku matikan," ucap Cloe dingin. Ia benar-benar mematikan telpon itu bahkan sebelum Dira mengiyakan.
Senyum getir terkembang di wajah Dira. Pria itu itu melempar ponselnya ke lantai. Syukur karena itu ponsel buah apel dan lantai yang dilapisi karpet, ponselnya masih baik-baik saja. "Sial! Aku bosan!" keluh Dira lagi dengan suara yang cukup kencang.
"Jika kau bosan, bagaimana kalau kita memasak?" tawar sebuah suara. Dira terperanjat dan langsung terduduk di sisi tempat tidurnya. Suara itu berasal dari perasaan yang sudah ia kubur dalam-dalam. Dira mengusap wajah dan napasnya bergerak semakin cepat. Ada desiran dalam hati yang menyesakkan batin meski hanya beberapa detik. Pemilik suara itu berada jauh di sana, entah dimana ... Dira tidak tahu.
🌿🌿🌿
**Wwwkkkkk .. zonx
aku up 4x deng 🤣🤣
satu chapter lg besok pagi ya...
sampe sini gimana ceritanya? mau nambah gak? racunin teman2nya dulu donk suruh baca**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Candy
dasar penjahat kelamin 😠
2023-05-22
1
Esti Afitri88
tulisannya menyentuh pearasaan . seperti terhisap kedalam novel .
2022-09-17
0
Najwa_auliarahma
aku malah penasaran sama penampilan bia sekarang, apa masih gendut kayak dulu 🤔
2022-08-29
0