Menerima takdir membuat pintu yang terkunci akhirnya terbuka. Begitu juga bagi Bia. Setelah ia menerima keberadaan bayi dalam kandungannya, hidupnya kembali berjalan dengan mudah. Bia akhirnya mendapat tempat tinggal dan pekerjaan di toko roti yang berdiri di seberang gang menuju kamar yang ia sewa.
Ia juga tidak menyangka baik Mrs. Carol maupun Mrs. Anne - pemilik toko roti justru sangat memperhatikannya. Mereka banyak memberikan nasehat seputar kehamilan hingga memberikan Bia makanan sehat bagi ibu hamil semacam tumbuhan obat. Bia seperti mendapatkan keluarga baru di sini.
"Kapan kau akan melahirkan?" tanya Melvi, pegawai di toko roti yang sama dengan Bia. Saat itu mereka tengah mengemas roti ke dalam bungkus plastik.
"Seharusnya minggu depan jika tidak ada masalah. Aku tetap harus berhati-hati," jawab Bia. Ia melihat perutnya yang sudah terlihat bulat besar. Anaknya laki-laki dan hampir setiap malam aktif menendang hingga Bia tidak bisa tidur. Syukur ia tidak ketiduran ketika bekerja.
"Bukannya Mrs. Anne memintamu cuti?" tanya Melvi, aneh dengan sikap Bia yang sangat bersemangat bekerja meski perutnya sudah terlihat sangat berat. Bia tersenyum. Ia tidak bisa diam karena setiap kali diam, justru anaknya sangat bersemangat menendang perut. Karena itu ia lebih memilih bekerja.
Sikap nakal Bia itu akhirnya memberikan efek negatif. Malam itu ketika sedang bersiap tidur, Bia merasakan rasa mulas di perut hingga hampir tak tertahankan. Ia juga terus mengeluarkan cairan kental.
Bia ingat kata dokter, jika seperti itu ia harus langsung ke rumah sakit. Akhirnya Bia nekat sendiri. Meski sedang memakai piyama, Bia pergi keluar menenteng tas menuju jalan raya untuk menunggu Bus. Ia tidak ingin mengganggu Mrs. Carol dan tetangga lain.
Dokter sendiri kaget mendengar pengakuan Bia yang berangkat ke rumah sakit sendiri naik bus sementara menurut hasil pemeriksaannya, Bia sudah mengalami kontraksi dan pembukaan ke lima. "Padahal sangat bahaya karena posisi kepala bayi sudah berada di panggul. Kenapa bisa kamu senekat ini?" omel dokter ketika Bia sudah berada di ruang persalinan.
Bia tersenyum meski sesekali meringis sakit merasakan mulas. Ini malam tahun baru dan seharusnya semua orang berkumpul dengan keluarga. Ia salut dengan perawat dan dokter yang siap siaga menolongnya untuk bersalin.
"Pasti ibunya harap-harap cemas, apa bayinya lahir tahun ini apa tahun depan," kelakar dokter agar membuat suasana sedikit hangat. Ketidak hadiran keluarga membuat dokter takut Bia mengalami stress. Sayangnya Bia lebih tegar daripada yang mereka anggap. Empat bulan ia hidup sendirian mencari nafkah dengan perut yang semakin hari semakin membesar. Bia juga sudah tegar menghadapi ucapan orang yang mencemoohnya.
Tahun ini ia tidak mendengar bunyi kembang api karena harus berada dalam ruangan terisolasi dan menunggu hingga pembukaan sepuluh. Rasa mulas semakin meraja lela. Bahkan durasi kontraksi semakin sering dan kuat. Merasakan ini membuat Bia semakin rindu dengan Ibunya. Meski ia sudah mencoba melupakan, tetap saja Bia merasa menyesal. Bagaimana reaksi ibunya jika tahu putri yang ia lahirkan dengan susah payah kini mengalami hal seperti ini sendirian.
"Apa sesakit ini dokter?" tanya Bia sambil memegang punggungnya yang terasa panas. Dokter masih memantau keadaannya. Melihat pembukaan Bia yang sangat cepat membuat dokter yakin jika gadis itu akan melahirkan malam ini juga.
"Sus, kepala bayinya sudah terlihat," ucap dokter tanda meminta semua suster di sana bersiap. Dokter kedua terlihat datang dari pintu masuk. Bia mulai merasa panik. Sepertinya ketenangan tadi menghilang begitu saja tat kala rasa sakit semakin merajalela hingga terasa panas ke ubun-ubun. Bahkan rasa sakit ini jauh lebih parah dibandingkan bagaimana dulu tulang-tulangnya sempat patah akibat kecelakaan ketika mobil yang ia tumpangi dengan keluarganya terjun bebas ke tebing pinggir pantai.
"Kamu pasti bisa. Datang ke sini naik bis sendirian saja kamu bisa, seharusnya sekarang juga. Kamu wanita yang hebat." Dokter itu terus memberikan Bia semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Lisa Nur
nyesek bgt ya Allah
2024-04-24
0
Candy
bia...😢
2023-05-22
1
Rizkha Nelvida
takdir kita beda beda🥺😢
2022-10-31
0