"Mbak! Saya pesan yang coklat dua saja. Kenapa isinya malah coklat semua? Mana sudah dibungkus pula. Bagaimana ini? Saya jadi dikomplain oleh suami," omel seorang ibu membawa sebuah kotak cantik berisi roti yang kemudian ia simpan di meja kasir.
Bia yang sedang membersihkan meja melirik sebentar. Begitu yakin Melvi sudah menghadap wanita itu, Bia kembali berkonsentrasi pada pekerjaannya. "Maaf, Bu. Saya salah," ucap Melvi. Ibu itu mendengus sambil berkacak pinggang. "Namun kemarin ibu sendiri yang bilang, yang dua itu hanya rasa coklat almond, sisanya terserah saya. Jadi saya atur seperti itu."
Mendengar penjelasan Melvi membuat ibu itu semakin meradang. "Heh, Mbak! Meskipun saya berikan kebebasan pada anda, harusnya anda kreatif sedikit, donk! Di toko ini rasa roti itu banyak, masa isi paket hadiahnya hanya rasa coklat!" timpal wanita yang tubuhnya sedikit tambun itu.
"Pokoknya saya ingin ganti!" tegasnya.
Melvi menggeleng. "Maaf, Bu! Barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan," tolak Melvi. Ia memeriksa ada roti yang kemasannya sudah tidak rapi. Tidak mungkin jika itu hasil pekerjaan Bia dan dirinya. Pasti plastiknya sudah dibuka. "Lagipula, ibu sudah merusak beberapa kemasan rotinya," tekan Melvi.
Wajah ibu itu sempat panik sebelum akhirnya ia melotot dan menjambak Melvi. Kontan Melvi berteriak kesakitan. Mendengar suara Melvi, Bia berlari dan berusaha melepas tangan ibu itu dari rambut Melvi. "Maaf, Bu. Biar saya saja yang ganti," ucap Bia. Barulah ibu tadi menurunkan emosinya. Ia melepas rambut Melvi. Bia berlari ke ruang staff dan mengambil dompetnya.
"Ini berapa, Vi?" tanya Bia.
"Tiga ratus ribu," jawab Melvi ketus sambil menatap ibu itu dengan tajam. Bia memberikan uang ganti rugi. Setelah mendapat apa yang ia mau, akhirnya ibu itu pergi meninggalkan toko. Melvi keluar dari meja kasir dan menghampiri Bia.
"Kamu itu bodoh apa gimana? Berhenti bersikap baik. Akhirnya kamu sendiri yang rugi. Daripada diberikan pada wanita itu, lebih baik kamu simpan untuk kamu belikan Divan susu," omel Melvi. Ini bukan pertama kalinya Bia seperti ini.
Melvi membongkar kotak roti dan mengeluarkan salah satu roti yang bungkusnya sudah terbuka. Ia sobek roti itu dan ia paksa Bia memakannya. "Bagaimana rasanya?" tanya Melvi.
Bia mengunyah roti yang Melvi suapi padanya. Kemudian ia terbelalak. "Ini bukan roti dari toko ini. Isinya ditukar?" tanya Bia bingung.
Melvi mengangguk. "Tuh, kan! Bahkan orang pintar pun kalau terlalu baik akhirnya kena tipu juga," tekan Melvi. Gadis itu masih ingat saat Bia menolong seorang bapak-bapak di bus yang mengaku tidak enak badan. Ternyata orang itu berniat melecehkannya. Untung saja Melvi di sana dan langsung memukuli manusia bejat itu.
"Sudahlah! Nanti kalau susu Divan tidak bisa kau beli, katakan padaku. Biar aku belikan," tegas Melvi sambil kembali ke meja kasir. Bia nyengir kuda.
"Jangan-jangan kau hamil oleh Divan juga hasil dibodohi mantanmu yang mengaku kelebihan darah putih," celetuknya sambil menyalakan wireless.
Bia mendengus. Biarlah Melvi berkata apa, Bia menyadari bagian kebodohannya hingga berakibat adanya Divan dan ia tidak memungkiri. Bia hendak mengambil alat pelnya. Namun ia mematung karena mendengar suara penyanyi yang keluar dari wireless yang Melvi mainkan.
***senyuman ini hanya khayalan
sentuhanmu tidaklah nyata
bodohnya aku masih terlena
ilusi hampa***
Baru satu bait yang Melvi dengar. "Ya ampun! Dira itu suaranya saja sudah seperti angin surga," komentar Melvi menikmati lagu kesukaannya. Namun, semua itu terhenti ketika Bia langsung mematikan wireless. Melvi mematung. "Kenapa lagi kau?" tanyanya.
Bia melotot. "Aku sudah bilang padamu, pakai earphone saja! Berisik!" tekan Bia. Ia tidak bisa mengaku bahwa ia tidak mau mendengar suara Dira lagi. Apalagi lirik dari lagu itu, lagu yang Dira ciptakan untuknya dulu.
🌿🌿🌿
****Yuk Ajak teman-teman lain buat ramaikan juga novel ini. 😘 Jangan lupa tinggalin like ya. biar masuk ranking. kasian author inu gk pernah naek ranking 🤣🤣
Sampai jumpa besok pagi**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Sani Srimulyani
bener kata melvi, jangan terlalu baik.
2023-07-05
0
Candy
udah tau ceritanya tapi tetap aja kesel sama si Dira 🤣
2023-05-22
0
Enung Samsiah
setuju melvi👍
2022-12-16
0